Mohon tunggu...
mazda puthun
mazda puthun Mohon Tunggu... -

laki-laki tak berbau.. absurd..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjalani Semua Ini

1 Maret 2010   01:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:41 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

seandainya saja saya boleh memilih untuk dilahirkan atau tidak, sebenarnya saya lebih memilih untuk tetap dikandungan ibu saja, waktu itu saya tidak tahu kalau didunia luar sana ternyata seperti ini, memang (katanya) waktu saya pertama kali keluar dari kandungan ibu banyak orang yang bersyukur memanjatkan puji kepada Tuhan, senang mereka kalau saya bisa keluar dengan selamat, tidak ada sesuatu apapun yang kurang. Eh tapi ternyata saya tidak boleh memilih, saya harus tetap lahir, tidak boleh selamanya di kandungan ibu.

setelah saya lahir, seandainya lagi, saya boleh memilih, saya akan tetap memilih untuk menjadi bayi, mengingnkan apapun yang saya mau pasti dikasih sama ibu, tidak pernah tidak, padahal senjata saya cuma satu, menangis. Eh, lagi lagi saya tidak diperkenankan untuk memilih, saya harus tumbuh besar, mulai bisa menggerakkan tangan, membalikkan badan, berjalan, mengucapkan 'ibu.. minta susumu', merangkak, berjalan, berlari, bahkan membentak ibu..!!!

lalu dari itu semua, mulailah, saat ini saya berpikir, sendainya saja keinginan saya -untuk tetap di kandungan ibu itu, atau tetap menjadi bayi sajalah- dikabulkan oleh Tuhan, saya yakin seribu yakin, SAYA TIDAK AKAN PERNAH ADA DISINI..

saya sadari.. saya harus menjalani ini..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun