Mohon tunggu...
Nur Aulia Sabrina
Nur Aulia Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Keperawatan

Mahasiswa Ilmu Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19, Bagaimana Citra Profesi Perawat di Mata Masyarakat?

20 Desember 2021   08:23 Diperbarui: 20 Desember 2021   08:26 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 sampai hari ini masih menjadi bencana yang melanda di seluruh negara, bahkan tidak sedikit menelan korban jiwa. Sudah dua tahun lamanya pemerintah dan masyarakat dunia terus mencari solusi mengurangi penyebaran virus Covid-19 tersebut. Covid-19 atau dengan nama lain Coronavirus Disease 2019 pertama kali muncul pada tanggal 31 Desember 2019 di kota Wuhan, China. Menurut Wang (2019), Coronavirus merupakan virus RNA dengan rantai tunggal positif, dilapisi kapsul dan tidak bersegmen. Pembentuk struktur virus ini berbentuk menyerupai kubus dengan protein S yang terdapat di permukaan virus.

 Spike protein (Protein S) adalah protein utama antigen untuk penulisan gen dan berperan dalam penempelan dan masuknya virus ke dalam sel inang. Tahap ini dimulai dari penempelan virus ke sel host (enzim ACE-2) diperantarai oleh Protein S. Selanjutnya, ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2) berhasil melekat pada mukosa mulut dan hidung, lambung, usus, paru-paru, kulit, otak.  Lalu, terjadi replikasi dan transkripsi sintesis virus RNA. Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di saluran napas atas dan saluran napas bawah. Pada infeksi berlanjut akan menyebabkan perkembangan virus ke sel gastrointestinal pasca penyembuhan. Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2020), masa inkubasi virus sampai terjadinya penyakit berkisar 3-7 hari.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan hingga tanggal 10 Maret 2020 terdapat pasien Covid-19 hingga 113.710 kasus di dunia dan di dominasi oleh China dan Italia. Penyebaran Covid-19 juga mulai menyebar ke negara-negara Eropa dan Asia termasuk Indonesia. Kasus yang pertama kali dilaporkan terjadi di Indonesia yaitu pada tanggal 2 Maret 2020 dimana dua orang wanita Warga Negara Indonesia (WNI) mulai merasakan gejala covid-19 setelah bertemu dengan rekannya yang berasal dari Malaysia (WNA).  Juru bicara pemerintahan untuk Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa Indonesia terus mengalami kenaikan hingga 34 kasus dalam waktu 8 hari. Sehingga pemerintah memfokuskan wabah Covid-19 menjadi bencana nasional

Covid-19 merubah segala tatanan masyarakat dunia dimana semua sektor baik kesehatan, pendidikan, dan perekonomian menjadi sulit. Infeksi yang dirasakan penderita Covid-19 terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu gejala ringan, sedang atau berat. Gejala umum yang dirasakan penderita antara lain mengalami perasaan sesak, demam berkelanjutan, muntah (gejala gastrointestinal), pusing, diare. Pada kasus yang terberat dapat menyebabkan syok septik, pneumonia berat, disfungsi sistem koagulasi secara cepat dan meninggal dunia. Selain fisik, dampak psikososial yang dirasakan penderita adalah merasa cemas secara berlebihan ketika identitasnya bocor kepada publik sehingga dikucilkan atau dijauhkan oleh lingkungan sekitarnya

Menurut IPK (Ikatan Psikologis Indonesia), Covid-19 tidak hanya menyerang penderita positif Covid-19 tetapi juga orang dengan Non-Covid 19. Dimana individu tersebut menjadi takut, gelisah, stress, depresi berat karena virus yang terus mengintai dan cemas dengan pemberitaan mengenai meningkatnya jumlah penderita Covid-19. Pemerintah Indonesia dan internasional mulai fokus dan meningkatkan kasus ini menjadi status pandemi karena sudah menjadi wabah yang menyebar hampir ke seluruh benua dan dunia. Sejak saat itu, masyarakat mulai menganggap wabah Covid-19 ini menjadi sebuah distraksi sosial dan stigma negatif. Usaha untuk menekan penyebaran tidak berhenti dilakukan termasuk oleh tenaga kesehatan.

Perawat merupakan salah satu profesi kesehatan yang memiliki peranan penting dalam proses mencegah penyebaran. Perawat berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan dan menjadi tulang punggung di rumah sakit karena jumlahnya lebih banyak dibandingkan tenaga kesehatan lain. Perawat memiliki  peran sebagai caregiver dimana perawat memberikan asuhan layanan keperawatan selama 24 jam kepada pasien dengan kondisi apapun. Selain itu, perawat juga memiliki peran untuk memberikan informasi kesehatan kepada pasien yang menjalani isolasi, keluarga, dan masyarakat umum. Seluruh masyarakat Indonesia mengetahui bahwa posisi perawat pada masa pandemi sangatlah utama. 

Wawancara yang dilakukan kepada salah satu penyintas covid bernama Ibu Tasma (42), beliau mengatakan "selama 14 hari saya menjalankan isolasi di ruang perawatan, seringkali saya temui perawat dengan gelar Ns di depan namanya melakukan tayamum disamping tembok dan menyimpan kursi serta sajadah di depannya sebagai penanda kalau dia akan sholat. Saya suka terharu dan sedih bagaimana perawat dan tenaga medis lainnya selama berbulan-bulan mengenakan pakaian hazmat yang panas saat melayani saya dan pasien lainnya. Sangat beresiko tinggi juga terpapar dari kami meskipun sudah menggunakan APD yang lengkap. Saya sangat berterima kasih kepada perawat dan dokter yang tidak pernah lelah. Semoga perawat dan tenaga kesehatan lainnya selalu diberi pelindungan dan kesabaran untuk memberi layanan kesehatan kepada masyarakat."

Wawancara kedua juga dilakukan kepada Ibu Reni (50). "Saya suka kasian sama perawat yang suka ngontrak disini kadang pulangnya larut malam sekali karena harus berjaga di rumah sakit, pasti kan capek banget yah habis pulang shift berjaga. Kami dari pihak warga sekitar awalnya takut karena perawat yang ngontrak disini bisa nularin. Tapi akhirnya kami menyadari tugasnya sepulang berjaga juga tidak mudah apalagi melayani pasien. Warga sekitar akhirnya memutuskan untuk memberikan sembako dan makanan kepada penderita covid dan perawat di daerah sini. Biarpun sedikit semoga bermanfaat," ujar Bu Reni. 

Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin lama perawat memiliki stigma positif di masyarakat. Awalnya masyarakat yang memiliki reaksi berlebih kepada perawat lambat laun mulai berubah. Hal ini dilihat dari kesadaran masyarakat bahwa perawat juga memiliki kondisi yang sama berat dengan masyarakat lainnya. Kondisi dan beban kerja yang berat mengharuskan mereka tetap sabar saat melayani pasien Covid-19  maupun Non Covid 19. Mengorbankan kepentingan pribadi mereka untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga. Penggunaan alat pelindung diri (APD) level 3 juga tetap saja beresiko terpapar virus yang bisa berakhir pada kematian.

Julukan sebagai bagian dari garda terdepan dalam menangani kasus Covid-19 sangatlah cocok untuk perawat, tidak sedikit perawat yang mengalami kelelahan baik secara fisik juga secara mental dan berakhir dengan meninggal dunia. Apresiasi perjuangan perawat juga telah diucapkan oleh banyak pihak termasuk Bapak Presiden Indonesia, "Perjuangan untuk menghambat penyebaran Covid-19, mengobati yang sakit, dan mencegah kematian sudah luar biasa kita lakukan. Atas nama rakyat, bangsa dan negara, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para dokter dan perawat, serta seluruh petugas di rumah sakit, di laboratorium, di klinik-klinik kesehatan, dan di rumah isolasi," ujar  Jokowi.

Harapan saya sebagai mahasiswa keperawatan yang nantinya akan menjadi profesi keperawatan profesional, masyarakat menjadi lebih tahu dan lebih paham mengenai citra profesi perawat dan menghilangkan stigma-stigma buruk terhadap keperawatan itu sendiri. Sehingga kedepannya kehadiran perawat dapat lebih dihargai oleh masyarakat dan perawat terus bisa berjuang menjadi garda terdepan menangani pandemi di masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun