Makanan adalah zat yang dikonsumsi oleh makhluk hidup untuk memperoleh nutrisi yang selanjutnya akan diolah menjadi energi. Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral merupakan nutrisi dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Sumber makanan bagi manusia dapat berasal dari tumbuhan dan hewan. Sumber makanan yang berasal dari tumbuhan diantaranya yaitu biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran. Adapun sumber makanan yang berasal dari hewan diantaranya yaitu ikan, telur, daging merah, daging unggas serta produk olahan susu seperti keju, krim, mentega, dan susu formula (Amaliyah, 2017).
Ikan berperan penting dalam pemenuhan sumber gizi dan ketahanan hidup manusia. Ikan merupakan sumber asam lemak tak jenuh, protein, mineral dan juga vitamin (Damongilala, 2021). Meskipun ikan kaya akan gizi, ikan merupakan bahan yang cepat busuk dan memiliki umur simpan yang pendek. Sekarang ini, banyak pedagang yang menggunakan formalin sebagai bahan pengawet ikan untuk memberikan umur simpan yang panjang. Kita ketahui bersama bahwa formalin merupakan larutan tidak berwarna dan memiliki bau yang menyengat. Formalin dikenal luas sebagai bahan pembasmi hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri (Astawan, 2006). Penggunaan formalin pada makanan tidak dianjurkan karena formalin bersifat karsinogenik sehingga dapat menyebabkan kanker pada tubuh (Rini, et al., 2017). Lalu bagaimana cara mengetahui produk perikanan yang mengandung formalin?
Cara mengetahui apakah produk perikanan mengandung formalin adalah dengan mengamati kondisi fisiknya. Pengamatan dapat dilakukan melalui mata, insang, sayatan daging ikan, tekstur permukaan, dan juga sisik ikan. Perlu diingat, bahwa ikan segar memiliki mata yang menonjol, pupil mata hitam mengkilat, dan bagian selaput mata masih jernih, sedangkan ikan yang mengandung formalin cenderung memiliki bola mata dan pupil yang cekung dan keruh, serta tampak lendir berwarna kuning pekat (Mardiana, et al., 2020). Â
Kandungan formalin pada ikan juga dapat diketahui dengan mengamati insangnya, ikan yang mengandung formalin akan memiliki insang yang pucat, kusam dan agak keputihan. Selain itu, sayatan daging ikan juga akan berwarna pucat dan kusam. Dari tekstur permukaannya, ikan yang mengandung formalin akan terasa keras,kaku, dan tegang, serta mengeluarkan bau asam jika ditekan dengan jari. Kemudian, sisik ikan yang mengandung formalin akan mudah mengelupas (Mardiana, et al., 2020).
Selain produk perikanan, beberapa makanan yang bereda di pasaran juga berpotensi mengandung formalin yang digunakan untuk mengawetkan makanan. Beberapa contoh produk yang sering ditambahkan formalin diantara yaitu ayam potong, mie basah, dan juga tahu.
Cara memilih daging ayam yang baik adalah dengan memastikan bahwa ayam berwarna putih segar, tidak ada luka/kulit yang membiru. Pada produk mie basah, adanya kadungan formalin ditandai dengan bau yang sedikit menyengat, tampilan yang mengkilap berminyak, tidak lengket dan sangat kenyal (tidak mudah putus). Sedangkan pada produk tahu, adanya kandungan formalin ditandai dengan bentuk yang sangat bagus dan kenyal, teksturnya sangat halus, tidak mudah hancur, dan tidak lagi terasa aroma khas kedelai (Saptarini, et al., 2011).
Perlu diingat, bahwa formalin sangat berbahaya untuk kesehatan. Dampaknya memang tidak dirasakan secara langsung, namun akan berdampak dikemudian hari. Oleh karena itu, kita perlu mengantisipasi masuknya formalin dalam tubuh dengan cara cermat dalam membeli produk makanan.
Referensi
Amaliyah, N., 2017. Penyehatan Makanan dan Minuman-A. Yogyakarta: Deepublish.
Astawan, M., 2006. Mengenal Formalin dan Bahayanya. Jakarta: Penerbit Penebar Swadya.
Damongilala, L. J., 2021. Kandungan Gizi Pangan Ikani. Bandung: CV. Patra Media Grafindo Bandung.