Mohon tunggu...
Nurazizah Kadir
Nurazizah Kadir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak kuliahan

Hobi saya menulis, puisi, favorit buah pepaya saya suka jalan jalan ke pantai dan gunung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wahyu Allah Menurut Pemikiran Al-Ghozali

1 Juli 2023   18:27 Diperbarui: 4 Juli 2023   19:58 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                                                                                       

 

                                                                                  Nurajija Kadir (07040122091)                          UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

nurazizahkadir6@.gmail.com

                                                                                        

ABSTRAK

         Pemikiran Al-Ghazali tentang wahyu menempati posisi sentral dalam pemikirannya. Baginya, wahyu adalah cara utama bagi Allah untuk berkomunikasi dengan manusia dan memberikan panduan dalam hal kehidupan agama dan spiritualitas. Dalam pemikirannya, Al-Ghazali membahas aspek-aspek seperti sumber wahyu, jenis-jenis wahyu, dan pentingnya menerima dan mengamalkan wahyu. Menurut Al-Ghazali, sumber wahyu utama adalah Allah. Wahyu adalah ungkapan langsung dari kehendak-Nya kepada manusia yang dipilih-Nya sebagai nabi dan rasul. Al-Ghazali menekankan bahwa wahyu bukanlah hasil dari upaya rasional manusia, tetapi merupakan anugerah ilahi. Wahyu nubuwwah, atau wahyu kenabian, diterima oleh nabi-nabi sebagai utusan Allah untuk membawa wahyu-Nya kepada umat manusia. Al-Ghazali membedakan wahyu nubuwwah dari ilmu biasa yang didapat melalui akal, karena wahyu nubuwwah memberikan panduan tentang hukum agama, moralitas, dan kehidupan spiritual. Selain wahyu nubuwwah, Al-Ghazali juga membahas tentang wahyu ilhami atau wahyu inspiratif. Wahyu ilhami diberikan kepada orang-orang saleh dan mereka yang memiliki kekhususan spiritual tertentu. Wahyu ini dapat berupa firasat, visi, atau inspirasi spiritual yang membantu individu dalam mengarahkan diri mereka menuju Allah, memperoleh pengetahuan spiritual, dan meningkatkan kualitas ibadah mereka. Bagi Al-Ghazali, penting bagi manusia untuk menerima wahyu dengan hati yang tunduk dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menerima wahyu tidak hanya tentang pemahaman konseptual, tetapi juga tentang transformasi spiritual dan perubahan perilaku. Wahyu harus dipahami, dihayati, dan diamalkan agar dapat mencapai kehidupan yang benar secara agama. Al-Ghazali mengingatkan bahwa menerima wahyu bukanlah tugas semata-mata bagi para nabi, tetapi merupakan kewajiban bagi semua Muslim. Ia mengajak manusia untuk meningkatkan kesadaran spiritual mereka dan membuka diri mereka terhadap wahyu sebagai sumber pengetahuan dan petunjuk spiritual yang berasal dari Allah. Pemikiran Al-Ghazali tentang wahyu sangat berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam. Ia menggabungkan pemikiran rasional dan spiritual dalam upayanya untuk menyelaraskan pemahaman manusia dengan pengalaman spiritual.

Tujuan Artikel ini juga bertujuan untuk menggali pemikiran Al-Ghazali tentang wahyu. Pembaca akan mempelajari pandangan Al-Ghazali mengenai hubungan antara manusia dan Allah melalui wahyu.

Kata Kunci: Al-Ghazali, wahyu, nubuwwah, ilhami, kenabian, agama, spiritualitas

 

PEMBAHASAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun