Mohon tunggu...
Nur Arfah Mega
Nur Arfah Mega Mohon Tunggu... Lainnya - Pengembang Teknologi Pembelajaran

Menggeluti dunia pendidikan, khususnya pengembangan media pembelajaran sejak 2010. Punya hobi menonton acara masak memasak, namun sama sekali tidak jago masak. Hobi merangkai kata walau kerap terbata-bata. I love Me just the way I am...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komuniasi

6 Desember 2020   19:50 Diperbarui: 6 Desember 2020   20:09 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa pandemi covid-19 menjadi ujian dahsyat bagi seluruh umat manusia, termasuk dunia Pendidikan, khususnya pembelajaran. Kebutuhan akan konten digital mengalami peningkatan yang luar biasa. Tuntutan untuk menghadirkan pembelajaran yang tetap memotivasi di masa pandemi menjadi niscaya, termasuk pemanfaatan media pembelajaran yang bervariasi. Media pembelajaran yang dimanfaatkan tidak melulu harus dirancang dan dibuat baru oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan. Pemanfaatan sumber-sumber yang telah ada menjadi alternatif solusi untuk tetap mengintegrasikan media (khususnya yang berbasis TIK) dalam proses pembelajaran.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan berkontribusi besar dalam memberikan perluasan interaksi antara pendidik, peserta didik, dan sumber belajar.  Selain itu, TIK dapat menciptakan pembelajaran yang menarik, mudah dipahami sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu faktor penunjang tercapainya tujuan pembelajaran adalah pemanfaatan media pembelajaraan. Pemanfaatan media pembelajaran, baik sebagai bahan utama maupun pendamping pada intinya diarahkan untuk mengoptimalkan penerapan belajar berbasis aneka sumber.

Pemanfaatan adalah salah satu kawasan Teknologi Pembelajaran, sesuai dengan definisi Teknologi Pembelajaran 1994 yang menyatakan bahwa "Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar". Pemanfaatan dalam kawasan Teknologi Pembelajaran menurut Seels dan Richey (1994) adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab memilih bahan, aktivitas yang cocok yang dilakukan secara sistematis. Molenda mendefinisikan pemanfaatan sebagai "The quality of being easy to use for some purpose".  Molenda menyederhanakan definisi pemanfaatan sebagai kemudahan menggunakan sesuatu untuk beberapa tujuan.  Sementara itu The International Standar Organization mendefinisikan pemanfaatan sebagai " the extent  to which a product  can be used by specified users to achieve specified goals with effectiveness, efficiency and satisfactions in specified context of user".  Definisi ini menjelaskan pemanfaatan secara formal yaitu sejauh mana produk dapat digunakan oleh pengguna yang spesifik untuk mencapai tujuan dengan efektif, efisien dan memuaskan.

Pada praktiknya, pemanfaatan media pembelajaran perlu diatur dan dirancang sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi pembelajaran, sarana dan prasarana pendukung, serta bagaimana media itu disampaikan (delivery system). Pemanfaatan media pembelajaran dapat diintegrasikan dalam pola pembelajaran secara langsung/sinkronous maupun secara tidak langsung/asinkronus. Pembelajaran sinkronus (synchronous learning) melalui tatap muka di kelas maupun tatap maya menggunakan berbagai metode dan  media pembelajaran. Pada pembelajaran tidak langsung (asynchronous learning) pemanfaatan media dilakukan secara personal (mandiri) atau  melalui kolaborasi antar peserta didik.

Pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK perlu memperhatikan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip pemanfaatan TIK dalam pendidikan perlu dijaga dan diterapkan agar tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap  pengembangan peserta didik menjadi manusia berkarakter dan berkecerdasan intelektual serta mengoptimalkan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan. Selain itu, menurut Madya (2011), dalam pemanfaatan TIK idealnya diterapkan prinsip-prinsip berikut:

1. Mempertimbangkan karaktersitik peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam keseluruhan pembuatan keputusan TIK.

2. Dirancang untuk memperkuat minat dan motivasi pengguna untuk menggunakannya semata guna meningkatkan dirinya, baik dari segi intelektual, spiritual (rohani), sosial, maupun ragawi.

3. Menumbuhkan kesadaran dan keyakinan akan pentingnya kegiatan berinteraksi langsung dengan manusia (tatap muka), dengan lingkungan sosial-budaya (pertemuan, museum, tempat-tempat bersejarah), dan lingkungan alam (penjelajahan) agar tetap mampu memelihara nilai-nilai sosial dan humaniora (seni dan budaya), dan kecintaan terhadap alam sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

4. Menjaga bahwa kelompok sasaran tetap dapat mengapresiasi teknologi komunikasi yang sederhana dan kegiatan-kegiatan pembelajaran tanpa TIK karena tuntutan penguasaan kompetensi terkait dalam rangka mengembangkan seluruh potensi siswa secara seimbang.

5. Mendorong pengguna untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi konsumen informasi berbasis TIK.

Secara khusus, pemanfaatan konten pembelajaran perlu disinkronkan dengan kebutuhan pembelajaran, baik dari sudut pandang pendidik maupun peserta didik, dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun