Pagi tadi, ilmu baru saya dapat. Tentang penggunaan social media untuk pemasaran wisata. Saya mengintip sesi Knowledge Sharing yang diselenggarakan oleh Perhutani Forestry Institute melalui Zoom Meeting. Selain diikuti oleh pejabat Junior Manager Bisnis dan komunikasi perusahaan dari seluruh kesatuan pemangkuan hutan, acara juga diikuti oleh mahasiswa Politeknik Negeri Media Jakarta.Â
Makanya tak heran kalau room zoom dipenuhi oleh lebih dari 200 partisipan. Sharing session dengan tema Strategi Pengelolaan Pemasaran Wisata melalui Media Sosial ini menghadirkan  dua orang nara sumber, yaitu Sugito, Junior Manager Bisnis KPH Banyumas Timur dan Dyama Kasim Setyadi SE, M. I. Kom, dosen Politeknik Negeri Media Jakarta.
Pada sesi pertama, Mas Sugito yang juga Sekjend Serikat Pekerja dan Pegawai Perhutani (SP2P) ini memaparkan proses pengembangan wisata yang dikelola Perum Perhutani KPH Banyumas Timur.Â
Runtut Mas Gito bercerita dari awal pembangunan wisata sampai perkembangannya saat ini yang menjadikan KPH Banyumas Timur sebagai salah satu KPH terbaik dalam pengembangan wisata alam. Jika lokasi wisata lain sangat terdampak dengan pengurangan kunjungan wisata akibat pandemi covid-19, tidak demikian dengan wisata yang dia kelola. Dan pencapaian tidak lepas dari kepiawaian Tim KPH dalam pemanfaatan media sosial.
Mengapa perlu memanfaatkan media sosial?
Menurut Mas Gito, setidaknya ada tiga hal yang melatarbelakanginya. Yang pertama perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat. Tahun 70-an orang baru mengenal komunikasi telepon kabel. Perangkat masih sederhana. Tahun 80-90-an mulai berkembang telepon mobile. Dan era sekarang semakin berkembang perangkat HP berbasis android dengan fitur-fitur yang lengkap.
Yang kedua, teknik komunikasipun juga semakin berkembang. Dahulu untuk mendapatkan berita hanya bisa dilakuan dengan membaca koran cetak, saat ini kirim foto, chating antar negara sudah merupakan hal yang biasa.
Yang ketiga, data statistik tahun 2018 pengguna social media di Indonesia menunjukkan bahwa dari 265,4 juta penduduk Indonesia, 132,7 juta atau 50%-nya merupakan pengguna internet. Sedangkan pengguna media sosial mencapai 130 juta dan yang aktif menggunakan social media mobile sudah mencapai 120 juta orang. Ini merupakan angka yang sangat besar.
Selanjutnya, data tahun 2020, tentang peringkat pengguna sosial media di Indonesia, dari 174 juta pengguna internet di Indonesia, yang paling kenceng adalah pengguna youtube, yaitu 88%. Pemakai whatsapp 84%, facebook 82% dan instagram 79%. Whatsap, facebook dan instagram ini satu platform.Â
Semua dari kita juga pasti sebagai pengguna medsos ini. Maka bisa diambil kesimpulan bahwa media sosial merupakan media yang tepat untuk digunakan sebagai sarana untuk membangun relasi, memiliki jangkauan yang global, sangat strategis untuk menyebarkan informasi serta dapat menyebarkan berita secara masif dan cepat.