Saya suka tergelitik bila mendengar gurauan dari kawan-kawan saya tentang kata NIKAH dan KAWIN. Berikut daftar gurauan yang saya ingat:
- Nikah pakai SURAT, kawin pakai URAT.
- Nikah pakai RESEPSI, kawin pakai KONTRASEPSI
- Nikah niatnya untuk saling MENYAYANGI, kawin niatnya itu SALING MENGGERAYANGI.
- Nikah itu ANUGERAH, kawin itu bikin ANUnya GERAH
- Nikah hanya butuh TEKAD BULAT, kawin tinggal TELANJANG BULAT
- Nikah butuh RESEPSI, kawin butuh EREKSI
- Nikah butuh KETEGASAN, kawin butuhnya KETEGANGAN
- Nikah artinya komitmen untuk hidup BERSAMA, kawin artinya komitmen untuk BERSENGGAMA
- Nikah pakai ROTI BUAYA, kawin pakai TANGKUR BUAYA
- Nikah itu NEKEN (“e”nya dibaca seperti “e” pada kata “ledeng”), kawin itu NEKEN (“e”nya dibaca seperti “e” pada kata “merem”).
— Pertanyaan sekarang, benarkah gurauan diatas menjabarkan artinya? bahwa KAWIN lebih mempunyai arti negatif dari NIKAH? atau sebaliknya?
— Seorang kawan yang “berusaha” bijak mengatakan “Ah kalian ini gag penting banget sih bahasannya, sesungguhnya NIKAH dan KAWIN itu hal yang sama, tak ada bedanya. Bedanya adalah jika NIKAH itu serapan dari bahasa ARAB, sedangkan KAWIN dari bahasa SANSEKERTA”. benarkah NIKAH dan KAWIN adalah merupakan hal yang sama?
Sebelum saya lebih jauh lagi, ada baiknya saya mengutip kalimat ijab qobul dalam bahasa arab, ayah seorang mempelai perempuan akan memulai akadnya dengan ucapan,
اَنْکَحْتُكَ وَ زَوَّجْتُكَ مَخْطُوْبَتَكَ بِنْتِيْ .... عَلَی الْمَهْرِ ....
dibaca: ANKAHTUKA wa ZAWWAJTUKA Makhtubataka Binti .... alal Mahri ….
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “Aku NIKAHKAN engkau, dan aku KAWINKAN engkau dengan pinanganmu puteriku ..... dengan mahar …..”
lalu dijawab oleh mempelai pria
قَبِلْتُ نِکَاحَهَا وَ تَزْوِيْجَهَا عَلَي الْمَهْرِ الْمَذْکُوْرِ وَ رَِضِْیتُ بِهِ وَ اللهُ وَلِيُّ التَّوْفِیْقِ
dibaca: Qobiltu NIKAHAHA wa TAZWIJAHA alal Mahril Madzkuur wa Radhiitu bihi, Wallahu Waliyut Taufiq.
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “Aku terima NIKAHNYA dan KAWINNYA dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah”