Mohon tunggu...
Nuraziz Widayanto
Nuraziz Widayanto Mohon Tunggu... lainnya -

belajar menulis apa saja sambil minum kopi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menyoal Kanal Fiksi dan Problem Nantinya

13 Juni 2011   07:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:33 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kanal Fiksi akan segera direalisasikan. Kanal ini dibuat melihat antusiasme para peminat fiksi yang membanjiri kompasiana dengan karya fiksi. Fiksi memang seperti memberi kebebasan, lepas dari aturan-aturan penulisan artikel yang sangat membelenggu. juga kemudian fiksi tidak lagi terbebani verifikasi data, logika atau bahkan etika. semua kembali pada penulisnya, mau tunduk pada persoalan-persoalan itu atau tidak. dan kanal fiksi kompasiana, mau atau tidak mau akan menampung ini semua. apakah ini menjadi masalah?

Kanal artinya saluran. Kanal fiksi berarti sebuah saluran yang menampung fiksi. bagi saya ini menjadi saluran yang melegakan sekaligus menjadi persoalan. salah satu yang membuat saya khawatir adalah HL (atau headline). Perdebatan sengit sering terjadi tentang HL ini. Headline salah satu yang memicu adanya festival fiksi. Headline di rubrik fiksi seringkali berbulan-bulan tidak terganti, padahal banyak karya yang dianggap sangat layak untuk HL. dalam festival fiksi, akhirnya semua rating bisa 'dikudeta' dan memaksa Headline berganti. Kanal Fiksi, bisa jadi masih akan menuai persoalan yang sama. Headline kadang sangat lama, kadang sangat cepat, tentu saja, headline kanal fiksi tidak lagi boleh terjadi. harus diberlakukan penjadwalan waktu yang pasti dan admin mungkin akan lebih kerja keras. jika menggunakan platform Wordpress, Headline adalah posting yang diberi atribut sticky, dengan atribut itu posting akan terseleksi dan muncul di halaman depan. dan atribut sticky ini mau tidak mau harus dilakukan manual yang artinya penjadwalan ini sangat bergantung dengan manusia. Jadi akan banyak kemungkinan sebuah posting yang sangat bagus terlewat begitu saja tidak menjadi headline. dengan keadaan itu, saya hanya bisa berharap para fiksier tidak lagi mempersoalkan headline. headline memang penting untuk tolok ukur kualitas sebuah tulisan, tapi kecintaan terhadap cerita tentu lebih penting hingga headline ini tidak lagi jadi polemik.

selanjutnya, jika dalam dua malam saja sudah hadir ratusan karya, yang ada dalam benak saya adalah bagaimana meluangkan waktu membacanya? sebuah karya ditulis ingin dibaca dan kanal ini pun harusnya bisa melayani semua postingan agar terbaca dengan baik. Logika sederhananya, dengan terlayani dengan baik, para fiksier juga tak akan sembarangan untuk posting tulisan. dan kanal ini harus bisa memastikan sebuah postingan bisa bertahan sedikit lama agar para pengunjung bisa mengenalnya.

salah satu usul saya adalah jeda posting tulisan. jika di kompasiana ada aturan jeda antar posting 1 jam, mungkin kanal fiksi nanti bisa memberikan jeda posting lebih lama, semisal 6 jam. Produktifitas kompasianer sangat luar biasa, terkadang saya hanya mendapati sebuah tulisan berada dalam highlight tulisan terbaru sebentar saja. dan terkadang saya menjumpai satu orang kompasianer posting beberapa tulisan dalam satu hari. apalagi kemudian jumlah member yang sangat besar. barangkali saja, dengan jeda posting tulisan mungkin akan membuat tulisan baru bisa sedikit bertahan. tulisan baru entah itu dari member baru atau lama, sering menguap, padahal banyak sekali yang di atas rata-rata. apalagi seperti saya yang sering hanya bisa bengong melihat sajian yang sedemikian banyak.

Terakhir, saya hanya berharap setidaknya pelayanan setiap tulisan menjadi target utama dari kanal fiksi. ada tambahan tujuan dari sharing and connecting, yaitu apresiasi. Tapi apapun itu problemnya, saya asyik-asyik saja. saya mencintai dunia cerita dan kata, apapun kondisinya. Terima kasih buat admin kompasiana yang akan merealisasikan kanal fiksi. mari kita manfaatkan bersama. tak lupa, mari ngopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun