Kuliah lapang dari matakuliah Kesehatan dan keselamatan kerja pada materi limbah dan pengolahannya telah dilakukan di TPA Pakusari Jember, Jawa Timur pada hari Jumat, 20 Desember 2024). Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa D3 Farmasi dan D3 TLM sejumlah 72 mahasiswa dan 2 dosen pengampu matakuliah dari Farmasi dan TLM.
Awal kegiatan ini adalah sambutan dari Koordinator Pengolahan Sampah di TPA Pakusari yaitu Bapak Muhammad Masbud. Sambutan tersebut menyampaikan ucapan terimakasih karena Poltekes Jember telah bersedia berkunjung di TPA dan memberikan paparan terkait limbah dan pengolahannya. Dosen pengampu matakuliah juga memberikan sambutan karena sudah diizinkan melakukan kuliah lapang di TPA Pakusari.
Menurut Bapak Masbud, jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari di Jember bervariasi. Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember, volume sampah di TPA tersebut cenderung fluktuatif. Â Pada musim kemarau Juli 2024, volume sampah relatif stabil, berkisar antara 150-200 ton per hari. Sementara itu, selama libur Lebaran Idul Fitri, volume sampah meningkat. Â Namun, tidak ada informasi terkini tentang jumlah pastinya.
TPA Pakusari Jember saat ini hanya  mengolah berbagai jenis limbah domestik. Limbah domestik yangd iolah seperti limbah organik yaitu sampah rumah tangga (dapur, kebun), limbah pertanian (jerami, kulit buah), limbah peternakan (kotoran hewan) dan limbah pasar (sayuran, buah-buahan). Limbah non-organik seperti plastik (botol, kemasan), kertas (koran, karton) , kaca (botol, pecahan) dan logam (kaleng, besi). Awalnya TPA ini juga mengolah limbah B3 dan medis, namun karena limbah domestik tiap tahunnya selalu meningkat karena jumlah perumahan di Jember juga bertambah maka TPA Pakusari fokus ke limbah domestik. Menurut Masbud (2024), limbah domestik yang dikirim ke TPA Pakusari sebagian besar berasal dari kota yaitu Sumbersari, Patrang dan Kaliwates.
Menurut Masbud (2024), pimilihan sampah dilakukan hanya pada sekitar 2-5 ton sampah domestik setiap hari menggunakan mesin (gambar 2). Sementara sekitar  7-10 ton pemilihan sampah dilakukan oleh pemulung di TPA Pakusari. Kemudian sisanya yang masih sekitar 180ton/hari hanya dilakukan penimbunan menjadi gunung sampah. Pemilihan sampah menggunakan sampah menghasil sampah organic dan anorganik. Sampah organic dioleh menjadi pupuk dan produksi magot (gambar 3)
Magot merupakan kelompok serangga yang mengandung sumber protein. Magot kaya akan protein sebesar 50-60% dan asam amino esensial, membuatnya menjadi pakan alami yang baik untuk hewan ternak terutama ayam, bebek, dan ikan. Magot juga sebagai  pakan alami untuk mengurangi ketergantungan pada pakan buatan. Selain itu magot dapat Meningkatkan kesehatan hewan. Magot mengandung antioksidan dan asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan hewan.  Limbah pastik seperti botol dan barang-barang dari plastic juga diolah menggunakan mesin penggiling plastic seperti gambar 4
TPA Pakusari di Jember, Jawa Timur juga memanfaatkan limbah organik untuk menghasilkan gas metana melalui proses pengolahan limbah terpadu. Namun saat kunjungan lapang sudah tidak aktif.
Mahasiswa juga diberi paparan tentang pengolahan limbah air lindi. Limbah air lindi (leachate) adalah cairan yang dihasilkan dari proses pelarutan bahan-bahan organik dan anorganik dalam limbah yang dihasilkan dari tumpukan limbah sampah yang sudah menggunung di TPA Pakusari (gambar 5).