Mohon tunggu...
Nur Arviyanto Himawan
Nur Arviyanto Himawan Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pembelajar

Seorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hujan Malam

31 Oktober 2019   23:31 Diperbarui: 31 Oktober 2019   23:43 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

31 Oktober 2019 malam

Hujan pertama setelah sekian waktu Jogja diselimuti hawa panas. Aku keluar kamar untuk sejenak menikmati bau basah tanah. Duduk di ujung bangunan kos yang mirip seperti balkon.

Aku merasakan basah rintik air di muka ku akibat angin yang membawanya. Berkali  menghirup nafas dalam, merasakan penat beban pikiran. Mungkin bagi seorang yang puitis akan mengatakan, "Biarlah pikiran mu terbawa mengalir seperti hujan ini". Tapi nyatanya tidak.

Hujan makin deras. Rasa basah sudah merasuki pakaian. Tapi masih ku ingin duduk di sini. Teringat bahwa salah satu waktu mustajab terkabulnya doa adalah ketika turun hujan. Sejenak ku rapalkan doa-doa untuk orang tua ku, diri ku, sanak keluarga ku, teman ku, dan guru ku. Doa yang sudah seperti template karena hanya itu-itu saja yang ku panjatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun