Mohon tunggu...
Nurbaiti
Nurbaiti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang muslimah penuntut ilmu

Mahasiswa S2 Universitas Pertahanan Jurusan Ketahanan Energi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Choke Point dan Major Strait: Geopolitik-Geoekonomi-Geostrategi Indonesia

12 Oktober 2020   23:12 Diperbarui: 5 Januari 2021   06:10 7083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Geopolitik, geostrategi dan geoekonomi merupakan istilah yang lumrah di kalangan militer namun istilah ini asing bagi kaum sipil. Istilah geopolitik semula oleh pencetusnya, Frederich Ratzel (1944-1904), diartikan   sebagai   ilmu   bumi   politik   (Political   Geography),   Istilah geopolitik  dikembangkan  dan  diperluas  lebih  lanjut  oleh  Rudolf  Kjellen (1864-1922)   dan   Karl   Haushofer   (1869-1946)  menjadi Geographical Politic. Menurut Frederich Ratzel, pengertian geopolitik adalah suatu ilmu politik yang menjadi peletak dasar-dasar suprastruktur untuk kekuatan suatu negara dalam mewadahi pertumbuhannya. Preston E. James berpendapat bahwa geopolitik merupakan sistem dalam hal menempati suatu ruang yang ada di permukaan bumi. Sedangkan menurut Sunarso, geopolitik merupakan ilmu penyelenggaraan negara dimana setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah suatu bangsa. Dapat disimpulkan bahwa geopolitik adalah ilmu  yang mempelajari kekuatan politik berdasarkan letak geografi suatu negara  yang dimanfaatkan untuk kepentingan negaranya. Geopolitik ini sendiri sangat bereratan dengan geostrategi (perumusan strategi nasional yang memperhitungkan kondisi dan kostelasi geografi sebagai faktor utamanya) dan geoekonomi (kekuatan geografi sebuah negara yang dimanfaatkan untuk kekuatan ekonomi).

Setiap negara di dunia dianugerahkan oleh Tuhan dengan keunikan dan kelebihan. Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Indonesia dianugerahi sebagai negara yang memiliki ciri khas yang istimewa yaitu negara dengan memiliki kekuatan pada daratan (negara kepulauan) dan laut (negara maritim). KaruniaNya membuat geografi Indonesia ini sangat strategis karena Indonesia memiliki 13 laut di dalam negara, hampir tidak ada negara di dunia ini memiliki laut di dalam negara. Tidak hanya laut, bahkan Indonesia juga memiliki 39 selat yang saling terkait dengan selat lain di kawasan Asia. Dengan kondisi demikian, Indonesia sesungguhnya menjadi barometer dan bahkan kunci bagi stabilitas kawasan. Negara ini, dalam istilah dunia militer, memiliki choke point terbanyak di dunia. Dari 9 choke point yang dimiliki dunia, empat diantaranya ada di Indonesia sebagai jalur pelayaran internasional, yaitu Selat Malaka, Selat Makassar, Selat Sunda dan Selat Lombok. Karena penting choke point ini, maka pada tanggal 28 April, delegasi Amerika Serikat dari seventh fleet datang ke Indonesia meminta untuk diizinkan membuka wilayah pangkalan militer (choking point) di Indonesia untuk mencekik Cina. Indonesia sendiri berada di wilayah seventh fleet (armada ke-7 Amerika Serikat dengan 60 hingga 70 kapal, 300 pesawat dan 40.000 Angkatan Laut, personel Korps Marinir, dan personel pendukung Penjaga Pantai). Seventh fleet ini  dari Sandiego sampai Diego Garcia. Komandannya bintang empat berada di Okinawa. Hal ini berkaitan dengan cooper konsentrat dari Freeport yang dikirim ke Mutsibishi di Okinawa dan dikontrol oleh Jendral bintang empat. Nanti disana dapat emas dan emasnya disimpan di pangkalan militer. Emas Amerika Serikat berada dibawah Kementerian Pertahanan bukan dibawah Kementerian Keuangan. Beberapa hari kemudian, tanggal 1 Mei, delegasi Cina juga datang menyatakan bahwa untuk tidak memberikan izin choke point ke Amerika Serikat. Dan ini merupakan peluang besar bagi Indonesia. Peran strategi dan politik bermain disini. Perlu diketahui bahwa dulu Hang Tuah dan Raja Pameswara dari Sriwijaya mengontrol Malaka sebagai choke point dan membuat kebijakan setiap kapal yang lewat mesti bayar sehingga membuat Nusantara menjadi negara maritim terbesar di dunia pada zaman itu. Melihat potensi dan sejarah sudah seharusnya choke point ini dikontrol kembali karena perannya yang sangat penting. Apabila Indonesia tidak mengontrol choke pointnya maka kita tidak akan mendapatkan respect dari negara lain.

Selain dijuluki choke point, keempat selat ini merupakan selat utama (major strait) dimana kapal-kapal niaga besar lewat seperti tanker dan mother vessel. Contoh, 1) Kalau ekspor batu bara/nikel/apapun dari Australia ke Cina, maka jalur yang dilewati : Selat Lombok - Selat Makasar - arahnya ke utara Indonesia; 2) Kalau dari Jepang, turun dari utara masuk ke selat Makasar - selat Lombok baru belok ke arah Timur Tengah atau Eropa. Dan bukti lain yang menunjukkan penting kedudukan selat utama adalah dalam 1 tahun yang melewati Selat Malaka ada 100.000 vessel dari Cina. Sementara itu, negara disebelah utara Indonesia merupakan negara produsen (Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, Cina), 20% produk mereka ke Amerika Utara dan 80% produk mereka ke Afrika dan Eropa selalu melewati selat Malaka. Dengan melihat pengaruh kedudukan selat Malaka sangat penting maka sejak 2009, Cina membuat strategi bernama Malaka Dilemma untuk menguasai Malaka.

Kedudukan empat selat ini merupakan kesempatan emas bagi bumi pertiwi untuk meningkatkan perekonomian negara dan dijadikan alat politik serta strategi Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara. Dapat tergambarkan geopolitik-geostrategi dan geoekonomi seperti rantai yang tak dapat dipisahkan. Dapat dilihat bahwa betapa pentingnya kekuatan geografi negara mempengaruhi politik, strategi dan ekonomi suatu negara ataupun negara lainnya. Apabila Amerika Serikat memiliki kekuatan di militer, Cina memiliki kekuatan di ekonomi, Indonesia memiliki kekuatan di letak geografis. Konsep geopolitik Indonesia berdasarkan pada pandangan kewilayahan.

Referensi :

Rustam, Ismah. 2018. Makna Strategis Selat Lombok dan Perkembangannya Sebagai Jalur Pelayaran Internasional  .Universitas Mataram. Jurnal Global & Policy Vol.6, No.1, Januari-Juni 2018.

Hardita, Novi Pengertian Geopolitik dan Geostrategi Menurut para Ahli, https://www.diadona.id/d-stories/pengertian-geopolitik-dan-geostrategi-menurut-para-ahli-200703a.html (diakses tanggal 16/10/2020)

Kartika, Lily Mendorong Konsep Poros Maritim Dunia: Tantangan Bersinergi Dari Segala Arah, https://maritimenews.id/mendorong-konsep-poros-maritim-dunia-tantangan-bersinergi-dari-segala-arah/ (diakses tanggal 12/10/2020)

Monika, Fika Choke-Points (Titik Sumbat)  , http://geostrategicpassion.blogspot.com/2011/10/choke-points-titik-sumbat.html (diakses tanggal 12/10/2020)

Abuahkam, Yayan Bossman Mardigu Apa itu Geopolitik? Geostrategi? Geoekonomi? , https://www.youtube.com/watch?v=Qiec1LKK0-8 (diakses tanggal 12/10/2020)

Abuahkam, Yayan Bossman  Mardigu Apa itu Chokepoint?, https://www.youtube.com/watch?v=dqpBjDjBVek (diakses tanggal 12/10/2020)

Ramdhani, Rommy Geopolitik Indonesia, https://www.youtube.com/watch?v=lgy-s8b9KLs

https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/United_States_Seventh_Fleet&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun