Kembali lagi, jika memang muda dan tidak berpengalaman itu adalah arti dari “anak ingusan” dan dijadikan parameter kelayakan Kepala Daerah, maka yang saya sebut diatas boleh jadi nama-nama “anak ingusan” yang akan mengubah wajah Indonesia menjadi semakin baik.
Saya kemudian mencoba melihat “anak ingusan” dari luar Indonesia pada masa klasik (baca: lampau) yang mampu mengubah dunia. Luar biasa banyak figurnya, tapi saya ambil beberapa saja seperti contoh diatas, kalau anda mau menambahkan, silahkan tulis di kolom komentar daftar “anak ingusan” lainnya.
Aleksander Agung (Alexander the Great) melancarkan serangan ke Persia pada umur 22 tahun (riwayat lain mengatakan 25 tahun) di akhir hayatnya ia telah membangun imperium lebih besar dari yang pernah ada sebelumnya, 50 kali lipat lebih besar dari luas wilayah Kerajaan warisan ayahnya, Kekaisarannya menyertakan 3 benua (Afrika, Asia dan Eropa).
Hannibal Barca, beberapa orang menobatkannya sebagai “Bapak dari Strategi Perang”. Taktik pertempuran yang membuat pasukan negara adidaya Romawi, kocar kacir-disebutkan membawa pengaruh besar pada Napoleon Bonaparte dan Para Bangsawan Kerajaan Eropa pada abad Renaisans. Hannibal yang merupakan politisi ini diangkat menjadi pemimpin Militer Kerajaan Kartago Kuno pada usia 26 Tahun. Hannibal juga disebut-sebut sebagai salah satu ahli strategi perang terbesar sepanjang sejarah dunia kuno, namanya kerap kali disandingkan dengan Alexander Agung, Julius Caesar, Scipio dari Afrika dan Pyrhos dari Epiros.
Sultan Salahuddin Al Ayyubi, bertahta pada usia 37 tahun dan menaklukkan Yerussalem. Tanpanya mungkin umat islam sudah kehilangan salah satu tanah suci, negeri para nabi. Lawannya adalah Raja Richard I dari Inggris (Richard the Lionheart) bertempur dengan gagah berani pada usia 32 tahun. Meskipun pada akhirnya Richard kalah dari Salahuddin, tapi Richard dikisahkan pernah memukul mundur pasukan Salahuddin, ada rasa saling kagum dan saling menghargai di antara mereka. Hingga kini, keduanya tetap merupakan figur yang sangat dihormati baik dari dunia islam dan maupun kristen.
Sultan Muhammad Al Fatih (Mehmed II) dari Kekhalifahan Turki Usmani (Ottoman Turkish), tenar dengan sebutan Muhammad Sang Penakluk (Mehmed the Conqueror) menaklukan Konstantinopel ketika usianya baru menginjak 21 tahun. Kekhalifahannya termasuk 10 besar kerajaan terluas di dunia dan berdiri lebih dari 600 tahun.
Dari topik “anak ingusan” yang saya sebut diatas, maka saya beralih kepada pemikiran saya yang KETIGA. Saya akan kutip kalimat INB yang ada di berita tersebut, berikut ini kalimatnya,
“Apa warga Jakarta memercayai pengelolaan Jakarta dengan seorang yang masih berpangkat mayor?
“Selama ini gubernur DKI yang berlatar militer selalu berpangkat letnan jenderal. Misalnya, Ali Sadikin, Tjokropranolo, hingga Sutiyoso”
"Di Amerika tidak ada masih berpangkat rendah maju jadi pemimpin. Tidak ada yang berpangkat rendahan. Dalam militer senioritas itu penting”
Karena beliau menyebut Amerika, maka yang akan saya beri contoh atau hubungkan antara militer dan figurnya yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Dalam Sistem Kepangkatan Militer pada level Perwira Pertama (Pama), Perwira Menengah (Pamen) sampai Perwira Tinggi (Pati), Indonesia berbagi istilah yang sama dengan AS.