Mohon tunggu...
Nuraziz Widayanto
Nuraziz Widayanto Mohon Tunggu... lainnya -

belajar menulis apa saja sambil minum kopi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terharu dan Biru

26 Agustus 2010   19:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:41 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sepanjang pengetahuanku kita masih sedikit bertemu
kemudian membicarakan apa-apa yang sebenarnya tidak perlu
dan seterusnya selalu begitu
namun terasa ada doa yang kau kirim untukku
bagaimana tidak? ketika malam menghambur memelukku
dada ini terasa pecah dan air mata jatuh begitu saja bersenyawa dalam haru
kau membuat malam hitam menjadi biru
kau dalam sendirimu dan aku dalam sendiriku
saling diam, saling memikirkan tapi tidak untuk merayu
menurutmu aku begini dan menurutku kau begitu
aku mengangguk dan kau mengangguk, tanpa ragu
aku pernah berjanji menjaga hatimu
kau menolak untuk ku jaga hatimu
kepala kita sama-sama keras seperti batu
kau ingin senang dengan membantuku
dan aku juga ingin senang dengan membantumu
tapi kita sama-sama menolak untuk dibantu
dan kita bersamaan berkata, "do'amu sudah lebih dari cukup untukku"
kita akan selalu begitu, sendiri dalam haru dan biru

*untuk sahabatku yang keras kepala di sana. ya sudah kirimkan saja. tak perlu rasanya bilang terima kasih. kamu sudah tidak butuh itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun