Sejalan dengan teori perkembangan moral Kohlberg, dalam Islam pendidikan karakter adalah salah satu aspek yang diutamakan. Ingatkah kita dengan hadits Rasulullah Saw. yang memerintahkan kepada kita khususnya kepada orang tua agar mendidik anak tentang tauhid dimulai sejak dini. Rasulullah Saw. bersabda yang artinya, “Jadikanlah kalimat pertama yang diucapkan oleh anak adalah kalimat Laa ilaaha illallaah dan bacakan kepadanya menjelang maut Laa ilaaha illallaah”. (HR. Ibnu Abbas). Selain itu, ada lagi satu hadits yang dimana Rasulullah Saw. secara jelas mengajarkan kepada kita tentang tahapan-tahapan dalam memberikan pendidikan karakter pada anak.
Anas Radhiyallahu ‘Anhu pernah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda bahwa “anak itu pada hari ke tujuh kelahirannya disembelihkan akikahnya, serta diberikan nama dan disingkirkan dari segala kotoran-kotoran. Jika ia telah berumur 6 tahun, maka didiklah ia beradab susila. Jika ia telah berumur 9 tahun, pisahkanlah tempat tidurnya. Jika ia telah berumur 13 tahun dipukul agar mau shalat. Jika ia telah berumur 16 tahun boleh dikawinkan setelah itu ayah berjabat tangan dengannya dan mengatakan : saya telah mendidik, mengajar, dan mengawinkan kamu, saya mohon perlindungan kepada Allah dari fitnah-fitnah di dunia dan siksaan di akhirat”. (HR. Ibnu Hibban).
Dari dua hadits tersebut, dapat kita simpulkan bahwa Islam sangat memandang mulia apabila hal tersebut berkaitan dengan proses pendidikan karakter pada anak. Pada hakikatnya pun, Rasulullah ditunjuk oleh Allah sebagai Nabi yang memberikan pencerahan dan contoh karakter mulia yang selayaknya dimiliki setiap manusia di dunia ini. Rasulullah sebagai pembawa misi pendidikan karakter berupaya untuk mengajarkan pola didik karakter anak sedini mungkin. Dimulai dengan mendidik anak dengan pengajaran akhlakul karimah seperti moral dan etika saat anak berusia 6 tahun. Kemudian dilanjutkan dengan pengajaran tanggung jawab terhadap diri sendiri pada umur 7 tahun dan kemandirian pada anak saat anak menginjak usia 9 tahun. Dilanjutkan dengan mengajarkan anak tentang bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat pada anak di usia 13 tahun.
Dari hadits ini juga lah terdapat kemiripan tentang pendidikan karakter anak menurut ajaran Rasulullah dengan pendidikan karakter yang didasarkan pada teori perkembangan moral Kohlberg. Karena sejatinya, Allah mengetahui kebutuhan makhluk-Nya dan Islam sangat memandang penting tentang sebuah pendidikan karakter terhadap anak yang dimulai sejak dini. Dengan harapan, karakter yang telah dibangun sedari kecil ini menjadi langkah awal untuk mendidik anak-anak menjadi generasi penerus bangsa yang berintelektual dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai moral, dan norma, serta aturan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H