Hay sobat, kali ini saya akan sedikit berbagi dengan sobat semua mengenai psikoterapi yang bisa memberikan pengetahuan tentang Bagai mana mengelola Kesehatan jasmani dan Rohani Bersama bapak psikoterapi, yaitu buya hamka.
Buya Hamka, atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah (1908--1981), adalah seorang ulama, sastrawan, dan tokoh nasional Indonesia yang sangat berpengaruh. Ia lahir pada 17 Februari 1908 di Sungai Batang, Maninjau, Sumatera Barat. Ayahnya, Syekh Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul), adalah seorang ulama pembaharu yang juga memainkan peran besar dalam perkembangan Islam di Indonesia.
Hamka dikenal tidak hanya sebagai pemikir Islam tetapi juga seorang sastrawan dengan karya-karya sastra yang mendalam. Beberapa novel terkenalnya adalah "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck", "Di Bawah Lindungan Ka'bah", dan "Merantau ke Deli". Selain itu, ia pernah menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama pada tahun 1975.
Hamka meninggal dunia pada 24 Juli 1981 di Jakarta. Ia dikenang sebagai tokoh yang mendamaikan agama dengan kehidupan modern melalui karya dan dakwahnya.
Kontribusi Utama Buya Hamka
Buya Hamka memiliki kontribusi besar dalam bidang keagamaan, sastra, dan sosial. Di antaranya:
1. Literasi Islam: Melalui tafsir "Al-Azhar", ia memberikan pemahaman yang mendalam dan relevan tentang Al-Qur'an.
2. Sastra Islami: Karyanya menggabungkan nilai-nilai Islam dengan kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
3. Pemikiran Moderat: Hamka sering kali menekankan pentingnya Islam yang inklusif, toleran, dan sejalan dengan budaya lokal.
Pendekatan Penyembuhan Penyakit Jasmani dan Rohani
Sebagai ulama, Buya Hamka tidak secara langsung terlibat dalam penyembuhan penyakit jasmani melalui metode medis, tetapi ia memberikan banyak pendekatan spiritual yang membantu penyembuhan penyakit rohani.
1. Dzikir dan Doa
Buya Hamka menekankan pentingnya dzikir (mengingat Allah) dan doa sebagai cara untuk menenangkan hati. Ia percaya bahwa jiwa yang tenang dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit mental dan emosional.
2. Membangun Ketakwaan
Menurut Hamka, ketakwaan kepada Allah dapat membawa ketenangan jiwa. Melalui ceramah dan tulisannya, ia mendorong umat untuk selalu berserah diri kepada Allah, khususnya dalam menghadapi ujian hidup.
3. Pendekatan Hikmah dalam Al-Qur'an
Dalam tafsir "Al-Azhar", Hamka sering menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan pendekatan hikmah (kebijaksanaan) yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat seperti "Sesungguhnya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram" (QS Ar-Ra'd: 28) digunakan untuk mengatasi keresahan hati.
4. Pencerahan Melalui Sastra
Novel-novel Hamka sering menggambarkan perjalanan spiritual tokoh-tokohnya, yang mengajarkan pembaca untuk tetap tegar menghadapi penderitaan hidup. Nilai-nilai moral dan agama yang diangkatnya berfungsi sebagai terapi jiwa.
5. Rekonsiliasi dengan Diri dan Lingkungan
Hamka percaya bahwa konflik batin sering kali berasal dari kegagalan manusia untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan lingkungan. Ia mendorong umat untuk memperbaiki hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan sesama manusia (hablum minannas).
Warisan Pemikiran Buya Hamka
Hamka adalah simbol intelektual Muslim yang mengedepankan pendekatan spiritual dan intelektual dalam membangun masyarakat. Metode penyembuhan rohaninya masih relevan hingga kini, baik melalui karyanya maupun melalui ceramah-ceramah yang menginspirasi umat untuk hidup lebih baik, harmonis, dan penuh iman.
Buya Hamka tidak hanya seorang ulama dan sastrawan, tetapi juga seorang terapis spiritual yang menginspirasi banyak orang melalui ajaran Islam yang mendalam. Pendekatannya menekankan pentingnya ketenangan hati, iman, dan akhlak mulia sebagai dasar untuk menyembuhkan penyakit jasmani dan rohani.
Masyaallah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H