[caption id="attachment_190158" align="aligncenter" width="640" caption="pic: twitter @yoris"][/caption]
Pada Tulisan Saya sebelumnya, Hujan inspirasi YCPA 2012 : It’s About How You Are Caring (part 1) sudah Saya reportasekan dengan sangat sederhana bagaimana seru dan menariknya event akbar Caring Colours, Young Caring Professional Award 2012 (YCPA 2012) - The Awarding Day. Pada tulisan kali ini, Saya akan mengulas lebih jauh inspirasi yang diberikan oleh pembicara-pembicara dalam sesi Femme Talks.
Sesuai dengan tema Femme Talks dalam Young Caring Professional Award (YCPA 2012) yaitu “The talks that unleash the real power in you” , kami yang hadir -dimana sebagian besar adalah perempuan- seperti mendapatkan shock theraphy bagaimana menemukan kekuatan yang tersimpan dalam diri masing-masing. Mereka yang tampil sebagai pembicara dalam YCPA 2012 ini adalah orang-orang sukses yang tidak hanya sukses dalam hal materi namun juga sukses membuat perubahan dan menginspirasi orang-orang di sekelilingnya. Di kesempatan ini, Saya akan mengulas lebih lanjut tentang apa saja yang speakers ini sampaikan dalam sesi femme talks.
Bapak Dahlan Iskan – Mentri BUMN
Sebuah kejutan besar bagi kami yang sebelumnya tidak mengetahui akan ada Bapak Dahlan Iskan membuka acara YCPA 2012 ini. Beliau tampil sederhana dengan sepatu kets khasnya, senyumnya merekah ceria, seakan mengatakan “Saya bahagia bertemu kalian”.
[caption id="attachment_190172" align="aligncenter" width="300" caption="dok. pribadi"]
Pada awal pidatonya, Pak Dahlan membahas sedikit tentang revolusi tiongkok yang banyak sekali membawa perubahan bagi perkembangan kaum perempuan di Cina. Karena Saya kurang menyimak pada bagian ini, Saya mencoba menelusuri apa hubungannya Revolusi Tiongkok dengan perempuan. Melalui Wikipedia didapatkan penjelasan bahwa rupanya Tradisi Hunan kuno melarang wanita untuk belajar membaca dan menulis nan shu (tulisan pria) yaitu tulisan Cina. Maka diciptakanlah sebuah sistem komunikasi eksklusif antar wanita. Nu Shu,( Cina tradisional: 女書; simplified: 女书; pinyin: Nǚshū) secara literal berarti ‘tulisan wanita’ adalah sistem penulisan yang digunakan secara eksklusif sebagai sarana komunikasi antara para wanita di Jiangyong, provinsi Hunan, Cina selatan. Nu shu dijaga dan dirahasiakan dari kaum pria. Seringkali karakter-karakternya disamarkan dalam bentuk lukisan penghias kipas atau sulaman dalam saputangan dan ikat pinggang.
Pada tahun 1940 nu shu dilarang oleh pemerintah Jepang karena ditakutkan bangsa Cina dapat menggunakannya untuk mengirim pesan rahasia. Setelah Revolusi Cina, wanita sudah diizinkan untuk mengenyam pendidikan. Nu Shu tidak lagi digunakan. Sekarang, tidak ada lagi ibu yang mewariskan Nu Shu kepada anak perempuannya walaupun ada beberapa peneliti yang mempelajarinya dari segelintir wanita yang masih menguasai Nu Shu.
Pada era Revolusi, Tentara Merah melarang dan memusnahkan artifak-artifak Nu Shu. Tetapi setelah Yang Yueqing menulis sebuah artikel tentang Nu Shu, pemerintah Republik Rakyat Cina mulai melakukan usaha untuk melestarikan budaya yang hampir punah ini. Beberapa wanita muda juga mulai mempelajarinya kembali. Walaupun Nu Shu telah ada sejak ratusan tahun lalu, keberadaannya baru diketahui umum tahun 1983 karena kerahasiaannya dijaga dengan ketat. Sampai saat ini para ahli hanya berhasil menemukan sekitar 2000 karakter dari keseluruhan jumlah karakter Nu Shu. Yang Huanyi, penduduk provinsi Hunan dan wanita terakhir yang menguasai Nu Shu meninggal pada 23 September 2004 dalam usia 94 tahun.
Wooww, di Cina bahkan ada huruf khusus untuk perempuan. Perempuan memang istimewa, unik luar biasa. Namun ini terjadi tidak secara instan, perempuan harus menemukan keistimewaan dalam dirinya melalui kepedulian. Dalam kasus perempuan sebelum Revolusi Tiongkok ini membuktikan bahwa dengan jalinan kepedulian sesama perempuan, mereka membangun kerjasama melalui huruf yang khusus membahasakan mereka. Kreatif !
Pada presentasinya, Pak Dahlan Iskan mengatakan gerakan berjilbab di Indonesia sangat mempengaruhi produktivitas perempuan Indonesia. Lihat saja, di mana-mana mudah sekali ditemukan perempuan berjilbab. Tidak hanya berjilbab, mereka juga sangat modis. Di negara mayoritas Islam mana yang kaum perempuannya memiliki gerakan berjilbab? Hanya di Indonesia, menurut Pak Dahlan Iskan.
Sedikit berbagi, Pak Dahlan mengatakan bahwa Ibundanya adalah seorang perempuan yang sangat muslimah, sikap dan perilakunya mencerminkan muslimah, namun beliau tidak mengenakan jilbab, hanya mengenakan semacam kerudung penutup kepala. Berbeda dengan perempuan sekarang yang berjilbab rapi dan tentu sangat modis, walaupun kepribadiannya kadang tidak mencerminkan perempuan muslimah. Terlepas dari hal itu, Pak Dahlan menyoroti produktifitas yang diakibatan oleh gerakan berjilbab ini sangat berpengaruh positif pada perekonomian negara. Ini merupakan gejala yang sangat baik bagi perkembangan perekonomian Indonesia.
Dengan guyon segarnya, Pak Dahlan mengatakan :
“Kenapa PLN pelayanannya buruk? Mungkin karena PLN terlalu laki-laki, seandainya Saya lebih lama di situ, Saya akan membuat PLN menjadi lebih Feminim.”
Yang dimaksudkan Pak Dahlan adalah, Ia akan menempatkan perempuan pada posisi penting dan sentral di kepemimpinan PLN, sehingga PLN menjadi lebih PINK, hihihi…...
Saya hanya melengkapi ulasan lengkap tentang bagaimana Pak Dahlan Iskan sangat menghargai produktifitas perempuan dalam karirnya pada YCPA 2012 yang terlebih dahulu sudah ditulis oleh Mba Nunung Nuraida, Dahlan Iskan dan Perempuan.
Deborah Dewi - Graphologist & YCPA Winner 2011
Speakers berikutnya yang cukup menarik untuk menginspirasi Saya adalah Deborah Dewi, seorang Graphologist yang juga telah dinobatkan sebagai salah satu dari pemenang YCPA tahun 2011 lalu. Dalam presentasinya Mba Debo –begitu ia biasa dipanggil- mengatakan bahwa manusia di seluruh dunia belahan manapun, di Rusia, di Indonesia atau dimanapun, walaupun mereka pada awalnya belajar menulis dengan pola yang sama tapi seiring berjalannya waktu, tulisan tangan mereka berbeda. Perbedaan tulisan tangan tersebut juga menunjukkan bagaimana seseorang menampilkan dirinya di depan publik.
Dalam presentasinya Mba Debo mengaitkan karakter kepribadian seseorang dapat direfleksikan melalui caranya dalam menulis, sehingga karakter seseorang dapat dibaca melalui tulisannya. Sebagai contohnya beliau menampilkan tulisan tangan Lady Gaga dan Tiger Wood yang memiliki pola/bentuk tulisan yang sama, pembuatan huruf “y” dan “g” yang lalu dielaborasi baik itu kearah bawah atau kearah samping, itu menggambarkan pola atau dorongan perilaku seksual seseorang yang di atas rata-rata. Kita semua tahu bagaimana sensualnya Lady Gaga dalam setiap performancenya, sedangkan seorang Tiger Woods pada tahun 2010 akhirnya terungkap setidaknya dia berselingkuh dengan 124 wanita. Waaww..
Pada ilmu Graphology dalammelihat tulisan tangan, salah satunya dilihat dari struktur kemiringannya. Simplenya adalah untuk orang yang menulis miring kearah kanan biasanya adalah orang-orang yang sangat mudah mengekspresikan perasaannya, senang-sedih-kagum-gembira mudah sekali dilihat dalam pola sikap perilaku yang diekspresikannya. Perbedaannya dengan tulisan tangan yang tegak lurus, mereka adalah orang-orang yang sangat mengandalkan logika, mereka lebih bisa mengontrol dirinya dengan baik, seringkali mereka disebut “cool”, mau senang-sedih-kagum-gembira tidak mudah dikenali perasaannya. Dan untuk tulisan yang cenderung miring ke kiri, mereka justru kebalikan dari tulisan yang miring ke kanan, mereka cenderung lebih menyimpan rapat-rapat perasaannya.
Hal ini dapat kita gunakan dalam melihat tulisan tangan pasangan, rekan, saudara atau siapapun, dengan mengetahui tulisannya mempunyai kemiringan yang berbeda dengan tulisan kita, maka mereka memiliki kebutuhan atau cara yang berbeda pula dalam mengekspresikan emosinya. Ini penting diketahui agar kita lebih mudah dalam memahami perasaan seseorang.
Menurut Mba Debo tentang Caring for your self adalah bagaimana kita mengenali diri kita sebenarnya dan kita dapat mengenali orang-orang di sekitar kita dengan sangat baik sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Sebelum kita menanyakan bagaimana orang lain, akan lebih baik kita menanyakan pada diri sendiri, “siapa sebenarnya aku?”.
Seringkali kita lupa akan kepedulian terhadap diri sendiri. Sehingga tertanam perkataan mereka “You were not good enough” , kamu tidak cukup baik untuk melakukan apapun, tertanam benih pesimisme dalam diri. Sikap dan perilaku kita akan menular pada orang-orang dalam lingkaran kehidupan kita, kita benci-senang-bosan-dendam juga akan membuat orang lain di sekitar kita terbawa arus emosi kita begitu pula dengan pengaruh emosi positif dalam pola tingkah laku kita. Itulah mengapa penting sekali untuk peduli pada diri sendiri. Karena jika kita peduli pada diri sendiri adalah bentuk awal dari kepedulian terhadap perkembangan kepribadian orang lain.
Di balik apa yang orang katakan tentang Anda, “You are not good enough”, Anda memiliki “something”, Anda memiliki “diamond” dalam diri Anda. Peduli pada diri sendiri adalah dengan mengetahui potensi yang ada dalam diri Anda. Gali, cari tahu diri Anda sendiri, salah satunya adalah dengan membaca tulisan tangan Anda sendiri.
“U have diamond in your self, Light up your self ! “
Firliana Purwanti, The Author of The Orgasm Project
Sesi selanjutnya yang tak kalah menariknya di isi oleh Firliana Purwanti, seorang penulis yang mempunyai proyek pribadi bernama The ‘O’ Project, sesuai dengan judul buku yang ditulisnya. Proyek ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perempuan Indonesia berorgasme dalam hubungan seksual dengan pasangannya. Di Amerika dilakukan sebuah penelitian yang mengatakan perempuan yang merasakan orgasme atau kenikmatan seksual yang paling puncak hanya 30% sedangkan laki-laki hingga 70%, hal inilah yang mengusik perasaan Firliana sehingga ia melakukan The ‘O’ Project ini.
[caption id="attachment_190173" align="aligncenter" width="204" caption="www.theorgasm-project.com"]
Ia memutuskan untuk mewawancarai 16 perempuan Indonesia di Aceh, beberapa di Jakarta, Surabaya, Jogja, dan Makasar. Respondennya adalah perempuan yang masih lajang, sudah menikah, sudah mempunyai anak, perempuan lesbian, biseksual, perempuan transgender, perempuan yang berstatus positif HIV AIDS, perempuan pekerja seks di Surabaya, perempuan yang dipoligami, perempuan yang tidak pernah disunat, dan perempuan yang berbadan besar (over weight). Pertanyaan untuk mereka cuma satu, Bagaimana si orgasme kalian?
Menariknya, dari jawaban cerita orgasme 16 perempuan tersebut membuktikan bahwa ada satu konsep yang selalu ditanamkan ke anak perempuan sejak kecil. Pada perempuan Indonesia ditanamkan sejak kecil harus menjadi perempuan baik-baik, selalu menurut apa kata orang tua, apa kata kakak, paman, nda perlu banyak bicara, tak perlu berkarir tinggi-tinggi, cukup mencari pasangan lalu menikah, itu adalah prestasi menjadi perempuan baik-baik. Coba perhatikan anak-anak perempuan yang selalu dicekoki cerita dan kisah-kisah putri raja dan cerita Cinderella, bahwa perempuan baik-baik itu cukup rajin membersihkan rumah, melayani kepentingan keluarga yang lain, pendiam, dlsb. Firliana menyebutnya sebagai Cinderella Syndrome, hal ini yang menginspirasi Saya untuk menuliskan puisi Cinderella Syndrome.
Berbeda dengan anak lelaki yang mendapatkan kisah-kisah super hero dari komik Batman, Superman. Karakter super hero adalah karakter yang selalu memikirkan keamanan masyarakat, bagaimana berfikir luas untuk menghentikan kekerasan, anak lelaki tidak ditanamkan batasan-batasan mimpi, mereka berfikir luas dan bebas.
Penanaman konsep Cinderella Syndrome seperti ini sangat berpengaruh pada kehidupan seksual perempuan. Ini berkontribusi kenapa perempuan hanya mengalami orgasme 30% dibandingkan laki-laki yang mengalami orgasme 70% , karena di tempat tidur sekalipun perempuan selalu mementingkan kesenangan dan kenikmatan seksual pasangannya. Sungguh disayangkan jika perempuan tidak menikmati orgasme dalam berhubungan, karena katanya orgasme itu rasanya luar biasa. Firliana mendeskripsikan orgasme sebagai ledakan terjadinya alam semesta big bang. Menerangkan apa itu Orgasme agak susah, menurut Firliana seperti menerangkan warna pelangi kepada orang buta, ia menarasikan rasanya orgasme itu seperti ada rasa yang menjalar dari ujung kaki lalu dia naik… naik… naik… terus menjalar hingga ke atas kepala dan “BAAANGG” meledak di atas kepala !
Sayangnya konsep perempuan baik-baik itulah yang menghalangi perempuan untuk mendapatkan kenikmatan orgasme. Jika perempuan tidak mampu, tidak berani mengekspresikan perasaannya di tempat tidur itu juga sama dampaknya di ruang publik, di ruang kerja, tidak berani menyampaikkan pendapat yang ingin disampaikan. Menurut Firliana orgasme adalah sebuah indikator apakah kita seorang perempuan yang berdaya atau tidak, kalau kita perempuan yang berdaya, memiliki posisi tawar untuk bernegosiasi dengan pasangan, tentunya dapat dikomunikasikan dengan pasangan sehingga bersama-sama mendapatkan kenikmatan hubungan seksual.
Jika perempuan telah mendapatkan puncak kenikmatan seksual
berarti ia telah peduli pada diri sendiri
><
Lucy Wiryono, Owner of Holycow Steakhouse by Chef Aafit
Selanjutnya Lucy Wiryono seorang Owner of Holycow Steakhouse by Chef Aafit, juga sebagai presenter acara motogp melakukan presentasi yang juga tak kalah menariknya. Ia menceritakan bagaimana awalnya Holycow Steakhouse berdiri, Ia bersama suaminya Aafit Dwi Purwanto memulai dari sebuah ide besar, Wag yu for everyone!
[caption id="attachment_190176" align="aligncenter" width="300" caption="dok. pribadi"]
Daging wag yu ini masih tergolong makanan yang cukup mahal, berangkat dari hal itu Lucy bersama suaminya Aafit membuka warung kecil-kecilan –kaki lima- di pinggir jalan, ingin agar semua orang dapat menikmati daging wag yu dengan harga yang terjangkau. Enam bulan kemudian barulah ia membuka Holycow Steakhousenya yang cukup “nyaman” di Jl. Bhakti no.15 Senopati bersama suaminya Aafit.
Dalam konsep usahanya, Lucy bukan hanya mengejar profit namun juga untuk membuka peluang kerja, mensejahterakan karyawannya dan meningkatkan taraf hidup mereka. Lucy bersama suaminya memiliki “bigger picture” dalam menjalankan usahanya, yaitubukan hanya mencari profit tapi juga memberikan benefit pada orang lain.Ia memfasilitasi karyawan-karyawannya untuk mendapatkan kredit rumah dengan harga yang terjangkau. Woow… kepedulian Lucy terhadap karyawannya patut diacungi jempol.
Rudy Ramawi, Country Head Google Indonesia
Menurut Rudy Ramawi sumber inspirasinya dalam bekerja adalah ketidaknyamanan dalam bekerja, ketidaknyamanan yang dimaksudnya bukan galau atau unhappiness, maksud ketidaknyamanannya adalah lawan dari nyaman hanya dengan bekerja, nyaman dengan jabatan yang dicetak di atas kartu nama dengan logo perusahaan. Dijelaskannya ketika Saya mulai merasa nyaman dalam pekerjaan, Saya selalu bertanya terus pada diri sendiri,
am I learning, am I growing ?
I want to be uncomfortably excited !
jika Saya tidak nyaman Saya akan belajar,
jika Saya belajar Saya akan bertumbuh,
jika Saya bertumbuh,
maka akan bisa memberikan impact yang lebih besar lagi
pada perusahaan di mana tempat Saya bekerja
[caption id="attachment_190174" align="aligncenter" width="300" caption="dok. pribadi"]
Sebagai Country Head Google Indonesia, Rudy Ramawi menceritakan bahwa di kantor google semua karyawannya diberikan fasilitas makan pagi dan makan siang setiap hari secara gratis. Di dalam kantor-kantor google ada restorannya dan dengan chef-chef yang tidak memasak sembarangan. Prinsipnya adalah orang cerdas jika sudah merasa nyaman di perut, perasaan ketidaknyamanan di hati dan pikiran akan direalisasikan dengan cara yang lebih kreatif, efektif dan inovatif. Google memulai kesuksesan dengan kepeduliannya kepada karyawan-karyawannya.
Di Google ada istilah “20% time”, maksudnya adalah 20% dari waktu kerja, satu hari dalam lima hari kerja, karyawan Google dibebaskan untuk melakukan hal-hal yang disenangi untuk berinovasi dan menghasilkan hal-hal baru. Dengan kenyamanan yang diberikan Google pada karyawannya ini, terbukti menghasilkan masterpiecenya Gmail dan yang terbaru adalah Google Art Project yang baru diluncurkan April 2012 ini. Jika semua orang hanya mengerjakan job descriptionnya masing-masing maka umur inovasi, cycle innovation itu akan mati. Tidak terbayang jika manusia berhenti berinovasi.
Alvin Adam, Presenter Just Alvin Metro TV
Pada presentasinya Alvin Adam tidak mengenakan mic yang wireless, ia lebih suka mengenakan mic biasa untuk menjaga kesederhanannya. Dahulu Alvin memiliki usaha gerobak mie ayam, dari satu gerobak berkembang menjadi 14 gerobak dalam waktu dua tahun, hanya mie ayam kecil. Semua karyawannya diambil dari Tasikmalaya, diajak ke Jakarta untuk bekerja. Prinsip kerjanya adalah loyal dan konsisten pada apapun bidang yang digeluti, kemanapun pergi dengan kedua hal tersebut pintu rejeki pasti akan selalu terbuka untuk kita.
Alvin Adam menekankan hidup tidak jauh dari rasa, dengan rasa semua hal bisa dilakukan. Rasa bagaimana kita peduli pada diri sendiri dengan menghargai diri sendiri dan orang lain.
So…
Ask your self,
masih punyakah kita rasa peduli?
.
Rene Suhardono, Career Coach & Founder of Impact Factory
Pada sesi terakhir femme talks diisi oleh Rene Suhardono yang tidak kalah inspiratifnya dengan speakers sebelumnya. Ia bertanya berapa liter air yang sudah Anda konsumsi hari ini? Tahukah Anda satu liter air adalah konsumsi air selama seminggu untuk anak-anak Somalia. Apakah Anda mengerti itu sebagai sebuah penderitaan yang cukup ekstrim? Hmm… nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?
Menuru Rene,
bukan bagaimana how caring are you
but how you are caring?
Because we have to caring!
.
Rene menyelingi presentasi dengan humor cerdas tentang Owa Jawa. Owa jawa hanya tinggal 4000 ekor di dunia dan mereka hidup sebagai satu keluarga. Owa adalah makhluk yang unik, berpasangan sekali seumur hidup, jika pasangannya mati maka pasangannya juga akan mati karena depresi. Ia tidak bisa bergonta-ganti pasangan, setia, maka jika ingin mencari lelaki setia carilah Owa Jawa! Ahaha…
Yang lebih penting dari itu adalah cara hidup Owa di hutan, mereka 99,9% hidupnya di atas pohon, tidak turun ke bawah. Owa jawa adalah indikasi kehidupan di dalam hutan, pada saat Owa Jawa sudah tidak ada, hutan itu sebenarnya sudah tidak sehat, sudah tidak menyimpan air yang cukup. Secara kekeluargaan mereka hidup dalam kekerabatan yang erat, mereka bersahut-sahutan sesama Owa dengan berteriak melalui suara yang khas. Sungguh banyak pelajaran yang bisa diambil dari Owa Jawa. Lalu bagaimana dengan cara Anda hidup? lebih baikkah dari Owa Jawa?
Dua pembicara sebelum Rene yang tak kalah inspiratifnya adalah Betti S. Alisjahbana, Founder of QB Leadership Center dan Tri Mumpuni, Founder of IBEKA (Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan). Ibu Betti S. Alisjahbana dalam presentasinya menjelaskan tentang program beasiswa BIUS ITB yang dijalankannya, dimana program tersebut menjaring anak-anak mahasiswa yang tidak mampu namun memiliki kecerdasan untuk maju dan berkembang untuk kuliah di ITB. Lebih lengkap mengenai BIUS ITB sila berkunjung di sini. Menurut Ibu Tri Mumpuni pemberdayaan melalui kepedulian adalah dengan meningkatkan semangat sebuah komunitas. Ibu Tri menceritakan tentang bagaimana seorang petani kecil di desa yang mengusahakan listrik di desanya hingga 13.000 watt, namun si petani akhirnya meninggal dan usaha mulianya dilanjutkan dengan semangat tingkat dewa oleh Ibu Tri Mumpuni, sehingga upaya menerangi desa menjadi cahaya yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat desa.
Bersyukur sekali Saya menjadi bagian dari acara hebat ini. Mohon maaf jika kepanjangan, semoga ada manfaatnya. :)
Ide,
Gagasan,
Inspirasi,
Tersebar luas
Sejauh hati ingin mencari
Dan kepedulian adalah wadahnya
Untuk merangkai ide menjadi gagasan yang menginspirasi
It’s About How You Are Caring
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H