Mohon tunggu...
Nurdian
Nurdian Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mohon maaf jika banyak kekurangan, Saya hanya seorang pemula. Semoga dimaklumi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggali Hikmah dalam Kesusahan: Menjadi Fakir Sebagai Balasan atau Ujian?

7 Juni 2023   17:46 Diperbarui: 7 Juni 2023   18:23 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Bahrul Ulum

Pengajian Ikhya Ulumudin yang diadakan setiap hari Rabu jam 16.00 - 17.15 WIB bersama KH Subhan Makmun telah menjadi ajang pembelajaran dan refleksi bagi banyak orang yang hadir. Pada Rabu, 7 Juni 2023, topik yang dibahas adalah Juz 4 Bab Adab Seorang Fakir di Masjid Agung Kabupaten Brebes. Dalam pengajian ini, disampaikan intisari yang mengajarkan tentang bagaimana seorang fakir dapat memperoleh balasan atau siksaan tergantung dari perilaku dan sikapnya terhadap makhluk Allah SWT.

Dalam agama Islam, seorang fakir sering kali menghadapi banyak kesusahan dan kesulitan hidup. Namun, pengajian tersebut menekankan bahwa kesusahan yang dialami oleh seorang fakir dapat menjadi balasan yang baik jika ia berbuat baik terhadap makhluk Allah SWT dan menjaga akhlaknya dengan baik. Keutamaan ini disampaikan sebagai sebuah pengingat bagi para hadirin bahwa kesusahan yang mereka alami dapat menjadi sarana untuk mendapatkan pahala jika mereka tetap taat kepada Allah SWT dan tidak mengeluh dalam menghadapinya. Menerima kefakiran dengan penuh syukur adalah kunci untuk memperoleh kebaikan dan pahala.

Namun, jika seorang fakir menjadi sengsara dan mengalami siksaan, hal itu dapat dipahami sebagai konsekuensi dari perilaku yang negatif. Jika seorang fakir terus menerus menciptakan masalah akibat kefakirannya kepada sesama makhluk, selalu mengabaikan perintah Allah SWT, dan selalu marah terhadap takdir yang telah ditentukan-Nya, maka siksaan dapat menjadi konsekuensi yang diterima. Dalam pandangan ini, siksaan bukanlah sebuah balasan dari Allah SWT, tetapi lebih merupakan hasil dari pilihan dan tindakan yang diambil oleh seorang fakir.

Oleh karena itu, penting bagi setiap fakir untuk memahami bahwa kefakiran itu sendiri bukanlah sumber siksaan atau penderitaan. Sebaliknya, kefakiran dapat menjadi ladang amal dan kesempatan untuk mendapatkan kebaikan dan pahala yang lebih besar. Siksaan hanya datang jika seseorang melakukan perbuatan yang melanggar ajaran agama dan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun emosional.

Dalam konteks ini, pengajian Ikhya Ulumudin memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menjaga akhlak, berbuat baik kepada sesama, dan menerima kefakiran dengan tulus. Melalui pengajaran ini, diharapkan setiap fakir dapat menghadapi kesusahan hidup dengan sikap yang baik, tetap taat kepada Allah SWT, dan berusaha menjalankan perintah-Nya. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan balasan yang baik dan melangkah menuju kebahagiaan abadi di dunia dan akhirat.

Dalam kesimpulan, pengajian Ikhya Ulumudin yang diadakan setiap hari Rabu jam 16.00 - 17.15 WIB bersama KH Subhan Makmun telah mengajarkan banyak hikmah tentang kefakiran dan sikap yang harus diambil oleh seorang fakir. Keadaan fakir dapat menjadi balasan yang baik jika seseorang tetap berbuat baik kepada makhluk Allah SWT, menjaga akhlak, dan bersyukur atas kefakirannya. Namun, jika seorang fakir menyebabkan masalah dan melanggar perintah Allah SWT, maka siksaan dapat menjadi konsekuensi dari perilaku tersebut. Oleh karena itu, penting bagi setiap fakir untuk menjalankan ajaran agama dengan baik dan menjaga sikap yang benar dalam menghadapi kesusahan hidup. Dengan demikian, mereka akan memperoleh kebaikan dan pahala, serta menjauhkan diri dari siksaan yang tidak diinginkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun