Mohon tunggu...
Icha Ibrahim
Icha Ibrahim Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

don't look for me, I'm not here"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Takut Dibenci

15 Maret 2020   20:13 Diperbarui: 15 Maret 2020   21:02 6287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Be Hated" begitulah kata Adrian Tan saat dia menyampaikan commencement speech-nya pada waktu kelulusan. Itu adalah sebuah saran yang menurut saya sangat kontoversial, karena siapa sih orang yang mau dibenci? Yah, benci tentu merupakan hal yang sudah sepatutnya dianggap negatif. Akan tetapi hal yang menarik adalah ketika kita melihat banyak figur-figur hebat yang membuat perubahan yang substansial, ternyata sangat jarang sekali figure-figur hebat yang tidak pernah dibenci oleh orang lain. Hampir semua figur-figur yang membuat perubahan besar di dunia ini mereka pernah dibenci oleh banyak orang saat mencoba melakukan aksi untuk membuat perubahan tersebut, Sebut saja Einstein, Sigmund Freud, Steve Jobs, Elon Musk, bahkan Nabi Muhammad SAW sekalipun pernah dibenci oleh orang lain.

Einstein? Gurunya sendiri membencinya ketika ia bersekolah. Saat sudah menemukan teori relativitas pun ia sempat dihujat secara umum oleh beberapa ilmuwan terkenal pengikut Newton pada masanya. Sigmund Freud? Bahkan sampai sekarang teorinya masih kontroversial, dan banyak sekali haters dari Sigmund Freud sejak ia praktik di tempatnya. Nabi Muhammad SAW pun merupakan orang yang sempat dibenci beliau sampai diludahi dan dilempari batu oleh warga saat sedang melewati jalanan.

Dari-dari contoh ini kita bisa tau bahwa seseorang tidak perlu menjadi jahat dan menyebalkan untuk dibenci oleh orang lain. Justru orang yang dibenci adalah orang yang mempertahankan idealisme dan prinsip pribadinya ditengah-tengah masyarakat, yah ternyata orang yang dibenci adalah orang yang berani menjadi berbeda dikalangan masyarakat yang kebanyakan punya pemikiran yang sama. Emang sih! Bukan cuman orang baik doang yang dibenci oleh orang-orang, orang jahat pun bisa saja dibenci oleh orang lain. Tapi, seharusnya kita bisa sepakat bahwa sebetulnya orang-orang yang dibenci itu adalah orang yang punya pengaruh besar terhadap orang lain.

Tentu berusaha untuk tidak dibenci dan membahagiakan semua orang adalah hal yang mudah, yang cukup dilakukan adalah jangan pernah terlibat dalam argument, selalu ikuti apa kata orang dan jangan melakukan hal yang berbeda dengan kebanyakan orang dan kamu akan disenangi oleh banyak orang disekitarmu. Tapi apakah itu adalah hal yang baik? Yah bisa jadi sih, hal ini bisa jadi baik kalau tujuan hidup kamu jadi teman yang baik, menjadi keluarga yang baik, dan menjadi orang yang baik dimata orang lain. Tapi kalau kamu berusaha pengen membuat perubahan dan mewujudkan dampak besar maka bermain aman dengan cara membahagiakan semua orang dan mengindari untuk dibenci tentu bukanlah hal yang tepat. Mau tidak mau ketika kita ingin menciptakan perubahan yang besar pasti akan ada saja orang yang berbeda pendapat, tersinggung, dan orang yang membenci kita tanpa alasan.

Menjadi orang yang dibenci adalah sebuah keniscayaan bagi pemimpin yang berusaha membuat perubahan yang substansial. Steve Jobs sendiri pernah mengatakan bahwa sebagai pemimpin akan sangat sulit jika kita ingin membahagiakan seluruh bawahan ataupun masyarakat yang kita pimpin. Bahkan dalam quotes-nya yang terkenal, ia menyatakan "kalau kamu nggak mau dibenci jangan jadi pemimpin, jadilah tukang es krim pasti kamu akan disenangi oleh semua orang". Tapi tentu nggak semua orang dan nggak semua dari kita mau jadi tukang es krim, meskipun itu adalah pekerjaan yang menyenangkan. Nggak semua dari kita mau jadi orang yang biasa-biasa ajah, orang yang baik gituh tapi nggak mengahasilkan perubahan apa-apa.

5-5e6e3588097f36218e3fbcf2.jpg
5-5e6e3588097f36218e3fbcf2.jpg
Nah, sebetulnya dibenci oleh orang lain merupakan cara kita juga untuk dapat mengubah paradigma orang lain, manusia lain, kelompok lain, agar dapat mengubah kognisinya menjadi sesuai dengan apa yang kita percayai. Mungkin banyak yang mengatakan bahwa menulis postingan di internet, di sosmed, atau di blog seperti saya sekarang ini tidak akan terlalu berpengaruh bagi pemikiran orang lain. Bahkan ada pribahasanya sendiri, bahwa 'haters' will be 'haters', dan 'lovers' will be 'lovers'.

Tapi coba bayangakan setelah kamu menulis atau membuat sebuah artikel kamu ternyata dapat mengubah paradigma orang yang membaca tulisanmu. Kalau emang kamu nggak mengubah paradigma setidaknya kamu bisa membuat orang yang membaca itu dapat mengerti dengan argument yang ingin kamu sampaikan yah, meskipun orang itu nggak setuju sama kamu. Tentu hal itu akan menjadi kebahagiaan kan? Dan akan menjadi kebahagiaan yang lebih juga buat kamu apabila setelah orang membaca tulisanmu, bukan cuman aspek kognitif doang yang berubah atau  bukan cuman sekedar tau doang tapi juga berubah secara efektif, secara emosi, dan perilakunya juga berubah.

Begitu bagusnya sebuah karya jika karya kita dapat mengubah perilaku orang. Itulah hal-hal yang dilakukan orang-orang diluar sana yang mungkin sekarang dibenci oleh sebagian orang. Oleh karena itu, ada satu pesan buat kamu, buat semua orang diluar sana yang ingin membuat perubahan yauti JANGAN TAKUT DIBENCI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun