Seorang teman datang dan bertanya tentang keyakinan. dia search di google, katanya, hasil pencarian terbanyak menunjukkan kata keyakinan berhubungan dengan Tuhan. seterusnya kemudian dia bertanya, kenapa keyakinan selalu berhubungan dengan Tuhan?
beberapa hari yang lalu, saya sempat berada dalam diskusi yang menyenangkan tentang sejarah kerajaan-kerajaan di jawa. Kemungkinan-kemungkinan dikemukakan dalam diskusi tersebut. kesimpulan dari diskusi tersebut, sejarah adalah praktek. maksudnya, orang-orang kala itu memanfaatkan narasi sejarah untuk kepentingan-kepentingan mereka.
"Kita toh tidak tahu apa yang sedang mereka pikirkan kala itu"
begitu kalimat saya untuk mengamini kesimpulan diskusi yang panjang dan menyenangkan itu. tapi salah satu teman tampaknya tidak sepakat dengan kalimat saya
"Kita bukan tidak tahu. kita sedang miskin 'kreatifitas' dalam membahas kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi kala itu"
saya segera mengamini kalimat hebat yang meluncur dari mulutnya. kalimat ini berakibat luar biasa dalam diri saya. salah satunya tentang keyakinan. sebelum kalimat hebat dari temen saya itu, saya dalam memandang narasi sejarah panjang Indonesia, saya meyakini banyaknya vested interest diluar para raja hingga menimbulkan berbagai pergolakan bahkan pergantian dinasti. keyakinan saya ini juga berkaca pada banyak hal yang terjadi sekarang. begitu banyaknya vested interest yang akhirnya membuat berbagai hal macet. mengatasnamakan rakyat-lah, Tuhan, Agama dsb. begitu kalimat hebat itu meluncur, keyakinan saya goyah. Apalagi kemudian di suatu malam saya disuguhi sebuah informasi tentang menyerahnya pangeran sambernyowo, ada kemungkinan menyerahnya pangeran yang sangat menakutkan bagi belanda itu karena adanya 'Ilham' yang datang dan berkata pada dirinya untuk menyerah. 'Ilham' tersebut mengatakan bahwa pertempuran besar pangeran sambernyowo bukan terjadi pada hari itu, melainkan di masa datang, masa dimana dia akan berreinkarnasi pada manusia lain.
Jelas keyakinan saya pada narasi sejarah indonesia sama sekali tidak berhubungan dengan Tuhan. seperti riset kecil-kecilan teman saya di atas. dan untuk memberikan kemungkinan jawaban atas keyakinan, saya berkeyakinan bahwa keyakinan tidak berhubungan dengan Tuhan. seterusnya keyakinan adalah praktek terus menerus. keyakinan juga bukan kesimpulan atau dialektika sederhana ala hegel. jika tubuh itu miliknya cacing, roh kembali ke Tuhan, keyakinan adalah satu-satunya milik manusia. suatu proses kreasi, wujud free will yang diberikan Tuhan sebagai tanda Dia ikhlas dikudeta oleh ciptaannya sendiri. mungkin begitu kira-kira kemungkinan jawaban yang bisa saya berikan pada teman yang datang malam ini.
*Selamat malam semua, semoga menemukan sebuah keyakinan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H