Mohon tunggu...
Nurazzahra Dwi Putri
Nurazzahra Dwi Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya menyukai wisata kuliner, mendengarkan musik dan saya tertarik dengan konten-konten misteri

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Mengunjungi Museum Tsunami Aceh sebagai Wisata Dark Tourism sekaligus Mengenang Para Korban

11 Desember 2022   14:33 Diperbarui: 12 Desember 2022   15:19 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kamu berencana berkunjung ke Aceh dalam waktu dekat, jangan sampai melewatkan wisata dark tourism yang sangat bersejarah dengan memasukkan Museum Tsunami Aceh ke dalam daftar tempat yang wajib kamu kunjungi. Museum Tsunami Aceh ini merupakan tempat yang erat kaitannya dengan salah satu tragedi yang mengerikan di Aceh pada masa lalu.

Aceh dikenal sebagai kota Serambi Makkah yang terletak di Indonesia, namun selain itu Aceh juga dikenal dengan salah satu peristiwa besar yang sangat menyentuh hati siapapun. Semua kalangan baik anak-anak, remaja, hingga orang tua pasti akan merasakan kesedihan yang sama jika diingatkan lagi dengan peristiwa tersebut. 

Pada tanggal 26 Desember 2004 Indonesia pernah mengalami sebuah bencana dahsyat berupa gempa tsunami yang mengguncang Aceh. Sekira pukul 07.58 WIB, terjadi sebuah gempa besar yang melanda Aceh. Gempa berkekuatan 9.3 skala richter (SR) menyebabkan serangkaian tsunami dahsyat di sepanjang daratan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Aceh merupakan daerah yang terkena dampak paling parah selain Sri Lanka, Thailand, dan India. Saat itu, warga Aceh dan sekitarnya tidak pernah mengira bahwa gempa berkekuatan 9 SR ini akan memicu gelombang tsunami yang sangat dahsyat.

images-3-6396e37708a8b518205d95e4.jpeg
images-3-6396e37708a8b518205d95e4.jpeg
Banyak korban jiwa dalam bencana ini, bahkan sampai menyentuh pada angka 240.000 jiwa. Sebagai bentuk mengenang para korban dari musibah gempa dan tsunami tersebut, maka dibuat Museum Tsunami Aceh. Museum ini berdiri pada tahun 2008 bulan Februari silam. Perancang Museum ini adalah Ridwan Kamil. Beliau membuat desain yang memenangkan sayembara tingkat internasional pada tahun 2007 dalam rangka memperingati peristiwa tsunami tahun 2004. Selain itu, Museum ini juga berfungsi untuk menjadi pusat evakuasi bila bencana terjadi lagi.

images-7-6396e3a24addee71d31de6e2.jpeg
images-7-6396e3a24addee71d31de6e2.jpeg
Nah oleh karena itu, buat kamu yang tertarik dan ingin mencoba dark tourism yang berkaitan secara langsung dengan kejadian nyata yang pernah terjadi, kamu bisa datang ke Museum Tsunami Aceh untuk menghormati dan mengenang para korban dari tsunami Aceh, sekaligus menjadi tempat edukasi dan mengetahui evaluasi ketika bencana. Semua kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa tentunya bisa mengunjungi Museum ini.

museum-tsunami-aceh1-6396e3b6ee794a21036722e2.jpg
museum-tsunami-aceh1-6396e3b6ee794a21036722e2.jpg

Bangunan Museum Tsunami Aceh memiliki luas 2.500 meter persegi dan terdiri dari 4 lantai. Dinding museum ini dihiasi dengan ukiran geometris yang indah. Di dalamnya juga terdapat ruangan diorama dan simulasi tsunami. Bangunan Museum berkonsep rumoh Aceh, on escape hill dan sebagai referensi utamanya adalah nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan abstraksi tsunami. Bagian rooftop Museum Tsunami Aceh pun dirancang sebagai escape roof, yakni area evakuasi jika terjadi bencana banjir atau tsunami di kemudian hari.

2022-01-15-6396e3c9ee794a211e125802.jpg
2022-01-15-6396e3c9ee794a211e125802.jpg
Museum Tsunami Aceh menyimpan sekitar 6.038 koleksi. Koleksi tersebut dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu koleksi etnografika, arkelogika, biologika, teknologika, keramonologika, seni rupa, numismatika dan heraldika, geologika, filologika, serta historika dan ruang audio visual. Koleksi ini tidak dipamerkan secara serentak, ada beberapa yang nantinya diadakan dalam pameran temporer, jadi bagi pengunjung juga dapat menyaksikan semuanya secara bersamaan. Pengelola museum merotasi koleksi setiap enam bulan sekali. Dalam satu pameran, terdapat sekitar 1.300 koleksi yang tersebar di tiga titik, yaitu rumah Aceh, pameran temporer, dan ruang pameran tetap.

images-4-6396e3d6ee794a2d8d5661e2.jpeg
images-4-6396e3d6ee794a2d8d5661e2.jpeg
images-5-6396e3e24addee693e79d852.jpeg
images-5-6396e3e24addee693e79d852.jpeg
Ketika memasuki ruangan museum, kamu akan melewati sebuah lorong kecil dengan pencahayaan minim. Lorong ini membuat emosi kamu sebagai pengunjung campur aduk. Setelah itu ada ruang bernama The Light of God yang terdapat ratusan ribu nama korban dari bencana Tsunami Aceh.

images-1-6396e40008a8b52cbe361eb2.jpeg
images-1-6396e40008a8b52cbe361eb2.jpeg
Untuk masuk Museum Tsunami Aceh memungut biaya sama yang nantinya menjadi Pendapat Asli Daerah (PAD). Harga tiket untuk anak anak, pelajar, dan mahasiswa sebesar Rp3.000, Rp5.000 untuk umum dan orang dewasa, dan Rp15.000 untuk turis mancanegara/asing. Museum beroperasi setiap hari (kecuali Jumat) mulai dari pukul 09.00-16.00 WIB.

Museum Tsunami Aceh terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda No 3, Gampongn Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh. Posisinya tidak jauh dari Masjid Baiturrahman, sekitar 11 menit jika kamu berjalan kaki dan 1 menit ketika mengendarai kendaraan bermotor serta bersebelahan dengan Kompleks Makam Belanda (Kerkhof).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun