Literasi Islam: Renungkanlah kematianmu!
Renungkanlah wahai manusia, sebenarnya kamu akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui, terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali ke rumahnya (karena mati), terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi (karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati).
Dalam perspektif Islam, kematian adalah salah satu ketetapan Alloh Ta'ala yang pasti terjadi pada setiap makhluk hidup. Kematian dipandang sebagai akhir dari kehidupan duniawi dan awal dari kehidupan akhirat, tempat manusia mempertanggungjawabkan amal perbuatannya di dunia. Islam memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana memandang dan menghadapi kematian dengan bijaksana.
Kematian adalah bagian dari qodar Alloh Ta'ala yang telah ditentukan sebelum seseorang dilahirkan. Seperti dalam firman Alloh Ta'ala (yang artinya), "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya akan disempurnakan balasanmu pada hari kiamat, Maka barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia orang yang beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Ali Imran : 185).
Kematian merupakan titik awal keabadian menuju kehidupan akhirat. Dalam Islam, Setelah kematian telah menunggu dua tempat keabadian. Orang yang beruntung (orang iman) akan berada di keabadian surga. Dan orang yang celaka (orang munafik, kafir dan musyrik) akan berada di keabadian neraka. Surga adalah tempat kebahagian yang abadi dan neraka adalah tempatnya kesengsaraan yang abadi.
Kholifah Umar bin Khottob selalu mengingat kematian meskipun menjabat sebagai kholifah. Ia dikenal sering meminta nasihat kepada sahabat-sahabatnya agar selalu diingatkan akan kematian. Dan Rosulullah SAW mengingatkan kematian didalam Al Hadist, Â Nabi Muhammad SAW bersabda: "Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (yaitu kematian)." (HR. Tirmidzi).
Dalam Al-Qur'an, kematian Firaun yang ditenggelamkan didasar lautan bersama bala tentaranya adalah peringatan bagi manusia agar tidak sombong dan menentang Alloh Ta'ala. Firman Alloh Ta'ala (yang artinya), "Maka pada hari ini Kami (Alloh) selamatkan badanmu (Firaun) agar kamu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, Dan sesungguhnya kebanyakan manusia terhadap ayat-ayat Kami niscaya melupakan." (QS. Yunus: 92)
Kematian mengajarkan manusia untuk:
- Selalu mengingat Alloh Ta'ala (Taqwa): Dengan menyadari kematian, seorang Muslim terdorong untuk selalu meningkatkan ibadah dan memperbaiki hubungan dengan Alloh Ta'ala dan.
- Selalu Beramal Baik: Kesadaran akan kematian memotivasi seseorang untuk beramal baik kepada Alloh Ta'ala dan sesama manusia serta semua makhluk Alloh Ta'ala yang bernyawa, meninggalkan perbuatan maksiat yang mendatangkan dosa, dan mempersiapkan bekal pahala yang banyak dengan banyak amal sholeh.
- Tidak Mencintai Dunia Berlebihan: Kematian mengingatkan bahwa dunia bersifat sementara, sehingga fokus hidup seharusnya pada kebahagiaan abadi di akhirat.
Dalil-Dalil dalam Al Qur'an Tentang Kematian
Kepastian Kematian: Firman Alloh Ta'ala (yang artinya), "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendatangi kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...al-ayat" (QS. An-Nisa: 78)
Tidak Ada yang Bisa Menghindar: Firman Alloh Ta'ala (yang artinya), "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami (Alloh)-lah kamu dikembalikan."
(QS. Al-Anbiya: 35).
Kematian Adalah Ujian: Firman Alloh Ta'ala (yang artinya), "Dan Kami (Alloh) tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad); maka jika kamu mati, apakah mereka akan kekal?" (QS. Al-Anbiya: 34)
Amalan untuk Persiapan Setelah Kematian
- Memperbanyak dzikir dan istighfar (doa mohon pengampunan) sebagai amalan dzikrillah mengharapkan rahmat dan ampunan Alloh Ta'ala sebagai bekal setelah kematian.
- Memperbanyak Beramal Sholeh: Beramal ibadah yang banyak kepada Alloh Ta'ala, sesama manusia dan Makhluk Alloh yang berjiwa terutama memperbanyak amal jariyah, menimba dan mengajarkan ilmu bermanfaat, dan doa anak sholeh yang akan terus mengalir meskipun seseorang telah wafat sebagai bekal pahala pada saat hari perhitungan amalan (hari kiamat).