Mohon tunggu...
Nur Atika
Nur Atika Mohon Tunggu... Lainnya - https://www.kompasiana.com/nuratikapipa

" Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA, Universitas Pancasakti Tegal"😇

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Sih Hakikat Kita Sebagai Manusia?

30 November 2020   22:58 Diperbarui: 1 Desember 2020   16:33 1925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo sahabat kompasiana :)

Pada kesempatan kali ini, saya akan mengupas sedikit tentang hakikat kita sebagai manusia. 

Berbicara tentang hakikat manusia, tentu akan mengantarkan kita kepada pertanyaan mendasar tentang manusia. Seperti: Mengapa manusia diciptakan? , Apa tujuan manusia diciptakan?, Apa tugas manusia di bumi? Bagaimana historis penciptaan manusia?, Bagaimana karakteristik manusia?, dan beragam pertanyaan lainnya.

Nah, untuk memahami hakikat manusia, mari kita pahami beberapa istilah berikut ini :

  • Makhluk (diciptakan). Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan mulia dan  sebaik-baik ciptaan, karena keunggulan-keunggulan yang dimilikinya .
  • Mukarram (dimuliakan). Sebagai bentuk kemuliaannya, manusia dijadikan Allah sebagai khalifah di bumi ini.
  • Mukallaf (dibebani). Manusia menjadi khalifah memegang mandat dan amanah dari Allah untuk mewujudkan kemakmuran di bumi. Kekuasaan yang diberikan Allah                   sebagai mandat kepada manusia  yang bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya mampu mengelola, mendayagunakan , dan memelihara apa yang        ada di alam ini untuk kepentingan hidupnya. Kreativitas manusia dengan kekhalifahannya merupakan implementasi dari ketaatan dan                                       ketundukannya     kepada Allah yang telah memberi mandat tersebut.
  • Mukhayyar (bisa memilih).  Dalam menjalankan tugas kekhalifahannya, manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih apakah mau membantah atau mau  melaksanakan            tugas tersebut.
  • Majzi (mendapat balasan). Setiap manusia akan diberi balasan dan diminta pertanggungjawaban di akhirat atas mandat yang di embannya.

Di dalam Al-Qur'an, Allah juga  menyebutkan 4 istilah yang menunjuk kepada manusia:

  1. Bani Adam (Qs. Al-A'raf : 31). Manusia disebut bani adam karena dilihat dari historis penciptaannya, yaitu makhluk ciptaan Allah yang merupakan keturunan nabi Adam dan memiliki potensi yang sama dengan nabi Adam.
  2. Basyar (Qs. Al-mukminun: 33), yaitu makhluk Allah yang memiliki sifat-sifat fisik, kimia, dan biologis dalam dirinya, yang membutuhkan makan, minum, dan sebagainya.
  3. Insan (Qs. Al-Ala' : 5). Manusia memiliki sifat-sifat psikologis dan kecerdasan, yaitu makhluk yang berpikir dan mampu menyerap ilmu pengetahuan.
  4. An-Nas (Qs. Al-Baqoroh : 21). Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok dengan sesamanya sehingga disebut makhluk sosial.

Manusia juga bisa dimaknai sebagai makhluk yang multidimensi:

  • Fisik. Secara fisik, manusia manusia hampir sama dengan hewan, membutuhkan makan, minum, bereproduksi, dan sebagainya.
  • Memiliki sejumlah emosi, seperti : marah, senang, sedih, gembira,dan lain-lain.
  • Mempunyai perhatian terhadap keindahan. Artinya, manusia bisa memaknai keindahan, memperhatikan look, modis, dan sebagainya.
  • Naluri menyembah Tuhan. Manusia memiliki kesadaran akan kekuatan besar di luar dirinya.
  • Akal, yaitu Kemampuan berpikir, merasa, kemampuan menyeimbangkan.
  • Mengenali dirinya. Manusia memiliki kemampuan mengenali dirinya, penciptanya, historis penciptaannya, dan untuk apa ia diciptakan.

Sukses menjadi manusia jika memiliki 4 hal . 4 hal inilah yang menjadi kualifikasi kita sebagai manusia:

  1. Punya rasa simpati (Kemampuan untuk memposisikan diri kita dengan yang lain)
  2. Punya rasa malu
    • Rasa malu sebagai dasar lahirnya kebenaran dan keadailan.
  3. Punya kerendahan hati
  4. Punya rasa benar dan salah  (Kemampuan untuk nyaman dengan kebenaran dan tidak nyaman dengan kesalahan)

Mari kita saling intropeksi diri, apakah ke-4 hal itu masih ada dalam diri kita sebagai manusia? Atau adakah beberapa komponen yang hilang dari ke-4 hal tersebut? Atau justru ke-4 hal tersebut sudah tidak ada lagi dalam diri kita? Yang berarti hilang sudah kualifikasi kita sebagai manusia. Jika ke-4 hal tersebut masih ada, pertahankan dan tingkatkanlah. Jika ada komponen yang hilang, segera perbaikilah. Semoga kita selalu berada di jalan-Nya yang benar. 

Demikian, artikel ini  saya buat,  semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. 

~ Sekian dan terimakasih :) ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun