Mohon tunggu...
Endang Nur Azizah
Endang Nur Azizah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar UHAMKA

Saya merupakan seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 PGSD FKIP UHAMKA.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Duafa Dalam Rangka Membantu Kesulitan Mbah Saminarsih yang Hidup Sebatang Kara Oleh Kelompok Mahasiswa PGSD FKIP UHAMKA

7 Januari 2024   14:20 Diperbarui: 7 Januari 2024   14:35 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : Endangnur
sumber : Endangnur
"Kaum duafa" adalah istilah dalam bahasa Arab yang sering digunakan untuk merujuk kepada golongan masyarakat yang berada dalam keadaan kurang mampu atau lemah ekonomi. Dalam konteks Islam, istilah ini sering dihubungkan dengan konsep zakat dan sedekah, di mana umat Islam dianjurkan untuk membantu mereka yang termasuk dalam golongan kaum duafa. Sebagai sorang muslim dianjurkan untuk berpartisipasi aktif dalam membantu kaum duafa. Ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti mendirikan lembaga amal, program-program bantuan sosial, atau kegiatan sukarela yang bertujuan membantu mereka yang membutuhkan

Peran mahasiswa dalam membantu masyarakat kurang mampu sangat penting dan memiliki dampak positif yang signifikan. Mahasiswa dapat mengorganisir program-program sosial dan kemanusiaan seperti penggalangan dana, pemberian makanan, atau pakaian bagi masyarakat duafa. Mereka juga bisa melibatkan diri dalam kampanye kesadaran sosial untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kondisi kaum duafa dan tantangan yang mereka hadapi. Mahasiswa adalah sumber daya manusia yang sedang menjalani pendidikan tinggi dan memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dapat diterapkan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Dengan ilmu dan keterampilan yang mereka peroleh, mahasiswa dapat memberikan bantuan yang lebih terarah dan berkualitas kepada masyarakat kurang mampu.

Melibatkan mahasiswa dalam membantu masyarakat kurang mampu bukan hanya memberikan manfaat bagi masyarakat tersebut, tetapi juga merupakan bagian penting dari pembentukan karakter mahasiswa sebagai pemimpin masa depan yang peduli, berempati, dan bertanggung jawab secara sosial

Oleh karena itu kelompok mahasiswa PGSD FKIP UHAMKA mengabdikan diri melakukan pemberdayaan kaum duafa pada salah satu Masyarakat duafa di daerah Jakarta Timur tepatnya di Jalan Nusa Indah, Ciracas Jakarata Timur.

Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UHAMKA yaitu kelompok 5 Mata kuliah Kemuhammadiyahan yang beranggotakan, Endang Nur Azizah, Nada Kencana Maheswari dan Aditya Rizqi Putra Purnomo yang melakukan kegiatan pemberdayaan bersama Mbah Saminarsih. Kegiatan ini merupakan tugas dari mata kuliah Kemuhammadiyahan yang dibimbing oleh dosen Ibu Ade Putri Muliya, S. Pd., M.Pd. kegiatan ini merupakan implementasi dakwah lapangan dan aksi nyata sebagai mahasiswa dalam mengabdikan diri untuk membantu sesama dan menanamkan kepedulian terhadap Masyarakat yang membutuhkan.

Pemberdayaan dimulai dengan melakukan dengan berdiskusi dengan salah satu Ketua RT untuk menentukan salah satu warga yang layak untuk diberikan bantuan, setelah mendapatkan target yang sesuai dengan kriteria kami melakukan survey lapangan untuk melihat kondisi rumah dan permasalahan keluarga duafa dengan melakukan wawancara secara langsung dengan Mbah Saminarsih. Setelah melakukan survey kami sepakat memberi bantuan kepada Mbah Saminarsih karena melihat secara langsung kondisi dan permasalahan yang dialami Mbah Saminarsih. 

sumber : Endangnur
sumber : Endangnur

Mbah Saminarsih dengan nama panggilan Mbah Esih. Mbah Esih lahir di Malang pada 9 Maret 1944. Saat ini Mbah berumur 79 tahun. Mbah Esih saat ini hidup hanya sebatang kara karena suaminya telah meninggal dunia, dan memiliki dua orang anak yang kini tinggal di Malang dan sudah berkeluarga. Kedua anaknya juga memiliki keterbatasan ekonomi sehingga tidak bisa membantu Mbah Esih. Mbah Esih pulang ke Malang sangat jarang hanya ketika ada rezeki lebih, lebaran pun tidak bisa pulang ke Malang, begitupun kedua anaknya. Pekerjaan Mbah Esih yaitu hanya bergantung pada warung kecilnya yang menjual es dan makanan ringan yang mendapatkan pendapatan hanya 10-20 ribu perhari. Mbah Esih tinggal di Jalan Nusa Indah, RT 001/07 kecamatan Ciracas. Status tempat tinggal menumpang dengan tanah pabrik sekitar.

Setelah bersilahturahmi dengan Mbah Saminarsih kami melakukan fundraising dengan membuat proposal dan membuat poster bantuan tentang Mbah Saminarsih dan selanjutnya kami menyebarkan pamphlet di media sosial dan membagikan kepada teman, keluarga dan sanak saudara untuk ikut membantu Mbah. Kami juga melakukan presentasi kepada beberapa donator untuk menjelaskan kondisi Mbah dan alhamdulillah banyak donator yang membantu. Hasil fundraising terkumpul sebanyak Rp 1.050.000,.

Setelah dana bantuan terkumpul kami membelanjakan dana tersebut untuk kebutuhan yang diperlukan Mbah Saminarsih berupa sembako, perlengkapan warung dan keperluan hidup lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun