Pilkada ini mencakup pemilihan Gubenur dan wakilnya, bupati dan wakilnya dan pemilihan wali kota dan wakilnya. Tanggal 9 desember 2015 akan dilaksanakan pilkada serentak yang diikuti sekitar 269 daerah. Tehknis pelaksanaan pilkada sempat berubah-ubah, pertama kali pelaksanaan pilkada dipilih oleh presiden ini berlangsung sampe orde baru, lalu pilkada dipilih oleh anggota DPR dengan alasan alasan sesuai dengan aspirasi rakyat, lalu pada masa reformasi dipilih oleh rakyat langsung agar legitimasinya kuat dan diera Jokowi-JK pilkada perlu dilaksanakan secara serentak agar lebih efisien dan efektif dalam penyelenggaraannya dan juga bisa menghemat biaya.
Maksud adanya perbaiakan-perbaikan tehknis tersebut agar lebih baik, lancar, tidak ada kecurangan, kekacauan dan sebagainnya. Walaupun fakta memperlihatkan setiap pilkada selalu terjadi kekacauan, kecurangan, bentrok antar pendukung, suap menyuap dan meningkatnya orang gila karna calon-calon yang sudah mengeluarkan uang banyak tidak terpilih lalu menjadi stress/gila.
sampai kapanpun dilakukan perbaikan-perbaikan akan selalu terjadi hal-hal yang telah disebutkan diatas, selama azas atau landasannya selain islam. Sejatinya rakyat menginginkan ada perubahan yang benar, kesejahteraan yang hakiki, namun sampai sekarang ini dengan berganti-ganti pemimpin tidak ada perubahan, justru rakyat semakin tertekan, ekonomi tidak stabil, hak-hak rakyat dirampas, tidak ada rasa aman karena masih ada pembunuhan, perampokan, pemrkosaan dan sebagainya. Dan kepala daerah yang terpilih tidak memenuhi janjinya dan abai terhadap tanggungjawabnya.
Dalam pandangan islam, kekuasaan bersifat tunggal ditangan satu pemimpin yaitu jika dalam islam seorang Khilafah, dan ia dibantu oleh hukkam, wali (kalau sekarang disebut gubenur) dan muwadhahaf (pegawai biasa). Masing-masing mempunyai tugas, kewenangan dan mekanisme pengangakatan serta pemberhentian yang berbeda. Mereka diangkat untuk membantu khalifah dan untuk menerapkan hukum syara dikehidupan dan tentu dalam mengambil kebijakan ataupun menyelesaikan masalah berdasarkan hukum syara yaitu alqur'an dan as sunnah. Dan mereka benar-benar akan betanggung jawab dan memenuhi hak-hak rakyat secara penuh, akan menjaga aqidah rakyat, memberikan rasa aman dan sebagianya.
Jika semua itu akan terwujud hanya dengan islam, sejarah sudah membuktikan selama 14 abad (islam diterapkan dikehidupan) berbeda dengan sistem kapitalisme ini yang belum genap 1 abad (91 tahun) diterapkan dalam kehidupan, sudah membuat kerusakan di tatanan kehidupan. Maka hanya dalam sistem islamlah, semua pemimpin sangat berkemauan keras melaksanakan janjinya karena memang itu perintah dalam hukum syara dan bentuk ketaqwaan sebagai seorang pemimpin dan individu. Karena dalam pandangan pemimpin-pemimpin ini, jabatan menjadi tempat mereka meraih pahala dari Allah SWT, mereka memimpin kaarena Allah SWT. Sumpah yang benar dan hakiki, bukan formalitas. Mari kita menyadari dan bersatu serta kembali kepada islam.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H