Tepat pada tanggal 25 Februari 2014, Professor Hasjim Djalal merayakan hari jadinya yang ke-80. Sebuah angka yang cukup luar biasa untuk ukuran orang Indonesia.
Sebagai salah satu "murid" beliau, saya ingin menggunakan momen ulang tahun beliau untuk bercerita sedikit mengenai Professor Hasjim Djalal yang merupakan seorang pahlawan kepulauan Indonesia.
Pertama kali saya berkesempatan bertemu dengan Prof. Hasjim di saat masih berkuliah di Fakultas Hukum UI sekitar tahun 2009. Ketika itu dalam salah satu sesi mata kuliah Hukum Laut, beliau memaparkan sejarah Negara Kepulauan Indonesia beserta cita-cita beliau yang ingin dicapai di masa yang akan datang.
Diceritakan bahwa sebelum adanya Konvensi Hukum Laut 1982, dunia internasional tidak mengakui konsep negara kepulauan yang diusung oleh Indonesia dan diperkenalkan pertama kali ke dunia pada 13 Desember 1957 dalam Deklarasi Djuanda.
Deklarasi tersebut bertujuan untuk menyatukan laut dan daratan Indonesia sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam salah satu tulisan Pak Hasjim yang saya baca, beliau mengatakan bahwa konsep "Tanah Air" lah yang mendasari pemikiran Deklarasi Djuanda.
Setelah berlakunya Konvensi Hukum Laut 1982, maka garis pangkal Negara Kepulauan dapat ditetapkan dengan menarik garis dari titik-titik terluar dari pulau-pulau terluar. Dengan demikian, maka perairan yang berada di dalam garis pangkal Kepulauan dan sumber daya yang terkandung di laut kepulauan berada di bawah kedaulatan Indonesia.
Dengan diterimanya konsep Negara Kepulauan oleh komunitas internasional menyebabkan luas wilayah Indonesia menjadi 3 kali lipat lebih luas, tanpa mengeluarkan setetes darah pun!
Hasjim Djalal ( beserta Prof. Mochtar Kusumaatmadja) merupakan motor utama dan kunci keberhasilan diplomasi Indonesia yang secara gigih diperjuangkan selama hampir 25 tahun.
Jelas sekali bahwa Konvensi Hukum Laut 1982 tidak hanya merupakan salah satu bukti sejarah keberhasilan diplomasi Indonesia, tetapi juga pencapaian pribadi tertinggi beliau dan generasinya. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa Pak Hasjim selalu mengingatkan generasi muda untuk bisa berpikir sangat jauh ke depan sebagaimana generasinya.
Dalam beberapa kesempatan kuliah yang saya ikuti, beliau selalu menegaskan cita-cita beliau bagi generasi muda, yaitu: