Mohon tunggu...
NURCHOLIS SETIAWAN
NURCHOLIS SETIAWAN Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UHW Perbanas

Dinamis, suka mempelajari sesuatu, terbuka untuk semua pertemanan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengubah Tantangan Karir Generasi Z Menjadi Peluang Emas : Softskills Sebagai Faktor Meningkatkan Kinerja

26 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 26 Januari 2025   04:22 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam dunia kerja yang semakin dinamis, keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang unggul menjadi pilar utama keberhasilan perusahaan. Generasi Z, sebagai kelompok usia produktif terbaru, menghadirkan peluang dan tantangan tersendiri bagi organisasi. Dengan populasi yang signifikan di Indonesia, mereka membawa karakteristik unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya.

Generasi Z dicirikan sebagai generasi digital yang telah mengenal tehnologi sejak lahir dan menganggap betapa pentingnya teknologi dalam kehidupan Generasi Z (Halova dalam Prawitowati, et all, 2024). Generasi Z mahir menggunakan teknologi, berpikir cepat, dan mampu multitasking. Selain itu, generasi ini lebih memilih fleksibilitas kerja dan keseimbangan hidup dibandingkan jam kerja tradisional.

Generasi Z biasanya tidak menunjukkan tingkat ketahanan yang setinggi generasi sebelumnya, tetapi mereka lebih cerdas, percaya diri, dan memiliki kecenderungan untuk mengambil peran kepemimpinan. Meskipun mereka cenderung lebih impulsif, mereka juga lebih cepat dalam mengambil tindakan. Generasi ini senang mengeksplorasi tantangan baru dan tidak merasa terintimidasi oleh perubahan yang terus terjadi.

Generasi Z lebih berminat pada pekerjaan yang bersifat kelompok atau tim. Dari sudut pandang Generasi Z, menganggap dirinya sebagai generasi pekerja keras, namun tetap menganggap sangat penting dan menghargai fleksibilitas dalam bekerja (Mila & Karuniawati dalam Prawitowati, et all, 2024). Preferensi mereka terhadap komunikasi digital dibandingkan tatap muka juga kerap dianggap mengurangi kedalaman hubungan kerja, yang menjadi perhatian dalam kolaborasi di lingkungan profesional. Kombinasi faktor ini membuat beberapa perusahaan merasa bahwa Generasi Z perlu lebih memahami nilai-nilai kerja yang sejalan dengan ekspektasi organisasi.

Bekerja dengan generasi yang berbeda membutuhkan penyesuaian nilai dan gaya kerja bagi generasi Z. Selain itu, beradaptasi dengan nilai-nilai perusahaan menjadi langkah penting, karena setiap organisasi memiliki budaya kerja yang perlu dipahami dan diikuti agar tercipta harmoni dalam lingkungan kerja lintas generasi. Dibandingkan dengan generasi Y, generasi Z cenderung kurang menunjukkan resiliensi yang lebih tinggi, namun lebih cerdas dan suka memimpin karena memiliki kepercayaan diri, lebih tidak sabar namun lebih gesit dibandingkan dengan generasi terdahulu. Generasi Z suka mencari tantangan dan hal-hal yang baru, tidak takut dengan adanya perubahan terus-menerus. Hal tersebut dikarenakan terbiasa dengan dunia internet sehingga memiliki banyak informasi (Andrea, dalam Prawitowati, et all, 2024).

Generasi Z perlu mempersiapkan diri dengan baik, mengenali dan memahami apa yang dibutuhkan untuk memasuki pasar kerja, agar dapat bersaing secara efektif dan memperoleh posisi di perusahaan atau organisasi yang diinginkan. Generasi Z dapat meningkatkan peluang diterima di perusahaan dengan memperkuat personal branding mereka, seperti membangun reputasi positif melalui media sosial profesional seperti LinkedIn. Selain itu, menunjukkan kemampuan bekerja dalam tim lintas generasi dapat membantu mereka membangun hubungan kerja yang solid. Tidak kalah penting, Generasi Z perlu menampilkan sikap belajar yang berkelanjutan dan terbuka terhadap kritik untuk menunjukkan kesiapan mereka beradaptasi dan berkembang di lingkungan profesional.

Pengembangan softskills bisa menjadi faktor kunci keberhasilan Generasi Z di dunia kerja. Kemampuan komunikasi efektif, seperti menyampaikan ide dengan jelas dan mendengarkan secara empatik, sangat penting untuk membangun hubungan kerja yang baik. Selain itu, meskipun masih di tahap awal karir, Generasi Z dapat menunjukkan kepemimpinan melalui inisiatif tim atau kontribusi dalam proyek kecil yang menunjukkan tanggung jawab dan dedikasi.

Kemampuan manajemen waktu juga sangat diperlukan agar mereka dapat memprioritaskan tugas dengan baik, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Di sisi lain, pengembangan kecerdasan emosional (EQ), termasuk kemampuan mengelola emosi diri dan memahami emosi orang lain, dapat membantu menciptakan hubungan kerja yang harmonis dan kolaboratif. Dengan menguasai softskills ini, Generasi Z tidak hanya dapat beradaptasi lebih baik di tempat kerja tetapi juga mempercepat perkembangan karir mereka.

Daftar Rujukan         

Moeins, I. H. A., Alhempi, R. R., SE, M., & Lukas, A. (2024). Strategi Penguatan Kinerja Generasi Z dalam Menghadapi Indonesia Emas 2045. Takaza Innovatix Labs.

Ng, E. S., Lyons, S. T., & Schweitzer, L. (2012). Managing the New Workforce: International Perspectives on the Millennial Generation. Edward Elgar Publishing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun