Mohon tunggu...
Nurdian
Nurdian Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mohon maaf jika banyak kekurangan, Saya hanya seorang pemula. Semoga dimaklumi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alasan Kenapa KDRT Seperti Siklus yang Berulang-ulang

24 Mei 2023   14:51 Diperbarui: 24 Mei 2023   14:56 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Pixabay.com)

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah sebuah realitas yang menghancurkan kehidupan banyak keluarga di seluruh dunia. Salah satu aspek yang membuat KDRT menjadi begitu kompleks dan sulit dihentikan adalah siklus yang berulang-ulang. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi alasan mengapa KDRT dapat menjadi sebuah siklus yang terus berputar, mengulang dan melibatkan korban serta pelaku. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi siklus ini penting untuk mengambil tindakan yang efektif dalam menghentikan KDRT secara permanen.

1. Pola Kekerasan Belajar
Siklus KDRT sering kali dimulai dengan kekerasan yang dipelajari di masa lalu. Pelaku KDRT mungkin telah menjadi korban KDRT saat mereka masih kecil. Mereka belajar bahwa kekerasan adalah cara untuk menyelesaikan konflik atau mengendalikan orang lain. Pola ini dapat terus berulang ketika pelaku tumbuh dewasa dan menghadapi masalah dalam hubungan mereka.

2. Dinamika Kekuasaan dan Kontrol
KDRT seringkali berkaitan erat dengan dinamika kekuasaan dan kontrol. Pelaku KDRT sering menggunakan kekerasan sebagai alat untuk mendominasi dan mengontrol pasangan atau anggota keluarga lainnya. Mereka mungkin merasa terancam oleh perubahan atau ketidakpatuhan pasangan mereka, yang kemudian memicu kekerasan sebagai respons. Siklus ini berulang karena pelaku ingin mempertahankan kekuasaan dan kontrol mereka.

3. Masalah Kesehatan Mental dan Ketergantungan
Kesehatan mental yang buruk dan ketergantungan pada zat adiktif juga dapat memainkan peran dalam siklus KDRT. Pelaku KDRT mungkin mengalami masalah kesehatan mental seperti kemarahan, kecemasan, atau gangguan kepribadian yang mempengaruhi cara mereka berinteraksi dalam hubungan. Penggunaan zat adiktif juga dapat memperburuk perilaku kekerasan dan memicu situasi berulang.

4. Faktor Lingkungan
Lingkungan di sekitar individu juga dapat mempengaruhi siklus KDRT. Ketidakadilan sosial, ketidaktoleranan terhadap kekerasan, dan kurangnya akses terhadap sumber daya dan dukungan dapat menyebabkan siklus kekerasan berlanjut. Faktor-faktor ini dapat memperkuat pola kekerasan dan membuat korban sulit untuk melarikan diri dari situasi yang berbahaya.

5. Rendahnya Kesadaran dan Rendahnya Penerimaan Sosial
Salah satu alasan mengapa KDRT menjadi siklus yang berulang adalah rendahnya kesadaran dan rendahnya penerimaan sosial terhadap masalah ini. Stigma dan malu yang terkait dengan KDRT seringkali membuat korban enggan untuk mencari bantuan atau melaporkan kekerasan yang mereka alami. Hal ini memungkinkan pelaku untuk terus melanjutkan perilaku kekerasan tanpa pertanggungjawaban.

Pemahaman mendalam tentang siklus KDRT merupakan langkah penting dalam menghentikan kekerasan ini. Masyarakat perlu berperan aktif dalam mengubah persepsi dan sikap terhadap KDRT, serta memberikan dukungan kepada korban. Melalui pendidikan, kesadaran, dan sumber daya yang memadai, kita dapat bekerja sama untuk memutus siklus KDRT dan membangun lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan bagi semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun