Awal Cerita
Pada Hari Minggu Pagi bertepatan dengan tanggal 3 November 2024, Saya Bersama Rekan saya yakni Saudari Yunita Rafika Astari Berkunjung ke salah satu tempat wisata yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua yaitu wisata Car Free Day (CFD) yang ada di JL. Udayana, Kota Mataram. Disana kami menemukan banyak Sekali pelaku usaha yang menawarkan usahanya mulai dari kategori makanan, minuman, mainan, baju, dan masi banyak lagi yang lainnya. Disana sembari kami berkeliling kami juga sempat mewawancarai beberapa pedagang yang ada di Car Free Day (CFD) yang ada di JL. Udayana Kota Mataram yaitu, pedagang Nasi Padang dan thrift baju anak-anak.
Yang Pertama, saya dan rekan saya wawancarai adalah Pelaku usaha Nasi Padang, yaitu sebagai berikut:
Pedagang Nasi Padang ini Bernama ibu Anik beliau berusia 45 tahun dan sudah berjualan di Car Free Day Udayana Sejak Tahun 2020, dan sekarang terhitung sudah sekitar 4 tahun ibu Anik Berjualan di Car Free Day Udayana. Menu yang beliau tawarkan kepada konsumen kurang lebih hampir sama dengan Resto Padang pada umumnya yang biasa kita temui di beberapa tempat di mataram ini yaitu Seperti, Rendang, Sayur Nangka, jengkol balado, ayam gulai dan masi banyak menu yang lainnya. Cita rasa masakan yang di tawarkan sudah di modifikasi sedikit dengan menyesuaikan dengan lidah orang Lombok (cita rasa sasak) Seperti yang di sampaikan oleh ibu Anik bahwa “ rasa masakan khas padang itu sebenernya tidak jauh beda sama masakan sasak yang harus terasa pedas, gurih dan bumbu rempah yang melimpah, tetapi ada juga cita rasa yang tidak banyak orang sasak ini suka seperti bumbu yang terlalu medog akan rempahnya dan kental, jadi saya membuat masakan saya tidak terlalu kental untuk kuah-kuahannya karena orang sasaak tidak terlalu menyukai itu. saya sudah pernah coba menjual dengan rasa yang sama seperti Resto padang pada umumnya yang kental di bumbu dan kuahnya , tapi tidak banyak yang menyukai itu". Harga satu porsi nasi padang yang di jual oleh ibu Anik di tarif mulai dari Rp. 20.000 ke atas sesuaidenganpilihan lauk pauknya, “biasanya jumlah nasi padang yang saya jual ini bisa terjual sekitar 20 sampai 30 porsi nasi padang. Pernah juga waktu itu saya menjual sekitar sampai 50 porsi nasi padang Ketika ada acara pawai dari sekolahan yang lewat Ketika di CFD udayana” ujar ibu Anik penjual nasi padang . Ibu Anik ini mulai berjualan dari pukul 06. 30 sampai 09.30 dan keuntungan yang di dapatkan itu bisa mencapai Rp. 1 sampai 3 juta tergantung berapa banyak porsi yang terjual pada hari itu. Ibu Anik juga tidak berjualan setiap hari melainkan hanya di hari Minggu pada saat Car Free Day Udayana. Lapak nasi padang ibu Anik ini berada di ujung jalan sebelum bunderan bandara slaparang, lebih tepatnya di depan taman samping Mushola.
Yang kedua, saya dan rekan saya wawancarai Pedagang Thrift baju anak-anak, yaitu sebagai berikut:
Penjual Thrift baju anak-anak ini Bernama mba ica dan mba dea keduanya adalah adek kakak yang memulai bisnis Thrift ini mulai dari awal tahun 2024 di bulan februari , sebelum mereka berjualan di Car Free Day udayana mereka berjualan di rumah dan melakukan promosi di media sosial, seperti Instagram, facebook, dan tiktok. “ awalnya kita Cuma jualan di rumah terus terfikirkan ingin mencoba untuk berjualan di Car Free Day Udayana, Ternyata banyak juga yang datang mampir ke lapak kami dari situ kita coba terus untuk setiap minggunya berjualan di CFD Udayana”, Ujar mba ica selaku pemilik Thrift baju anak-anak. Setiap 2 kali sebulan mereka mengadakan promo yang dapat menarik konsumen untuk berbelanja di lapak mereka. Sekarang usaha Thrif yang di jalankan oleh mba ica dan mba dea sudah semakin di kenal dan sudah memiliki pelanggan tetap, selain karna berjualan di CFD Udayana usaha mereka juga di kenal melalui promosi yang di lakukan di sosial media usaha mereka seperti, Instagram, facebook, dan tiktok. Tetapi yang Namanya usaha pasti ada pasang dan surutnya seperti yang di katakan mba dea kalau “ kita tidak selalu untung tapi juga pernah rugi karna barang ada yang rusak dan banyak yang belum laku sedangkan barang baru sudah datang, itu membuat kita rugi karena kurangnya pemasukan tetapi banyak pengeluaran karena harus membayar barang yang baru datang”. Keuntungan yang di dapat mulai dari 500-1jt tergantung ramai yang datang ke lapak mereka. Lapak usaha Thrift mba ica dan mba dea ini berada di samping Jembatan sebelum Teras udayana mereka berjualan dari pukul 05.30 sampai 09.30 setiap minggunya di CFD, pukul 09.00 sampai 21.00 di rumah.
Begitulah cerita dari beberapa pelaku usaha yang ada di CFD udayana, akhir cerita setelah kami mewawancarai beberapa pedagang kami lanjut untuk berjalan-jalan sambil melihat barang atau produk-produk yang di tawarkan.
Kesimpulan dari hasil survei dan wawancara yang kami lakukan bahwa wisata Car Free Day Udayana ini bisa di kategorikan sebagai halal tourism karena memenuhi beberapa kriteria yang sesuai dengan prinsip syariah, yaitu:
Makanan Halal : Sebagian besar pedagang di CFD Udayana menawarkan makanan dan minuman yang sesuai dengan standar halal. Ini penting bagi wisatawan Muslim yang ingin menikmati kuliner tanpa kekhawatiran tentang bahan-bahan non-halal.
Aktivitas yang Aman dan Bermanfaat : CFD Udayana menonjolkan aktivitas olahraga, hiburan keluarga, dan interaksi sosial yang positif, tanpa adanya kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Lingkungan yang Ramah Keluarga : Suasana CFD yang bebas dari kendaraan bermotor menciptakan lingkungan yang aman bagi keluarga, termasuk anak-anak. Hal ini sejalan dengan konsep wisata ramah keluarga dalam syariah, di mana lingkungan harus mendukung keamanan dan kenyamanan semua anggota keluarga.