NUR AZIZAH KHAIRUNNISA/191241042
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Â
Menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, serta pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Selama 150 tahun terakhir, sistem Kesehatan masyarakat modern telah dibentuk oleh dua faktor utama. Pertama, peningkatan mengenai pengetahuan ilmiah dalam penyebab dan pengendalian penyakit. Kedua, semakin diterimanya pengendalian penyakit sebagai hal yang mungkin dilakukan dan menjadi tanggung jawab masyarakat.
Pada masa lalu, ketika pengetahuan tentang penyebab penyakit masih terbatas, masyarakat cenderung menerima penyakit dengan sikap pasrah dan hanya sedikit masyarakat mengambil tindakan publik. Seiring berjalanannya waktu, pemahaman manusia meningkat mengenai sumber penularan dan cara mengendalikan penyakit. Pengendalian dengan cara yang efektif mulai dikembangkan karena untuk menghadapi ancaman kesehatan.
Sejarah Kesehatan masyarakat dimulai dari perkembangan gagasan historis, eksperimen, teknologi, dan epidemiologi. Uji klinis yang ditemukan oleh Edward Jenner mengenai vaksinasi cacar sapi pada tahun 1796 menjadi fondasi penting bagi penerapan imunisasi modern di berbagai negara. Sejarah ini memberikan pandangan mendalam mengenai bagaimana masyarakat zaman dahulu mendefinisikan melalui perpaduan pengetahuan ilmiah, eksperimen, serta kepercayaan budaya yang membentuk intervensi kesehatan kuratif dan preventif.
Evolusi Kesehatan masyarakat saat ini, menjadi cerminan dari cara efektif untuk melindungi populasi penyakit, yang didorong oleh epidemi, bencana alam, serta proses trial and error. Kebutuhan akan perlindungan kesehatan terorganisir tumbuh seiring adanya urbanisasi dan reformasi sosial. Kepercayaan agama dan sosial terhadap pandangan ilmu sains sebagai ancaman, karena kadang menghambat kemajuan. Sebagaimana terjadi dalam penolakan terhadap pengendalian kelahiran, imunisasi, dan fortifikasi pangan.
Kontroversi ilmiah mengenai teori penularan pada abad ke-19 dan oposisi terhadap gerakan reformasi sosial menyebabkan penundaan dalam penerapan pengetahuan ilmiah. Perdebatan berlanjut hingga abad ke-20 dan ke-21, dengan melalui pendekatan baru yang menggabungkan ilmu sosial, promosi kesehatan, dan ilmu translasi untuk meningkatkan efektivitas kebijakan kesehatan. Saat ini, masyarakat modern menghadapi penyakit menular melalui dari tanggapan dari tantangan penyakit modern seperti penyakit mental, kardiovaskular, kanker, dan munculnya mikroorganisme resistan terhadap obat yang bisa diperparah dengan perubahan iklim dan ekologi.
Menurut Zubaedi (2013), pengembangan masyarakat merupakan suatu usaha dalam mengembangkan suatu kondisi masyarakat yang dilaksanakan secara bertahap dan aktif mengikuti sesuai dengan kaidah yang berkeadilan sosial dan saling menghargai antara satu sama lainnya. Pengembangan kesehatan masyarakat dapat juga diartikan sebagai proses berkelanjutan yang dipengaruhi oleh perubahan patogen, lingkungan, dan inangnya. Oleh karena itu, pemahaman sejarah mengenai kesehatan masyarakat sangat penting untuk menavigasi tantangan kesehatan masa kini dan masa depan.