Mohon tunggu...
Nur Arifah Drajati
Nur Arifah Drajati Mohon Tunggu... Dosen dan Guru -

Menjaga Perilaku dan Keilmuan dengan Istiqomah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Epilepsi di Indonesia

4 Oktober 2010   13:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja di seluruh dunia tanpa batasan usia, gender, ras sosial dan ekonomi. Data dari WHO menyebutkan bahwa dari banyak studi menunjukkan rata-rata prevalensi epilepsi aktif 8,2 per 1000 penduduk, sedangkan angka insidensi mencapai 50 per 100.000 penduduk. Meskipun di Indonesia belum ada data pasti tentang prevalensi maupun insidensi, tapi sebagai suatu negara berkembang yang berpenduduk berkisar 220 juta, maka diperkirakan jumlah orang dengan epilepsi yang masih mengalami bangkitan atau membutuhkan pengobatan berkisar 1,8 juta.

Di Indonesia, epilepsi dikenal sebagai “ayan” atau “sawan”. Banyak masyarakat masih mempunyai pandangan yang keliru (stigma) dan beranggapan bahwa epilepsi bukanlah penyakit tapi karena masuknya roh jahat, kesurupan, guna-guna atau suatu kutukan. Hal ini terjadi karena saat serangan epilepsi terjadi di tempat umum, membuat masyarakat yang melihat menyimpulkan berbagai persepsi yang keliru. Mereka juga takut memberi pertolongan karena beranggapan epilepsi dapat menular melalui air liur. Adanya stigma dan mitos yang berkembang di masyarakat membuat orang dengan epilepsi di kucilkan oleh lingkungan, di keluarkan dari sekolah, menghambat karir dan kehidupan berumahtangga, sehingga membuat mereka merasa tertekan dan depresi. Oleh karena itu, banyak keluarga dari orang dengan epilepsi yang menutup-nutupi keadaan, sehingga membuat penanganan epilepsi menjadi tidak optimal.
“Yayasan Epilepsi Indonesia” (Indonesian Epilepsy Foundation). YEI disahkan dihadapan notaris pada tanggal 8 Oktober 1992 di Jakarta, dengan para pendirinya adalah sebagai berikut: 1/ Prof. DR. Dr. Mahar Mardjono (Alm) yang dikenal sebagai “Bapak Epilepsi Indonesia”; 2/ Ny. Sridjati Kangeaningsih; 3/ Prof.Dr.Sidiarto Kusumoputro; 4/ Dr.Lily Djokosetio; 5/ Ny. Elfi Budio Santoso; 6/ Ny. Mieke Saleh Sastra; 7/ Dr. Hardhi Pranata. Misi yayasan saat ini adalah membantu upaya-upaya penanggulangan epilepsi di Indonesia dengan usaha-usaha terutama pada aspek psikososial. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah: 1) mengadakan penyuluhan bagi masyarakat baik melalui sekolah-sekolah, di radio dan televisi; 2) menyelenggarakan berbagai kegiatan ilmiah berupa seminar dan simposium untuk dokter umum dan awam; 3) menghadiri kongres epilepsi nasional dan internasional; 4) menerbitkan bulletin; 5) mendirikan klub epilepsi.

Untuk memperingati hari ulang tahun YEI yang jatuh pada tanggal 8 Oktober, pada hari Minggu, 10 Oktober 2010 akan diadakan acara jalan santai bersama. Acara ini akan diadakan di lapangan Monas dari pukul 06.30 sampai pk 10.00. Acara ini terbuka bagi umum. Bagi para penderita epilepsi, keluarga ataupun orang-orang yang peduli dengan eplilepsi. Acara ini disponsori oleh PT. Eisai yang bergerak di bidang obat-obatan. di acara ini pula akan diberikan konsultasi gratis dari dokter syaraf dan juga psikolog, pembagian brosur mengenai penyakit epilepsi, dan juga dimeriahkan dengan games yang akan mendapatkan hadiah untuk para pemenangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun