Mohon tunggu...
Nur Atika
Nur Atika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Ikuti petualangan menulis saya dan Mari berkelana bersama dalam setiap kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Aku, Nyamuk dan Jutaan Pekerja

23 Oktober 2024   06:59 Diperbarui: 23 Oktober 2024   07:12 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku akan mengutuk diriku sendiri, jika aku mengingat kata-kata yang pernah kuucapkan. Sangat kusesalkan mengapa aku pernah bertingkah seaneh ini.

Setelah menangkap seekor Nyamuk, dan berhasil mengakhiri hidup si Nyamuk, aku pernah mengatakan yang sampai sekarang sangat kusesalkan.

"Ya ampun Nyamuk, mengapa bukan kamu yang punah? Mengapa harus Dinosaurus yang punah? Apa gunanya kamu diciptakan, huh! Apa kegemaranmu hanya mengisap darah manusia? Pernahkah kamu berpikir, efek yang kamu buat untuk manusia? Pernah?," ujarku.

Kami tersiksa Nyamuk! Bentol-bentol, gatal-gatal, dan tidak bisa tenang. Itu sangat mengganggu. Punahlah nyamuk, jangan terus menyiksa manusia dengan perlahan, kamu terus mengisap darah kami, jika darah kami habis, bagaimana?

Makan bayam terus-terusan? Kamu saja yang makan bayam, agar tidak mengambil darah manusia lagi

Namun kini, pemikiranku sudah berubah. Ya, sangat berubah, 360 derajat.

Maafkan aku Nyamuk, aku benar-benar minta maaf. Sangat keterlaluan, aku menghakimimu Nyamuk. Sekarang aku menyadarinya dan memahaminya. Kamu bukan hanya merugikan, tapi juga kamu menguntungkan. Ya, setidaknya kamu seimbang Nyamuk.

Jika kamu tidak ada, lotion Nyamuk pasti tidak tercipta. Jika kamu tidak ada, pembasmi nyamuk pasti tidak tercipta. dan Jika kamu tidak ada, raket nyamuk juga tidak akan tercipta.

Nyamuk? Kamu hebat. Karena kamu, jutaan orang dapat bekerja, walau untuk mengantisipasi kedatanganmu.

Sadarkah, siapa yang menciptakan segala macam pembunuh Nyamuk di atas, kalau bukan manusia?

Tentu manusia bukan? tidak mungkin raja Nyamuk, atau ratu Nyamuk. Sangat tidak mungkin, bukan? Hahaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun