Mohon tunggu...
Nur Arifah Drajati
Nur Arifah Drajati Mohon Tunggu... Dosen dan Guru -

Menjaga Perilaku dan Keilmuan dengan Istiqomah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harta Berharga itu Bernama Manusia Muda

25 Juli 2015   23:13 Diperbarui: 25 Juli 2015   23:13 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika saya ditanya, harta apa yang paling berharga? Pertama saya akan bingung. Yang kedua saya akan mencoba mencari jawaban yang paling benar diantara jawaban yang benar. Pilihannya adalah pasti terkait dengan harta yaitu sesuatu yang kita miliki seperti rumah, uang, kebun, perhiasan dan yang berujung dengan kepemilikan harta benda kita.

Mungkin jawaban itu benar, jika kita mengacu pada jaman saat manusia mulai berburu, mengumpulkan barang buruannya, kemudian dikumpulkan dan suatu saat ditukarkan dengan barang yang lain. Mungkin juga benar jika kita hidup di jaman pertanian dimana harta yang paling berharga adalah alat-alat pertanian yang membantu kita bertani. Atau akan menjadi benar juga jika kita hidup di jaman industri dimana alat-alat dan konsep konsep baru bermunculan.

Nah, sekarang kita sudah berada di zaman pekerja pengetahuan dimana manusia menjadi harta yang paling berharga. Pengetahuan yang dimiliki manusia di jaman ini dapat menghasilkan 100 ribu bahkan jutaan kali lipat daripada jaman berburu, jaman pertanian dan industri.

Jaman inilah para guru harus mulai secara benar membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan yang dibutuhkan generasi ini untuk 10-20 tahun kedepan. Dengan guru yang fokus dalam mendidik, berpengetahuan dan memiliki 'passion' serta kreatifitas dalam mendongkrak potensi yang dimiliki oleh anak anak didik kita.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana kita bisa mengoptimalkan potensi atau harta terpendam yang dimiliki anak didik kita? Kuncinya adalah jangan melihat anak didik kita seperti barang yang bisa dipindahkan kemana kita mau. Menjaga anak didik (barang) dengan kontrol yang ketat, tidak diberikan ruang diskusi dan tidak diberikan ruang berkreasi.

Saatnya para pendidik mengubah cara pandangnya melihat anak didik ini dari sudut pandang yang berbeda. Mereka harta yang berharga untuk masa depan keberlangsungan suatu bangsa. Kita sebagai pendidik dapat memberikan ruang berkreasi bagi para penerus bangsa ini dengan tidak melepas begitu saja kebebasan ini.

Dalam proses pembelajaran di kelas, kita sebagai pendidik memberikan wacana masalah atau project dengan diberikan keleluasan bagi para anak didik untuk berimaginasi, mengumpulkan fakta, dan berdikusi untuk penyelesaian dari masalah yang diberikan.

Meskipun terlihat mudah untuk dilakukan, tetapi bagi guru perlu mempersiapkan dengan pengetahuan untuk membantu proses keberhasilan belajar para siswa ini. Kunci awal untuk menjaga harta yang paling berharga adalah guru yang memiliki waktu untuk membaca dan belajar demi keberhasilan siswa didiknya di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun