Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Negara Republik Indonesia terpilih akan dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2024, artinya kurang dari satu bulan lagi.
Menjelang pelantikan ini, muncul spekulasi tentang potensi perpecahan antara Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Isu ini berkaitan dengan situasi politik Indonesia yang dinamis pasca pemilihan umum serentak Pilpes dan Pileg tahun 2024 .
Beberapa poin penting terkait isu ini:
1. Latar Belakang Politik
Prabowo Subianto, sebagai salah satu kandidat kuat presiden, memiliki hubungan baik dengan Gibran Rakabuming Raka, yang juga merupakan putra Presiden Joko Widodo. Gibran telah menunjukkan karier politik yang menjanjikan dengan terpilih sebagai Wali Kota Solo dan kemudian mengikuti dinamika politik nasional.
Gibran sempat masuk dalam spekulasi sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto, yang membuat konstelasi politik menjadi semakin menarik, terutama karena kedekatannya dengan Jokowi.
2. Spekulasi Perpecahan
Isu perpecahan antara Prabowo dan Gibran muncul akibat perbedaan kepentingan politik dan manuver politik di belakang layar, terutama terkait distribusi kekuasaan dalam pemerintahan mendatang antara Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Sebagian pengamat politik melihat adanya potensi ketegangan di antara pendukung dua tokoh ini, terutama di tingkat partai dan elit politik, yang bisa memicu dinamika lebih besar di koalisi pendukung.
3. Pengaruh Jokowi
Presiden Jokowi, sebagai tokoh sentral yang memiliki pengaruh besar dalam politik Indonesia, sering dianggap sebagai penentu arah politik bagi Gibran. Dukungan Jokowi kepada salah satu pihak dalam dinamika ini berpotensi memengaruhi stabilitas koalisi dan juga hubungan antara Prabowo dan Gibran.
Namun, Jokowi sendiri tampaknya berusaha menjaga stabilitas politik dan menjaga agar koalisi pendukung pemerintah tidak terpecah, terutama menjelang pelantikan.
4. Respons Publik dan Media
Media dan pengamat politik seringkali membesar-besarkan isu perpecahan ini, meskipun di lapangan tidak ada pernyataan resmi yang memperjelas ketegangan antara kedua belah pihak (Prabowo dan Gibran). Ini lebih banyak berupa spekulasi yang didorong oleh perkembangan dinamika politik pasca pengumuman resmi hasil pemilu dan pelantikan presiden serta dihubungkan dengan isu cawe-cawenya Bapak Presiden Jokowi nanti terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran setelah beliau sudah tidak menjadi presiden.
Media dan pengamat politik terutama di dunia maya terus-menerus membombardir "kejelekan" keluarga Jokowi dengan isu-isu yang didesain dengan narasi negatif dari kehidupan pribadi keluarga Jokowi, terutama kedua anak laki-lakinya dan anak menantu dengan berita-berita receh yang dikemas dengan provokatif dari para pengamat dan kader-kader partai yang sejak awal tidak menyukai Presiden Jokowi dan semua strategi politik beliau satu tahun menjelang pemilu serentak 2024. Bahkan isu ketegangan politik pada masa pilpres 2019 dimunculkan kembali dengan harapan bagi para elit politik dan grass root pendukung keduanya Prabowo - Gibran terjadi perpecahan menjelang pelantikan dan diharapkan terjadi chaos yang bisa menggagalkan Gibran dilantik sebagai wakil presidennya Bapak Prabowo Subianto.
5. Masa Depan Koalisi
Meski ada isu perpecahan, ada juga kemungkinan besar bahwa ini adalah bagian dari dinamika politik biasa menjelang pembentukan pemerintahan baru. Koalisi Prabowo-Gibran mungkin akan menemukan jalan tengah untuk mengakomodasi berbagai kepentingan, terutama jika Jokowi memainkan peran sebagai penengah.
Koalisi antara Prabowo dan Gibran akan terus diwarnai oleh negosiasi politik, dan perkembangan situasi bisa berubah seiring mendekatnya tanggal pelantikan.
Namun, hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi mengenai perpecahan tersebut. Politisi dan elite partai masih menjaga stabilitas koalisi demi memastikan transisi pemerintahan yang lancar pada 20 Oktober 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H