Mohon tunggu...
Nur Arifah Drajati
Nur Arifah Drajati Mohon Tunggu... Dosen dan Guru -

Menjaga Perilaku dan Keilmuan dengan Istiqomah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Sekolah Kami Membentuk Karakter Siswa

17 Oktober 2013   17:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:25 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber foto: Panitia TO 2013 SMA Labschool Jakarta Menilik Kurikulum 2013 yang baru diluncurkan awal Juli di tahun ini, sekolah kami, SMA Labschool Jakarta, mempunyai cara untuk membentuk karakter siswa. Kegiatan ini sebenarnya sudah kami laksanakan  40 tahun lalu dengan merefensi kegiatan Pramuka atau Jambore Model dari SMA Ksatria Jakarta. Di desa ini, siswa dititipkan kepada warga desa sebagai anak asuh dimana setiap 10 siswa didampingi oleh guru pendamping dan kakak OSIS. Terjalinlah kolaborasi yang sangat luar biasa antara guru dan siswa serta orang tua siswa. Hari ini, sebanyak 250 siswa SMA Labschool Jakarta diberangkatkan ke 'Kawah Candramuka' yaitu Desa Sanca, Kecamatan Ciater, Subang selama 5 hari yaitu 17-21 Oktober 2013. Di desa ini, anak-anak akan dilatih dengan untuk menjadi seorang pemimpin yang ber Ketuhanan,  memiliki  jiwa sosial, sehat dan kuat melalui kegiatan yang beragam.  Dari kegiatan rohani, pengenalan kehidupan desa, pengabdian masyarakat dan bakti sosial, penelitian ilmiah dan penjelajahan. Dari kegiatan beragam itulah, siswa belajar lebih mengenal apa arti hidup bermasyarakat dengan berbagai latar belakang kehidupan dan budaya, saling menghargai, dan belajar untuk menggali kekayaan alam Indonesia dan mencintai tanah airnya. Siswa dengan usia 14/ 15 tahun ini belajar di alam terbuka bagaimana menjadi pemimpin yang hebat di masa depan. Kegiatan kesiswaan yang bermuara pada pembentukan karakter siswa inilah yang diharapkan di kurikulum  2013 ini, yaitu belajar 'apa', belajar 'mengapa', dan belajar 'bagaimana'. Dengan kegiatan ini, siswa belajar tentang apa saja yang berhubungan dengan mereka baik secara vertikal maupun horizontal, siswa belajar di masyarakat mengapa banyak beragam kehidupan dan bagaimana masyarakat di desa bertahan dengan berbagai mata pencarian. Sehingga siswa dapat lebih menghargai apa yang didapatkan di kehidupannya. Belajar di suatu desa yang hening dan belum terpolusi merupakan sesuatu yang baru bagi siswa kami. Sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Pemerintah yaitu belajar tidak hanya di kelas, siswa dapat belajar di lingkungan sekitar, mengajak siswa untuk mencari tahu apa yang terjadi di sekitarnya, menekankan kolaborasi untuk proses yang lebih optimal bagi kehidupannya di masa depan. Inilah yang kami lakukan untuk siswa kami dalam mempersiapkan mereka menjadi pemimpin di masa depan. Ikuti terus laporan singkat tentang kegiatan kami-di Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun