Mohon tunggu...
Haya Luthfiyah Mutmainnah
Haya Luthfiyah Mutmainnah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai hal-hal seputar public speaking, membaca, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

FOMO Para Remaja Terhadap Boneka Labubu

3 November 2024   21:45 Diperbarui: 3 November 2024   22:03 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Para remaja semakin terpengaruh oleh fenomena Fear of Missing Out (FOMO), khususnya dalam hal produk populer. Boneka Labubu adalah salah satu barang yang menjadi pusat perhatian. Bagi anak muda, boneka ini berfungsi sebagai mainan dan simbol status.

Boneka Labubu, Apa itu? Boneka Labubu adalah mainan dengan warna-warna cerah dan memiliki ciri khas tersendiri. Popularitasnya telah melonjak sejak debutnya, terutama di media sosial. Foto-foto diri mereka dengan boneka-boneka tersebut telah diposting oleh banyak remaja, menjadikannya sangat menarik bagi teman-teman mereka.

Apa yang menyebabkan FOMO pada remaja?

1. Tekanan Sosial: Remaja di era digital sering mengalami tekanan untuk mengikuti tren. Melihat teman-teman sebaya mereka memiliki boneka Labubu dapat membuat mereka ingin memilikinya juga, sehingga mereka tidak merasa dikucilkan.

2. Media sosial: Remaja dapat menampilkan kepemilikan boneka mereka secara terbuka di situs-situs seperti Instagram dan TikTok. Daya tarik dan keinginan untuk memiliki diperkuat oleh video dan ulasan unboxing yang viral.

3. Identitas dan Ekspresi Diri: Bagi banyak remaja, memiliki boneka Labubu adalah sarana ekspresi diri dan pengembangan identitas selain sebagai barang koleksi. Kehadiran media sosial mereka sering kali menyertakan boneka-boneka ini.

FOMO dapat memiliki efek yang menguntungkan dan merugikan. Di satu sisi, keinginan remaja untuk membeli boneka Labubu dapat menginspirasi mereka untuk menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam berinovasi. Di sisi lain, stres dan ketidakpuasan dapat muncul akibat tekanan untuk mengikuti tren.

Remaja perlu adanya arahan dari orang tua dan guru, bahwa tidak semua tren cocok untuk diikuti. Remaja dapat mengatasi FOMO dengan lebih efektif jika mereka melakukan percakapan yang jujur tentang nilai dari berbagai hal, pengelolaan uang, dan pentingnya mengembangkan identitas diri. Cara FOMO mempengaruhi perilaku remaja saat ini tercermin dalam boneka Labubu. Meskipun tren ini mendorong kreativitas dan kesenangan, sangat penting bagi remaja untuk mempertahankan kemampuan berpikir kritis mereka dan menolak tekanan teman sebaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun