Akhir-akhir ini guyuran air hujan menghampiri beberapa daerah Indonesia tanpa henti. Banyak beranggapan bahwa nama-nama bulan yang memiliki kata “ember” di akhirnya seperti September Oktober November serta Desember menandakan musim hujan. Sebagaimana diketahui, ember identik dengan penampungan air walau sebenarnya fungsi ember itu baragam.
Sering kali kebanyakan orang mencemaskan hujan akan membawa bahaya semisal banjir, longsor, sakit, dan sebagainya. Setiap yang terjadi bukan semata-mata karena kebetulan, hal itu terjadi karena sebelumnya manusia melakukan sesuatu yang dapat mengakibatkan bencana.
Contohnya seperti banjir, tentu itu karena masyarakat terlalu menyepelekan membuang sampah sedikit demi sedikit di sungai. Seseorang menganggap bahwa dirinya hanya membuang beberapa sampah saja, akan tetapi bagaimana jika setiap orang beranggapan begitu? Tentu saja sama dengan menabung. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
Dalam Islam hujan merupakan suatu rahmat bagi manusia dari Allah SWT. Rahmat sendiri merupakan suatu bentuk kasih sayang Allah kepada makhluk ciptaan-Nya. Hal ini dapat dilihat dalam al-Qur’an yang berarti:
“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 57).
Allah menurunkan hujan ke bumi demi menghidupkan makhluknya. Seluruh makhluk di bumi membutuhkan air demi melangsungkan hidup. Tumbuh-tumbuhan dapat hidup dengan air hujan. Setiap makhluk hidup memiliki ketergantungan terhadap makhluk hidup lain. Manusia membutuhkan oksigen baik dari tumbuhan bahkan untuk dikonsumsi, tumbuhan membutuhkan air yang didapat dari hujan yang turun.
Sebagai makhluk hidup harusnya selalu berprasangka baik dalam setiap halnya. Sama halnya dengan hujan. Ketika menganggap hujan sebagai rahmat, maka rahmatlah yang akan dapat, begitu pula sebaliknya. Di dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah R.A yang artinya:
“Allah berfirman: Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku, maka dia akan mendapatkan keburukan” (H.R. Tabrani dan Ibnu Hibban).
Dari hadis di atas dapat kita ketahui bahwa Allah Maha Mengetahu serta menyanggupi apa yang dirasakan oleh hamba-Nya. Banyak dari orang tua melarang anaknya mandi hujan. Sering terdengar kata-kata dari orang tua kepada anaknya “jangan mandi hujan, nanti sakit”. Dari kalimat tersebut sudah termasuk dalam berprasangka. Apalagi ada istilah yang mengatakan bahwa ucapan itu adalah doa, terlebih ucapan orang tua.
Maka dari itu, sebagai makhluk hidup harusnya berprasangka dan berkata baik dalam hal apapun. Termasuk hal yang bersifat datangnya dari Allah SWT. Mari membiasakan diri dengan melakukan hal baik, bersangka baik kepada Allah dan ciptaan-Nya, serta berkata baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.