[caption id="attachment_207058" align="aligncenter" width="325" caption="Ilustrasi : FB Titik Temu"][/caption]
Diam
Bukan tidak bergerak
Hanya menetralkan gerak fisik
Menjadi gerak halus
,
Tak terlihat,
Namun berwujud
Tak terdengar,
Namun berbicara
Tanpa pedang
Mengalahkan musuh terbesar
dalam diri…
,
Diam di satu sisi
Bergerak pada sisi yang lain
Diam di luar
Bergerak bebas di dalam
Diam di sini
Bergerak di sana
Selalu saja
Bergerak
Tidak terbatas
Pada indera kebodohan
,
Kehidupan berproses
Membentuk peta pemikiran
yang mengendalikan
masa depan
mengikat masa lalu
Untuk apa seribu tangan,
Seribu keinginan,
Seribu kemampuan,
Jika pusat pengendalinya
Hanya terpaku
Pada figur musuh besar
Hawa nafsu…
,
Ksatria terhebat
Tanpa pedang
Mengalahkan musuh terbesar
dalam diri…
________________________
Secara fisik manusia terlihat diam tak bergerak, namun ada darah yang bergerak mengaliri rongga-rongga dalam tubuh, ada jantung yang tetap beroperasi menjalankan tugas mulianya, ada nurani yang berteriak-teriak kesakitan, ada hati yang berperang melawan musuh terbesarnya. Begitu banyak perangkat lain yang tetap bergerak dalam diam yang terlihat secara fisik.
Ketika melumpuhkan indera, memeluk kehangatan sunyi, kemudian secercah cahaya kembali hadir, memenuhi ruang-ruang yang semula gelap. Murid yang bodoh itu, menemukan kepandaiannya dengan berguru pada diamnya sunyi.
Tulisan terkait : Melumpuhkan sunyi
______ Salam Muhasabah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H