Senyumnya. Biasanya untuk sesuatu yang lucu. Dan dia sering sekali berselancar menghabiskan pulsa demi pulsa untuk mendapatkan dirinya sendiri tersenyum. Menghibur, adalah kata yang sering dia ucapkan. Dan aku bukan orang yang suka becandaan garing seperti plesetan misalnya.
"BB-ku Gemini, punyamu apa? trus dia menjawab, punyaku taurus."
Dan dia ngakak sehabis-habisnya sambil terus memelototi blackberry-nya. Dan aku tidak tahu sama sekali apa yang lucu dari sana. Dia bercerita tentang apa yang dinamakan hashtag di situs bernama twitter #kemudianhening. Dan memang, aku memang hening, tak mengerti.
"Iya itulah, kemudian hening, saking tidak lucunya."
"Tapi kamu terbahak-bahak"
"Ya karena disitu lucunya"
Aku tidak mengerti apa yang lucu sampai kemudian aku baru tahu BB adalah singkatan Blackberry dan Gemini adalah serinya. Dan aku juga baru tahu tidak ada seri Taurus. Tentang merk dan seri ini, aku punya opini lain dan aku selalu sebal. Salah satu yang membuatku meradang adalah VW yang menamai seri SUV-nya dengan Touareg. Touareg adalah sebuah suku di afrika utara yang masih menjalankan tradisi mereka untuk berdagang dengan kafilah-kafilah. Touareg dikenal sebagai blue man of sahara. mereka menempuh ribuan mil dan menempuh bahaya gurun sahara untuk satu hal yang katanya lebih berharga dari emas, yaitu garam. Dan tentu, garam mereka yang mahal tak akan dilirik orang karena jaman. Manusia sudah memakai mesin-mesin yang mengalahkan perjalanan mereka yang tak efisien. Dan mesin merk VW ini memakai nama Touareg. Menyebalkan. Modernitas dengan semena-mena memakai istilah-istilah atau bentuk masa lalu, dan mereka menamakan itu sebagai kreatifitas! dan aku sepenuhnya setuju dengan Adolf Lust yang mengkritik booming artdeco yang dengan seenaknya mengaplikasikan segala ornament suku-suku atau kebudayaan-kebudayaan lama. dengan tegas Lust bilang, "ornament is a crime!"
"Kamu tak apa-apa?"
Aku segera mengangguk. ah senyumnya! senyum yang membuatku ingin bergumam "theos". Walau masih ingin, senyumnya membuat aku dengan amat sangat terpaksa harus tersenyum agar senyum itu tidak hilang. Dia tersenyum makin lebar, matanya kembali seimbang, ah, kali ini aku tak bisa lagi menghindar untuk bergumam sangat lirih “theos”.
"Kali ini 'theos'mu untuk apa?"
Aku ingin menjerit! dia mendengar gumamanku. dan aku sama sekali tidak pernah cerita padanya tentang 'theos' yang sering aku gumamkan. dan dia bertanya sangat tepat dan masih dengan senyum yang membuatku bergumam "theos"
"Kamu terlalu sering bergumam theos. Aku juga sudah menelusuri kata itu. dan aku mungkin sedikit mengerti"
Ya Tuhaaaan. Nada bicaranya, pemikirannya semua tentangku. Dan semua hal yang selama ini aku pikirkan seperti terbang begitu saja. dan aku tiba-tiba merasa kosong persepsi tentangnya. Di saat aku merasa sangat tahu jalan pikirannya, aku tidak tahu apa-apa. Aku kembali bergumam "theos"