Mohon tunggu...
Muhammad Nur Amien
Muhammad Nur Amien Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas Bersahaja

Hobi menulis dan membaca semua bidang ilmu dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Film

6 Film Fenomenal yang Mengangkat Tema Tragedi Berdarah G30S (Gerakan Kudeta PKI)

5 Oktober 2024   07:05 Diperbarui: 5 Oktober 2024   07:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

6 Film Fenomenal yang Mengangkat Tema Tragedi Berdarah G30S (Gerakan Kudeta PKI)

Tragedi Gerakan 30 September 1965 atau G30S merupakan peristiwa berdarah yang mengguncang Indonesia, merenggut nyawa 6 jenderal TNI Angkatan Darat dan 3 Perwira TNI Angkatan Darat yang terjadi di Jakarta dan Yogyakarta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), dan menjadi titik penting dalam sejarah bangsa. Kejadian ini mengguncang Indonesia dan telah menginspirasi banyak sineas untuk mengangkatnya dalam berbagai film. Setiap karya menghadirkan sudut pandang unik mengenai insiden tersebut, dari aspek pengkhianatan, intrik politik, hingga tragedi kemanusiaan yang mengikuti peristiwa tersebut.

Salah satu film internasional yang cukup mengejutkan, dan di luar dugaan adalah film The Year of Living Dangerously (1982) yang dibintangi oleh aktor Hollywood terkenal, Mel Gibson. Kehadirannya dalam film yang mengangkat G30S memberikan warna baru pada representasi tragedi ini di panggung internasional. Film-film lainnya, baik yang diproduksi di dalam negeri maupun luar negeri, menyoroti latar belakang sejarah, kekejaman yang terjadi, serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia saat itu.

Berikut ini adalah 6 daftar film yang mengangkat kisah G30S dari berbagai perspektif dimana 3 Film dibuat pada masa pemerintahan orde baru dan 3 Film dibuat setelah Era Reformasi setelah jatuhnya pemerintahan orde baru tahun 1998.

Film yang diproduksi pada Masa Orde Baru (1966 - 1998)

1. The Year of Living Dangerously (1982) -- Dibintangi oleh Mel Gibson sebagai Hamilton seorang jurnalis/wartawan Australian Broadcasting Service dari Australia untuk meliput panasnya politik di Indonesia pada bulan September-Oktober 1965, film ini menggambarkan masa-masa sebelum dan sesudah tragedi G30S PKI dari sudut pandang orang asing. Lokasi pengambilan film dilakukan di negara Philipina dan semua pemeran pembantu dan figuran semuanya dari orang Philipina. (Film ini Dilarang ditayangkan di Indonesia pada masa orde baru)

2. Pengkhianatan G30S/PKI (1984) -- Karya Arifin C. Noer yang paling dikenal di Indonesia sebagai film sejarah resmi dari pemerintah tentang peristiwa ini. Film ini menggambarkan malam penculikan para jenderal TNI Angkatan Darat oleh sebagian pasukan paspampres dibawah pimpinan Letnan Kolonel Untung dan dibantu pasukan bentukan PKI dengan sasaran 7 Dewan Jenderal yaitu Jenderal AH Nasution, Letjen Ahmad Yani, Mayjen R. Soeprapto, Mayjen Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen DI Panjaitan dan Brigjen Sutoyo semua dibunuh kecuali Jenderal AH Nasution bisa selamat tetapi ajudannya Lettu Pierre Tendean berhasil menghalangi tetapi langsung dibunuh ditempat dan ke tujuh jenazah dibawa ke daerah lubang buaya pondok gede dan dimasukkan kedalam sumur lubang Buaya. Kemudian keesokan harinya tanggal 1 Oktober 1965, TNI Angkatan Darat dibawah pimpinan Mayjen Soeharto (Pangkostrad) dan Kolonel Sarwo Edhi (RPKAD) mulai menetralisasi pasukan-pasukan dibawah komando PKI yang menduduki Lapangan Merdeka dan merebut Kembali Gedung RRI dan Pusat Telekomunikasi yang sempat dikuasai pasukan PKI yang mengumumkan Dekrit No 1. dan Kemudian tanggal 2 Oktober, pasukan TNI menuju Halim untuk membebaskan bandara dan pada tanggal 4 Oktober 1965 atas petunjuk Polisi Sukitman berhasil mengangkat 6 jenazah Jenderal dan 1 jenazah Lettu Pierre Tendean dari sumur di Lubang Buaya Pondok Gede. Dan setelah itu TNI melakukan penumpasan PKI dan antek-anteknya secara besar besaran dan dengan surat perintah sebelas maret 1966 Mayjen Soeharto melarang PKI dan organisasi-organisasi sayap kiri dibawah PKI seperti Gerwani (Organisasi Wanita), Lekra (Organisasi Kesenian), BTI (Badan Tani Indonesia), Himpunan Sarjana Indonesia (HSI), dsb.  

3. Operasi Trisula (Film pemberantasan sisa-sisa PKI di Blitar) (1987) -- Diproduksi oleh PPFN (Pusat Produksi Film Negara) dan disutradarai oleh BZ. Kadaryono. Film Operasi Trisula merupakan operasi militer yang dilaksanakan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam rangka menumpas sisa-sisa Gerakan 30 September (G30S) PKI yang melarikan diri di daerah Blitar Selatan. Daerah Blitar Selatan ini sangat strategis sebagai tempat persembunyian dan berkumpulnya gembong-gembong PKI, karena daerah tersebut berupa tebing-tebing yang curam dan perbukitan yang sulit untuk dijangkau oleh pasukan darat. Untuk melaksanakan operasi tersebut Panglima Komando Daerah Militer VIII/Brawijaya membentuk Komando Satuan Tugas Operasi yang bernama Satgas Trisula pada tanggal 25 Mei 1968 dengan daerah operasi Blitar Selatan, Malang Selatan dan Tulungagung dengan tujuan untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan G30S/PKI.

Film yang diproduksi pada Masa Reformasi (1998 - sekarang)

4. Shadow Play: Indonesia's Years of Living Dangerously (2001) Film Dokumenter Shadow Play disutradarai oleh Chris Hilton menceritakan sedikit demi sedikit kisah para korban, mencoba untuk menjelaskan peran dan andil bangsa barat dalam periode 1965- 1966. Dalam beberapa dokumen, ditemukan adanya indikasi keterlibatan CIA yang bekerja sama dengan militer Indonesia. Hingga kini, dokumen-dokumen tersebut terus dikumpulkan dan dikaji lebih lanjut untuk melihat konteks dan fakta sesungguhnya yang melatarbelakangi kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada masa itu. Sutradara Chris Hilton juga memperkenalkan banyak orang yang untuk pertama kalinya berani berbicara tentang kejadian 1965-66, dan yang dengan satu atau lain cara menjadi korban paranoia dan nafsu akan kekuasaan saat itu. Kesimpulan : Bahwa peristiwa G30S PKI benar-benar nyata dan terjadi tapi kita juga harus tahu udang di balik batu dan siapa dalangnya. Oleh sebab itu, Kita wajib mencoba untuk mencari kebenaran sedalam-dalam nya. Jangan sampai sejarah kita dirusak dan dimanipulasi oleh sang penguasa yang haus akan kekuasaan.

5. Jagal (The Act of Killing) (2012) -- Sebuah dokumenter yang mengeksplorasi dampak kekerasan pasca G30S, mengungkap kisah mengerikan dari sudut pandang para pelaku kejadian (Algojo yang menumpas PKI di Sumatera Utara). Jagal - The Act of Killing adalah film dokumenter pertama dari dua film dokumenter yang dibuat dalam waktu yang sama (Film Senyap 2012 ditayangkan 2014) mengenai pembantaian PKI di Sumatera Utara karya Joshua Openheimer. Jagal mengambil latar cerita dari sudut pandang Anwar Congo, seorang algojo (preman) yang telah membunuh banyak anggota PKI di daerah Sumatera Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun