Beberapa terakhir, wilayah Jawa Timur mulai mengalami peningkatan fenomena cuaca panas. Sejumlah hal, termasuk perubahan suhu global, pola angin, dan dampak aktivitas manusia, dapat berkontribusi terhadap hal ini.Salah satu penyebab utama meningkatnya cuaca panas di berbagai tempat, termasuk Jawa Timur, adalah perubahan iklim global. Suhu udara di sejumlah tempat lebih tinggi dari biasanya akibat peningkatan suhu rata-rata dunia.
Berikut beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi kenaikan suhu di kawasan ini:
1. Musim Kemarau: Jawa Timur kini sedang mengalami musim kemarau yang menyebabkan curah hujan menurun. Dampaknya adalah peningkatan suhu udara dan iklim yang semakin panas.
2. Perubahan Iklim Global: Faktor ini juga mempengaruhi cuaca di Jawa Timur. Udara di sini menjadi lebih hangat akibat kenaikan suhu global.
3. Polusi Udara: Kota-kota besar di Jawa Timur seperti Surabaya dan Malang, yang memiliki tingkat polusi udara tinggi, mungkin mengalami peningkatan suhu udara. Polusi udara dapat memerangkap panas matahari dan meningkatkan suhu udara.
4. Pola angin: Suhu di Jawa Timur mungkin lebih panas karena angin timur yang kering, seperti angin Laut Selatan.
Faktor lain terjadinya cuaca panas adalah pola angin. Suhu udara di Jawa Timur akan meningkat jika ada pola angin yang membawa masuk udara panas dari tempat lain. Selain itu, minimnya curah hujan dan rendahnya kelembapan udara juga bisa membuat suhu di luar menjadi lebih panas.
Jawa Timur memiliki suhu yang panas salah satunya disebabkan oleh aktivitas manusia. Suhu di perkotaan dapat meningkat akibat meningkatnya urbanisasi dan pembangunan infrastruktur, seperti gedung-gedung tinggi dan jalan raya yang lebar. Selain itu, polusi udara dapat mempengaruhi suhu udara dan meningkatkan panas.
Dampak dari cuaca panas ini terlihat dari kesehatan manusia mungkin terkena dampak kenaikan suhu di Jawa Timur. Dehidrasi, kelelahan, dan bahkan kondisi seperti sengatan panas dapat dipicu oleh suhu udara yang tinggi. Suhu udara yang tinggi juga dapat berdampak pada tumbuhan dan hewan sehingga dapat merusak ekosistem dan pertanian.
Selain itu, dampak cuaca panas ini juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, dan berkurangnya akses terhadap air bersih. Selain itu, suhu panas dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti dehidrasi, sengatan panas, dan masalah pernapasan.
Penting bagi warga Jawa Timur untuk melakukan pencegahan terhadap kejadian cuaca panas ini, seperti:
1. Jaga hidrasi tubuh dengan minum air putih yang cukup.
2. Hindari aktivitas di luar ruangan saat cuaca sangat panas.
3. Berpakaianlah dengan nyaman dan pakaian yang menyerap keringat.
4. Saat berada di bawah sinar matahari, gunakan pelindung sinar matahari seperti topi atau payung.
5. Jaga kebersihan dan hindari pembakaran sampah yang dapat memicu kebakaran.
Selain itu, pemerintah harus mengambil tindakan untuk mengatasi fenomena cuaca panas ini melalui penanaman kembali, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan yang baik, dan meningkatkan akses terhadap air bersih di wilayah Jawa Timur.
Produksi pertanian dapat menurun akibat perubahan iklim, yang juga dapat berdampak pada ekspansi ekonomi. Suhu dan curah hujan merupakan dua indikator perubahan iklim. Perubahan suhu dan pola curah hujan dapat menghambat perkembangan tanaman sehingga menurunkan hasil.