Aku akan mengutuk diriku sendiri, jika aku mengingat kata-kata yang pernah kuucapkan. Sangat kusesalkan mengapa aku pernah bertingkah seaneh ini.
Setelah menangkap seekor Nyamuk, dan berhasil mengakhiri hidup si Nyamuk, aku pernah mengatakan yang sampai sekarang sangat kusesalkan.
"Ya ampun Nyamuk, mengapa bukan kamu yang punah? Mengapa harus Dinosaurus yang punah? Apa gunanya kamu diciptakan, huh! Apa kegemaranmu hanya mengisap darah manusia? Pernahkah kamu berpikir, efek yang kamu buat untuk manusia? Pernah?," ujarku.
Kami tersiksa Nyamuk! Bentol-bentol, gatal-gatal, dan tidak bisa tenang. Itu sangat mengganggu. Punahlah nyamuk, jangan terus menyiksa manusia dengan perlahan, kamu terus mengisap darah kami, jika darah kami habis, bagaimana?
Makan bayam terus-terusan? Kamu saja yang makan bayam, agar tidak mengambil darah manusia lagi
Namun kini, pemikiranku sudah berubah. Ya, sangat berubah, 360 derajat.
Maafkan aku Nyamuk, aku benar-benar minta maaf. Sangat keterlaluan, aku menghakimimu Nyamuk. Sekarang aku menyadarinya dan memahaminya. Kamu bukan hanya merugikan, tapi juga kamu menguntungkan. Ya, setidaknya kamu seimbang Nyamuk.
Jika kamu tidak ada, lotion Nyamuk pasti tidak tercipta. Jika kamu tidak ada, pembasmi nyamuk pasti tidak tercipta. dan Jika kamu tidak ada, raket nyamuk juga tidak akan tercipta.
Nyamuk? Kamu hebat. Karena kamu, jutaan orang dapat bekerja, walau untuk mengantisipasi kedatanganmu.
Sadarkah, siapa yang menciptakan segala macam pembunuh Nyamuk di atas, kalau bukan manusia?
Tentu manusia bukan? tidak mungkin raja Nyamuk, atau ratu Nyamuk. Sangat tidak mungkin, bukan? Hahaha.
Satu orang yang menciptakan? Penggerak? Pekerja? Pasti banyak bukan? Lihat pekerja di pabrik, sangat banyak bukan?
Dan perlu kamu tahu, gaji yang dihasilkan dari pabrik racun untuk membunuh Nyamuk, bukan sedikit. Nilainya, sangat fantastis.
Ternyata, kau sangat istimewa Nyamuk. Untuk mengakhiri hidupmu saja, banyak orang yang menggantungkan nasib padamu.
Kini kusadari, jika kita mampu berpikir luas, dunia sendiri yang akan menunjukkan isinya, tanpa perlu kamu cari-cari. Belajar memahami sebelum menghakimi, baik ataupun buruk, tergantung bagaimana kacamata kamu melihat sudut pandang yang terjadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H