Kala itu katamu menjaring senandung daun yang ingin menidurkanku
Kala itu katamu menyimpan tangisku yang membangunkanmu
Kala itu katamu membuat dongeng dari tangisku
Kala itu katamu membuat musik dari senandung daun mengiring dongeng untukku
Kala itu bernama sepi sebelum pagi denganku
kau bercerita tentang tidurku di samping sujud malammu
kau berkisah tentang lelapku di dalam pelukanmu
kau berkisah tentang candaku dalam kesedihanmu
Kala sekarang katamu hanya gemerisik daun tanpa senandung
Kala sekarang katamu tangis hatimu merindu yang mendung
Kala sekarang katamu dongeng-dongeng sampah yang mengapung
Kala sekarang katamu musik membosankan yang bingung
Kala sekarang bernama tua dalam rindu yang murung
dan kau tak lagi berkisah, hanya tersenyum menantiku untuk berpisah
dan aku tak lagi menangis, hanya tersenyum menyimpan dongeng yang tak pernah habis
*Rindu padamu pak. semoga baik-baik saja disana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H