Mohon tunggu...
Nur Azizah
Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Azizah zilfah_14

Berjuang tidak harus maju ,Tarik tambang aja menang karena mundur 👌

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Pembelajaran Nahwi Sharraf dalam Memahami Kitab Turast

10 Januari 2022   10:24 Diperbarui: 10 Januari 2022   10:26 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. LATAR BELAKANGDalam menghadapi problematika saat ini,seperti dalam pengambilan sebuah hukum atas masalah -- masalah yang terjadi, banyak orang-orang yang kesulitan dalam memahami Al Qur'an karena di dalamnya menggunakan susunan berbahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa yang mulia, sehingga Allah pun memuliakan nya dengan cara ayat-ayat dalam Al Qur'an dibuat dengan berbahasa Arab. Maka dari itu agar tidak ditemukan suatu kesulitan dalam memahami kandungan ayat yang ada dalam Al Qur'an, maka kita diharuskan untuk mempelajari kitab nahwu sharaf. Keduanya ini sangatlah erat hubungannya, serta dapat dikatakan adanya nahwu tanpa sharaf bagaikan kopi tanpa gula yang tidak akan ada terasa nikmat atau dalam artian tidak ada hasilnya atau percuma, begitu juga sebaliknya.

Al-Qur'an dan Hadits merupakan dua sumber hukum seluruh umat manusia yang paling utama. Yang mana keduanya disini termaktub dengan teks arab.Sedangkan teks arab merupakan bahasa yang sulit dipahami oleh seluruh umat,khususnya bagi umat islam.Sehingga, wajib hukumnya mempelajari bahasa arab untuk memperjelas istinbat hukum baik dalam Al Qur'an maupun hadits,karena keduanya merupakan pedoman bagi seluruh manusia dari berbagai kalangan

Al Qur'an sendiri berisi tentang segala hal , baik hukum,perintah,larangan serta kejadian -- kejadian yang telah terjadi maupun yang akan datang.Semua hal ini telah di tetapkan oleh Allah SWT untuk di jadikan pedoman oleh seluruh umat.Sedangkan hadits sendiri,berisi mubayyin dari ayat -- ayat Al Qur'an serta segala perkataan,perbuatan, ahwal dan himmi yang di sandarkan kepada Rasulullah SAW.

B. TUJUAN SERTA RUMUSAN MASALAH Adapun tujuan kami dalam Menyusun artikel ini tak lain hanya untuk menciptakan suatu hal yang bermanfaat bagi orang lain pada umumnya dan bagi kami sendiri pada khususnya.Penulisan artikel ini disusun secara sistematis agar kita semua mengetahui metode nahwu sharraf dalam memahami kitab thurats. Sehingga terdapat tiga pertanyaan yang diajukan pada tulisan ini diantaranya, yang pertama, bagaimana pengertian bahasa Arab? yng kedua, bagaimana pengertian serta hubungan antara nahwu dan sharaf? Yang ketiga,hal -- hal yang berhubungan dengan kitab turast.

C. PEMBAHASAN1). Pengertian Bahasa Arab        Bahasa arab merupakan aslullaghah fi jami'il lughah (asal dari segala bahasa ) atau bahasa arab ini berasal dari dua kata yaitu bahasa dan arab .Makna kata bahasa yaitu suatu alat komonikasi yang digunakan oleh setiap oraang untuk saling berinteraksi dengan sesamanya serta mengandung motivasi untuk segala urusan yang mereka jalani dalam keseharian mereka. Sedangkan kata arab merupakan padang pasir atau tanah gersang yang tidak dapat diambil faidahnya. Dalam artian tidak ada air beserta tumbuh- tumbuhan yang tumbuh didalamnya. Bahasa sendiri sudah dianggap sebagai karakteristik alami yang paling penting dalam kehidupan manusia.Karenanya manusia dapat mengungkapkan isi dari perasaannya.Seiring dengan berkembangnya zaman , bahasa arab ini merupakan bahasa yang tertua yang berasal dari bahasa semit tengah,serta berumpun dengan bahasa ibrani dan bahasa -- bahasa neo-arami.Bahasa arab di tuturkan oleh 280 juta orang yang tinggal di Timur tengah dan Afrika utara serta sudah resmi menjadi bahasa resmi di 25 negara dan tak lupa pula bahasa arab ini menjadi bahasa peribadatan dalam agama islam khususnya dalam sumber hukum yaitu Al Qur'an dan hadits. Bahasa Arab juga bisa dikatakan sebagai bahasa surga, sehingga wajib hukumnya untuk kita mempelajarinya. Mempelajari Bahasa Arab adalah sebuah kunci untuk memahami serta menguasai berbagai ilmu syar'I, baik berupa hadits, tafsir, fiqih, aqidah dan lain sebagainya. Semua ilmu yang telah disebutkan tadi itu merupakan ilmu-ilmu yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kedua sumber hukum Islam tersebut tersusun dengan menggunakan bahasa Arab, sehingga jika ingin bisa memahami serta menguasai kedua ilmu tersebut tidak lain ialah dengan mempelajari bahasa Arab.

2) Pengertian Nahwu sharaf serta hubungan antara keduanya              Ilmu nahwu merupakan salah satu cabang dari ilmu bahasa Arab yang gunanya untuk mengetahui jabar jernya suatu kalimat. Sehingga, dengan mempelajari ilmu nahwu ini seseorang bisa dengan mudah menentukan/mengetahui harakat huruf akhir dalam sebuah kalimah, atau dalam istilah nahwiyehnya biasa kita kenal dengan I'rabul kaliamah . Seperti dalam kalimah " jaa-a tholibun" --roaitu tholiban"- marortu bithoolibin". Dalam tiga kaimat tersebut dapat kita lihat bahwa sama lafadz belum tentu sama bacaan serta juga berpengaruh terhadap maknanya.Ilmu Nahwu juga suatu wasilah untuk membantu para pembaca literature kitab turats atau teks arab pada yang diinginkan. Begitu juga dengan ilmu sharaf merupakan salah satu cabang dari ilmu bahasa Arab yang gunanya untuk mengetahui harakat huruf tengah dan awal dalam suatu kalimat. Kedua ilmu ini merupakan induk dari segala ilmu. Serta kedua ilmu tersebut sangatlah erat kaitannya, yang mana jika seseorang mempelajari keduanya, itu bisa mempermudah seseorang dalam membaca serta memahami kitab turast. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab Al- Imrity:
 Nah, dari baid qaidah sudah jelas, bahwa untuk memahami makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur'an maka dibutuhkanlah suatu ilmu yaitu nahwu dan sharraf ini.Sebuah pepatah menyatakan bahwa dua ilmu ini meupakan sepasang ibu bapak dalam disiplin ilmu.Maksudnya yaitu ilmy nahwu berperan aktif dalam pelafadz an suatu kata,sebagaimana layaknya seorang bapak yang berperan dalam mendidik serta mengarahkan ke jalan yang benar.Sedangkan ilmu sharraf dia analogikan dengan seorang ibu, karena dengan ilmu sharraf akan melahirkan beragam kosakata melalui polanya masing-masing.Hal ini sama halnya dengan seorang ibu yang berperan melahirkan anak -- anaknya dalam sebuah eluargaDua ilmu ini tidak dapat kita pisahkan, maka dari itu para pakar bahasa arab terdahulu tidak memilah-milih dua ilmu ini serta menjadikan dua ilmu ini kedalam satu kesatuan dalam memahami kitab turast yang berbahasa arab. Dalam memahami nahwu sharraf terdapat beberapa langkah untuk memulai pembelajaran, diantaranya:

A.Thariqah QiyessiyahSuatu metode yang lebih dulu muncul daripada metode yang lain,yang mana dalam metode ini membahas tentang cara pengqiyesan baik dari umum ke khusus, atau dari kaideh ke contoh dan dari maklum ke majhul.Dengan melalui langkah-langkah berikut:a.Pengajar harus menyebutkan konsep umumb.Pengajar harus menjelaskan kaidah-kaidah beserta contoh-contohnya.c.Pengajar harus menerapkan kaideh dengan contoh yang lebih luas.Metode ini lebih banyak digunakan oleh para pengajar dalam mengajar qawaid sharfiyeh. Karena metode ini dianggap paling mudah serta lugas dan dapat lebih membuat para pelajar lebih cepat faham dalam memahaminya.Ironisnya metode ini kurang efektif bagi para pelajar sehingga para pelajar kurang aktif dalam keseharia mereka karena metode ini dimulai dengan penjelasan kaidah yang umum.B. Thariqah Istiqrariyah Metode ini dilatar belakangi oleh lima langkah pengajaran yang dikemukakan langsung oleh seorang filosof jerman yaitu Frederick Herbart pada tahun 1776-1844 diantaranya:a.Korelasi materib. Penyajian materic.Aplikasid. Konklusi dane.ApersepsiMetode ini merupakan kebalikan dari thariqah qiyesi, yang mana metode ini menjelaskan pola pikir dari khusus ke umum serta contoh ke konsep. Metode ini membutuhkan jangka waktu yang relatif lama akan tetapi dapat menganalisa pemikiran para pelajar dalam memahami contoh-contoh yang sudah ada, sehingga mereka mampu menemukan sendiri kaidah-kaidah yang terdapat dalam sebuah pembahsan sebaimana yang telah mereka telaah sebelumnya.Metode ini menggunakan beberapa tahapan-tahapan dalam memahami kitab turats, diantaranya:a.Memulai dengan pendahuluan, yaitu mengulas atau mengevaluasi pelajaran-pelajran yang sudah di pelajari, baik dengan Tanya jawab atau kembali menyinggung walaupun hanya sedikit, sehingga pola pikir para pelajar terhubung antara pelajaran yang sudah usai dengan pelajaran yang akan dipelajari.b.Pengajar hendaknya memaparkan contoh-contoh yang ditullis di papan tulis.Kemudian pengajar memerintahkan kepada para pelajar untuk membaca kembali serta memahami sebuah contoh yang sudah dipaparkan.c.Pengajar hekdaknya menuruh pelajar untuk memperbandingkan antara dua contoh yang benar dan yang salah. Dengan pemaparan atau alasan dari para pelajar yang telah memilih salah satu dari dua contoh yang pengajar berikan.d.para pelajar mampu memberika kesimpulan terhadap contoh-contoh yang berbeda.e.Pengajar harus memberikan cara tahthbiq untuk para pelajar. Yaitu dengan latihan atas apa yang sudah mereka ketahui.Langkah-lagkahnya yaitu dengan cara:a.pengajar memperlihatkan beberapa contoh, kemudian para pelajar diminta untuk mengaitkan dengan contoh-contoh lain yang berhubungan dengan contoh yang sudah diberikan oleh pengajarb.pengajr memberikan suatu contoh yang tidak lengkap, kemudian para pelajar diminta untuk melengkapi kalimat yang tidak lengkap.Sehingga kalimat tersebut menjadi kalimat yang efekti dan jelas serta mudah dipahami.c.Pengajar memberikan kata-kata yang tidak tersusun, lalu para pelajar diminta untuk merapikan kata-kata yang belum tersusun rapi, sehingga dapat dibacaa dan diketahui makananya secara pasti.d.Pengajar meminta para pelajar agar membuat kalimat sendiri sebagiamana kaidah yang sudah mereka pelajari.C. Thariaqah Al-Mu'adalah Metode ini disebut al-mua'adalah dikareanakan menjadi puncak hasil dari penyeimbangan dua metode antara qiyesy dan istiqrary.metode ini merupakn metode pembelajaran bahasa yang berkesinambungan (berhubunganatau tidak terpotong-potong).Dalam artian para pelajar memahami sebuah arti bacaan yang di kembangkan menjadi pola kalimat yang spesifik dengan mengikuti beberapa kaidah yang berlaku.Kemudian metode ini di aplikasikan dalam sebuah pembelajaran serta pengajaran qawa'id.3). Kitab Turast Kitab turast,merupakan kitab suatu kitab klasik yang di karang oleh para 'ulama pada masa pertengahan .Kitab turast ini biasa di kenal dengan kitab kuning karena kertas edisi -- edisinya berwarna kuning.Kitab turast biasanya di ajarakan secara frmal di pondok pesantren salaf atau tradisional dan biasanya memakai dengan fomat sedikit lebih kecil dari kertas kwarto serta tidak berjilid dan tidak bersampul sehingga memudahkan para pelajar untuk membawanya kemana-mana.Sedangkan kitab turast yang biasa di gunakan di pesantren yaitu:a.1.Fiqihb.2.Usul Fiqhc.3.Nahwu sharrafd.4.Haditse.5.Tasawuf serta akhlakf.6.Tafsirg.7.Tauhidh.8.Bab -- bab yang lain seperti balaghah dan tarikh . Sedangkan Martin Van Bruinessen dalam bukunya mengklasifikasikan bahwasannya kitab turast yang masyhur di gunakan yaitu:1. Ilmu -- ilmu alat,seperti:*a.Sharraf*b.Nahwu*c.Mantiq*d.Tajwid*e.Balaghah2.Fiqih dan Usul fiqh3.Doktrin(Tauhid,akidah ushuluddin4.Akhlak dan tasawuf5.Tafsir Al Qur'an6.Sejarah hidup sertakarya penghormatan untuk nabi7.Hadits dan ilmu hadits.D. PENUTUP   1. Kesimpulan            Bahasa Arab merupakan bahasa surga, yang dimana kita diwajibkan untuk mempelajarinya guna untuk mempermudah kita dalam memahami makna, isi serta kandungan yang ada didalam Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah sebagai penuntun/pedoman bagi manusia khususnya umat beragama Islam. Agar senantiasa mereka tidak tersesat di jalan yang salah dan menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Tak hanya itu saja, mempelajari bahasa Arab juga dapat mempermudah kita dalam membaca, memahami, serta mengetahui apa isi dari kitab kurost(kitab kuning). Maka dari itu, penting sekali dalam kita mempelajari ilmu bahasa Arab tersebut.2. Saran           Dengan penyusunan artikel ini mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua, dan disini kami menyadari atas kekurangan dan ketidak sempurnaan artikel yang telah kami susun ini. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritikan dan saran demi membangun kesempurnaan makalah beserta kemampuan kami dalam pembuatan makalah.E. REFERENSIIbid.hlm 257Mahmud Yunus,Metodik khusus bahasa arab(bahasa Al Qur'an),(Jakarta:Hidakarya agung ,1983),hlm 83-84.Zamakhsyari,Dhofirr,Tradisi pesantren,(Jakarta:LP 3S,1994),hlm.50Martin Van Bruinessen , Op.Cit.148-168.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun