Mohon tunggu...
Nurdian
Nurdian Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mohon maaf jika banyak kekurangan, Saya hanya seorang pemula. Semoga dimaklumi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Emosi Negatif Silent Killer Komunikasi dalam Rumah Tangga

3 Maret 2020   13:37 Diperbarui: 3 Maret 2020   14:47 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi (Sumber: family.lovetoknow.com)

Keluarga merupakan sebuah lingkungan terkecil sebuah kehidupan, dimana hampir setiap populasi manusia didunia itu mempunyai keluarga. Semua keluarga pasti mempunyai masalah masing - masing karena jika ada komunikasi pasti ada emosi disitu baik emosi dalam bentuk cinta maupun amarah. Tentu saja emsoi yang negatif akan berdampak buruk bagi sebuah komunikasi sebuah keluarga entah itu orang tua, anak ataupun yang lainnya. Kita sering melihat kekerasan yang terjadi dalam sebuah rumah tangga baik kekerasan verbal maupun kekerasan fisik, ini adalah bentuk pengaruh dahsyat dari emosi negatif kepada komunikasi keluarga yang menghancurkan mental psikologis korban.

Sebuah keluarga merupakan pemerintahan terkecil dalam sebuah keluarga, dimana suami adalah seorang kepala negara atau orang tertua jika tidak ada suami. Disini adalah fungsi seorang kepala keluarga begitu berarti dalam berkomunikasi, dimana jika terdapat komunikasi yang tidak sehat maka tugas kepala keluarga adalah mentralkan komunikasi yang sehat tersebut, misalkan jika anak yang sedang bertengkar karena berebut sesuatu maka tugas kepala keluarga adalah mendamaikan mereka dengan baik dan bijak sana tana kekerasan verbal maupun fisik. 

Jika kepala keluarga tidak mempunyai kemampuan untuk mendamaikan dan menyelesaikan masalah maka tragedi emosional pun akan sering terjadi dalam keluarga tersebut dan tak hanya terjadi pada keluarga tersebut dampak tersebut akan dirasakan oleh keluarga lain seperti tetangga maupun keluarga terdekat lainnya.

Sebagai manusia tentunya kita memiliki emosi baik negatif maupun positif, namun terkadang kita selalu lupa mengendalikan emosi tersebut. Secara garis besar ada dua tipe orang ketika mengalami emosi negatif, pertama yaitu orang yang mudah meluapkan sebuah amarah pasti sering sekali berimbas kepada keluarganya dan yang kedua adalah orang yang dengan tipe pendiam ketika marah tentunya akan memendam emosi tersebut tanpa mengucapkan sepatah katapun namun menyimpan dendam dalam hatinya, dua tipe tersebut adalah yang paling umum ditemukan dilingkungan kita.

Ketika kita belum berkeluarga tentunya tidak masalah ketika kita mau meluapkan emosi atau tidak selama tidak melanggar hukum, namun ketika kita sudah berkeluarga tentunya kita harus berfikir kembali ketika kita sudah berumah tangga, Karena akan ada dampak yang akan terjadi ketika ada emosi negatif saat kita berkomunikasi dengan keluarga kita. 

Banyak dampak yang akan timbul terhadap keluarga jika kita tidak memikirkan dampak tersebut, seperti komunikasi keluarga yang tidak sehat, acuh tak acuh, KDRT, pertumbuhan psikologis anak yang terganggu, nama baik keluarga menjadi tercemar dan lain - lain. Hampir semua peerceraian yang terjadi adalah pengaruh emosi negatif dalam berkomunikasi, jumlah perceraian di Indonesia cukup besar dan rentan terjadi di masyarakat kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan untuk mengatasi tersebut? Bebrapa cara agar anda bisa membangun menghidari emosi negatif dalam komunikasi keluarga adalah sebagai berikut :

  1. Komunikasi yang buruk adalah komunikasi yang dipenuhi dengan emosi negatif, maka dari itu jangan berkomunikasi jika anda mulai terpengaruh oleh emosi negatif akibat perbedaan pendapat atau apapun yang membuat emosi negatif anda muncul atau diamlah untuk sementara
  2. Sadarilah jika anda mulai emosi dan rendahkanlah intosasi yang mulai meninggi
  3. Mengalah adalah suatu sikap yang perlu dimiliki oleh anggota keluarga, orang tua perlu mengajari anak tentang hal tersebut
  4. Tarik nafas panjang dan minum air putih adalah terapi sederhana untuk meredakan amarah
  5. Ketika dalam kedaan biasa ingatkan kepada anggota keluarga agar saling mengingatkan ketika ada yang menyimpan unek - unek dalam berkomunikasi
  6. Hindari konflik atau membahas sesuatu yang tidak bermanfaat terkadang kita sering sekali emosi ketika membicarakan sesuatuyang tidak penting buat kita namun hal tersebut memicu pertengkaran dirumah tangga
  7. Seringlah bercanda yang baik, agar terjalin komunikasi yang positif dalam berkeluarga
  8. Biasakan untuk mengajarkan anggota keluarga untuk saling memotifasi dalam hal apapun dan sekecil apapun karena ini penting untuk membangun komunikasi yang baik dalam keluarga
  9. Jika sempat ajaklah keluarga anda untuk berlibur keluar kota maupun ketempat rekreasi yang menyenangkan sehingga membangun emosi yang postif anggota keluarga

Dan masih banyak hal lain yang perlu dilakukan oleh anda tergantung dari gaya anda berkomunikasi dan kondisi keluarga kita. Karena sebuah keluarga pasti mempunyai masalah masing - masing, jika tidak dengan anak ya mungkin dengan orang tua atau keturunan, mertua kerabat, karir dan masih banyak hal lain yang membuat kita berkomunikasi dengan emosi negatif, namun hal - hal tersebut bisa kita tangani selama kita masih bisa tenang dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. 

Kita semua dianugrahi rasa seperti Tuhan miliki seperti bijaksana, welas asih dan penyayang dan lain - lain, maka dari itu jangan sampai murka menghapuskan rasa yang kita miliki tersebut. Banyak orang - orang yang menyesal karena sejak dini tidak menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga hingga tua renta, mereka hidup sendirian karena anak - anak dan keluarganya meninggalkan mereka. Tentu saja kita tidak ingin hal tersebut terjadi dalam keluarga kita atau pada diri kita, maka dari itu bangunlah keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang sehingga tercipta negara yang damai dan sejahtera karena setiap keluarganya hidup dengan penuh kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun