Mohon tunggu...
Nur Azzahra
Nur Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai namaku maulidia nur azzahra biasanya dipanggil maul ,hobiku adalah memasak dan mengambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Diri Pada Siswa

13 Juni 2024   16:10 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:32 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman diri siswa memengaruhi hubungan sosial di sekolah. Saat siswa memahami kelebihan dan kekurangan dirinya, kepercayaan diri dalam pertemanan meningkat. Pemahaman diri juga merupakan konsep diri siswa sebagai modal utama dalam penyesuaian dengan lingkungan sosial.

Apa itu konsep diri?


Konsep diri adalah pandangan individu tentang dirinya sendiri yang mencakup pengetahuan dan perasaan tentang perilakunya, isi pikiran, dan perasaannya.
Konsep diri merupakan cara pandang individu terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan pengetahuan dan perasaan tentang perilakunya.
Selain itu, konsep diri juga terkait dengan bagaimana perilaku individu memengaruhi orang lain.

Dalam perkembangan konsep diri seseorang dipengaruhi oleh proses belajar, termasuk internalisasi sikap orang lain dan norma masyarakat. Konsep diri merupakan fokus utama dalam psikologi Humanistik, dengan pendekatan fenomenologis yang mendalam. Rogers menyatakan bahwa konsep diri memengaruhi respon terhadap lingkungan dan cara seseorang memandang dirinya.
Sekolah memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa dalam perkembangannya, dengan tujuan intrinsik untuk menciptakan manusia yang baik. 

Proses pendidikan melibatkan penggalian potensi, pengembangan diri, dan pembentukan karakter siswa. Untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, orang yang terlibat perlu memahami perilaku individu dan menunjukkan perilaku yang efektif. Bimbingan dan Konseling merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan.
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah penting untuk pengembangan konsep diri siswa. Fungsi bimbingan dan konseling meliputi pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan, dan pengembangan. 

Terdapat empat bidang bimbingan (pribadi, sosial, belajar, dan karier) dan tujuh layanan (orientasi, informasi, penyaluran, penempatan, penguasaan konten, konseling perorangan, konseling kelompok, dan bimbingan kelompok) yang membantu karakteristik pribadi siswa berkembang secara optimal.
Bimbingan dan konseling di sekolah memfasilitasi pengembangan konsep diri positif pada siswa. Layanan yang disediakan mencakup berbagai aspek seperti orientasi, informasi, penyaluran, penempatan, penguasaan konten, konseling perorangan, konseling kelompok, dan bimbingan kelompok. Hal ini membantu siswa dalam pengembangan karakteristik pribadi mereka.
Dengan adanya bimbingan dan konseling, siswa dapat meningkatkan konsep diri mereka. Berbagai layanan yang tersedia membantu siswa dalam pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan, dan pengembangan diri. Melalui bimbingan dan konseling, siswa dapat mengoptimalkan potensi diri mereka.
Berikut ini merupakan teknik yang sekiranya dapat membantu meningkatkan konsep diri Positif pada
siswa. 

Teknik yang akan digunakan untuk meningkatkan konsep diri Positif siswa
antara lain :

1.Teknik memberikan informasi.
Teknik pemberian informasi melibatkan penjelasan oleh seorang pembicara atau pemimpin kelompok kepada anggota kelompok. Pelaksanaannya mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
2.Diskusi kelompok.
Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan antara tiga orang atau lebih untuk memecahkan masalah. Dalam bimbingan kelompok, diskusi tidak hanya bertujuan memecahkan masalah, tetapi juga mengembangkan diri anggota kelompok.
Menurut Dinkmeyer dan Muno, terdapat tiga tujuan diskusi kelompok: mengembangkan diri sendiri, kesadaran tentang diri, dan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia.
3.Teknik pemecahan masalah.
Teknik pemecahan masalah melibatkan evaluasi perubahan individu dan lingkungan, serta membuat keputusan yang sesuai dengan tujuan hidup. Langkah-langkah sistematis dalam pemecahan masalah termasuk mengidentifikasi masalah, mencari sumber masalah, menemukan alternatif solusi, menguji alternatif, memilih yang terbaik, dan mengevaluasi hasilnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun