Mohon tunggu...
Nur Asih Jayanti
Nur Asih Jayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Freelancer // Belajar menulis // CP : menurasih@gmail.com

Senang menulis tentang Pertanian, pangan, dan lifestyle. Enjoy the moment!

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Duduli: Kue Tradisional, Dodol Khas Gorontalo yang Unik dan Manis Dibungkus dengan Daun Woka

31 Juli 2023   20:01 Diperbarui: 31 Juli 2023   20:04 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi duduli oleh bp-guide.id

 Gorontalo adalah salah satu provinsi di Indonesia yang sangat indah, memiliki kekayaan kuliner yang khas dan unik. Salah satu hidangan yang patut diperkenalkan adalah "duduli," sebuah kue tradisional Gorontalo yang menyajikan kenikmatan tersendiri. Duduli menjadi lebih istimewa karena dibungkus dengan menggunakan daun woka, memberikan sentuhan alami pada rasa dan aroma kue ini.

Duduli adalah kue khas Gorontalo yang telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Konon, kue ini sudah ada sejak abad ke-15 dan menjadi bagian penting dalam berbagai acara adat dan tradisional masyarakat Gorontalo. Nama "duduli" sendiri berasal dari bahasa Gorontalo yang berarti "sesuatu yang kecil dan bulat"

Duduli terbuat dari bahan bahan sederhana yang mudah didapatkan. Bahan utama meliputi tepung ketan, kelapa parut, gula merah, dan garam. Proses pembuatannya cukup rumit karena melibatkan beberapa tahap. Pertama, tepung ketan dicampur dengan air hingga menjadi adonan yang kenyal. 

Selanjutnya, adonan dibentuk menjadi bulatan kecil dan diisi dengan campuran kelapa parut dan gula merah. Setelah itu, bulatan kecil tersebut dipadatkan menjadi bentuk kue yang lebih padat dan bulat. Akhirnya, kue kue ini dibungkus dengan daun woka sebelum dikukus. 

Ketika matang, duduli menghadirkan rasa yang unik dan lezat. Kombinasi antara manisnya gula merah cair dan aroma wangi kelapa parut, yang dipadu dengan tekstur kenyal dari tepung ketan, menciptakan sensasi nikmat yang memanjakan lidah. Kemasan daun woka yang dipakai sebagai pembungkus memberikan sentuhan khas dan memberi aroma alami pada kue, memperkaya citarasa duduli.

Penggunaan daun woka sebagai bungkus Duduli memberikan aroma khas yang menambah nikmatnya kue ini. Daun woka memiliki ciri khas berbentuk seperti hati, hijau tua, dan memiliki tekstur yang kuat, sehingga cocok untuk membungkus kue yang lembut seperti Duduli. 

Selain itu, penggunaan daun woka sebagai bungkus kue juga memberikan manfaat dari segi lingkungan karena daun tersebut dapat terurai dengan mudah, mengurangi dampak sampah plastik. 

Duduli bukan sekadar kue biasa, tetapi juga memiliki peran penting dalam budaya Gorontalo. Kue ini sering dihidangkan dalam berbagai acara adat seperti pernikahan, pesta panen, upacara keagamaan, dan berbagai perayaan penting lainnya. Duduli juga menjadi sajian istimewa saat menyambut tamu penting atau ketika berkumpul bersama keluarga dan kerabat.

Kekayaan kuliner, termasuk duduli, merupakan salah satu potensi besar dalam bidang pariwisata Gorontalo. Menarik wisatawan untuk merasakan kue kue khas daerah dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi industri pariwisata di sana. Duduli yang dibungkus dengan daun woka juga memberikan nilai tambah dalam hal pengalaman kuliner yang autentik dan ekologi.

Duduli adalah kue khas Gorontalo yang menggugah selera dan menyimpan nilai nilai budaya yang kaya. Proses pembuatannya yang rumit dan penggunaan daun woka sebagai pembungkus menjadikan duduli memiliki keunikan tersendiri. Di tengah kemajuan zaman, melestarikan kue kue tradisional seperti duduli menjadi penting dalam menjaga identitas budaya suatu daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun