Ada siswa yang berkata kotor yang disalahkan adalah guru PPKn. Tapi apakah itu menjadi peran tunggal guru PPKn dalam membangun karakter siswa . Jawabannya tentu tidak. Karena kita semua tahu bahwa persolan moral hari ini pada siswa sesuatu yang kompleks.Artinya apa? Bahwa siswa yang hadir tanpa karakter lahir lahir dari generasi yang juga tanpa karakter. Penulis adalah guru PPKn di Sumatera Barat. Berbicara tentang Sumatera Barat tentu Masyarakat Minang Kabau Masyarakat Minang Kabau adalah corak masyarakat yang berbeda dari masyarakat lainnya di dunia ini. Salah satu coraknya adalah system keturunan menurut garis ibu ( Matrilinial) bukan menurut Ayah( Bapak ). Adat Minang Kabau terkenal dengan ajaran “ adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”. Syarak mangato adat mamakai alam takambang jadi guru.
Sumatera Barat dengan adat Minang Kabau menyatakan bahwa nenek moyangnya adalah Datuak Parpatiah nan sabatang atau Datuak Katumanggunagan yang telah mewariskan kata-kata pusaka. Nenek moyang orang Minang Kabau merenungkan arti hidup dan kehidupan manusia di dunia ini. Mereka juga merenungkan alam ciptaan Tuhan ini, dari berbagai aspeknya.
Karakter siswa di Sumatera Barat tidak jauh berbeda dengan karakter siswa di daerah lain di Indonesia. Siswa di Sumatera Barat didominasi oleh kaum perempuan. Kaum perempuan di di Minang Kabau telah memperolah kedudukan yang tinggi dan penting yang disebut dengan istilah “Bundo Kanduang”.
Kedudukan yang tinggi dan penting kepada Bundo Kanduang terungkap dalam mamangan atau fatwa berikut:
Budo Kanduang limpapeh rumah gadang
Sumarak dalam nagari
Hiasan dalam kampuang
Umbun puro pegangan kunci
Kok hiduik tampek banasa
Jikok mati tampek baniat
Kaunduang-unduang ka madinah