Seterusnya aku tidak mau lagi menjawab pertanyaan tentang cinta. Aku bukan sedang patah hati. Aku bosan mendengarnya.
“Cinta seperti keju. Bisa membuat republiken 45 menuduh pengkhianat bangsa bagi siapa saja yang menyentuhnya”.
Itu jawaban terakhir yang bisa terucap dari mulutku. Dan selanjutnya aku masih dikejar-kejar untuk bicara cinta.
“Mengapa harus cinta?”
Wajah tampan didepanku ini hanya tersenyum. Wajah tampan yang sedang mencari cinta. Tidak pernah bosan.
“Oke cinta itu Dian Sastro”
Jawabku dengan kesal. Wajah tampan ini terlipat di beberapa bagian. Aku tidak peduli. Aku ingin berkemas dan pergi dari rumah kontrakan yang menyebabkan aku bersama dengan wajah tampan ini.
“Mulai hari ini aku akan berhenti bertanya tentang cinta”.
Berkemasku terhenti. Lama.
“Terima kasih La”.
Dia pergi begitu saja. Aku tidak jadi berkemas. Aku tidak jadi pergi. Begitu saja? Sekian tahun ini? Jawabannya yang memuaskannya adalah dian sastro? Aku seperti tidak terima dengan pernyataan itu. Aku segera mengejarnya. Laki-laki ini berhenti. Wajah tampannya segera memasang senyum.