Mohon tunggu...
Nuraman Sjach
Nuraman Sjach Mohon Tunggu... lainnya -

Freelance Media # Penyimak Kompasiana # Penikmat Buku # Penikmat Musik # ... .

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Andromax V? Boleh dan Cukuplah!

4 September 2014   18:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:37 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkenalan pertama saya dengan produk smartfren sebenarnya di mulai dari modem-nya. Kebetulan pada waktu itu kantor tempat saya bekerja sedang membutuhkan semacam akses internet tanpa harus keluar uang banyak demi mengecek materi-materi yang masuk dari klien via e-mail. Alhasil, saya yang dianggap paling tidak gaptek di antara sekian kawan-kawan kantor waktu itu dimintai saran. Saran pun akhirnya tertembak pada modem keluaran smartfren ini.

Kali kedua, saya kembali bersentuhan dengan modem versi berbeda dari modem yang telah di beli oleh kantor. Modem mutakhir pada waktu itu langsung saya sambar guna keperluan pribadi karena saat itu produknya sedang promo. Mumpung harga murah, pikir saya kemudian. Karena waktu itu saya kos di area Jakarta Pusat jadi saya meyakini kalau menggunakan modem smartfren, apalagi dekat dengan kantor pusatnya, aksesnya pasti sangat cepat. Dan memang begitulah yang terjadi, akses internet di kamar kos saya sebegitu cepatnya dan tanpa lelet.

Tapi, sampai sekarang saya masih enggan menggunakan smartphone dari smartfren. Apa pasal? Sebabnya, pada waktu itu, saya tidak begitu yakin apakah akses data saya yang akan saya gunakan saat saya sedang berada di luar kota akan lancar lancar saja. Padahal, karena kebutuhan mobile sampai keluar kota saya sangat membutuhkan akses internet setiap jamnya. Belum lagi kalau keluar kota itu melampaui area botabek (Bogor, Tangerang, dan Bekasi), makin surutlah pemahaman saya tentang kegunaan hape pintar keluaran smartfren ini.

Seiring berjalannya waktu, keseringan menggunakan modem smartfren membuat saya harus dan terus menerus mengakses website produk ini. Mau tak mau, karena keseringan mengaksesnya, saya “berkenalan” dengan sejumlah produk yang ada dalam website tersebut. Dari modem jadul yang pernah digunakan oleh kantor saya, sampai modem terakhir yang saya beli saya akses. Hape pintarnya alias smartphone? jelas saya akses pula.

Namun, akses utama yang membuat saya kepincut untuk menyasar smartphone keluaran smartfren ternyata datang dari iklan promo Ramadhannya yang saya baca setiap pulang di bilangan Cipulir-Ulujami. Saking seringnya melihat iklan tersebut saya sampai berharap suatu waktu saya pasti akan membelinya. Pasti! Sebab harganya murah banget sih! (tapi tidak benar-benar murahan lho) Dari situlah saya makin intens mengakses website smartfren dan mulai membaca dan memperhatikan kira-kira smartphone mana yang layak masuk kantong celana saya.

Dari sekian produk minimalnya pertama-tama saya tertumbuk pada Andromax C2. Bergeser ke produk yang lain, akhirnya saya benar-benar terpaku pada Andromax V. Ya, Andromax V!

Mengapa Andromax V? Itu karena dari smartphone ini saya mendapatkan sejumlah fitur yang menurut saya sudah cukup terkait dengan pekerjaan harian ataupun hiburan yang saya inginkan. Belum lagi OS (operating system) yang diusungnya, yaitu Android 4.2 Jellybean, begitu familiar bagi saya. Jadi, mudah bila kapan waktu saya mengoprek banyak hal dari sistem operasi ini.

Belum lagi bidang layarnya yang menurut saya lebih dari cukup daripada saya mengambil yang seukuran tablet (tablet rata-rata berukuran 7 [tujuh] inci), yaitu 5 (lima) inci. Dengan luas layar seperti itu, sudah cukup bagi saya mengakses internet setiap waktu atau mengambil hiburan dari game-game atau permainan-permainan yang bakal saya download dari Google Play.

Apalagi saat ulasan smartphone ini, ternyata hampir keseluruhan bodinya terbuat dari plastik yang tidak mudah meninggalkan jejak-jejak sidik jari. Apa artinya? Secara kualitas bodi plastikAndromax V telah dibuat sedemikian rupa agar tampil canggih tidak saja isinya namun tampilan luarnya pun turut mendukung performa yang ada.

Bagaimana dengan kameranya? Sepengetahuan saya, standar minimal kamera hape paling tinggi ada di angka 5 megapiksel. Seingat saya yang pernah menggunakan kamera saku dengan megapiksel yang sama, tampilan gambar yang dihasilkan itu sudah bagus. Bahkan seorang kawan fotografer saya pernah mengungkap hal yang sama bahwa kalau saya menemukan hape pintar yang berkamera, minimal ambillah yang kameranya 5 megapiksel.

Kali ini, saya salah kaprah terhadap performa Andromax V. Sebab kamera yang ditawarkannya ternyata telah melampaui 5 megapiksel, yaitu 8 (delapan) megapiksel; dan autofokus dan memiliki flash pula! Ini berarti, tidak seperti kamera saku biasa, cukup dengan piksel sedemikian saya akan mendapatkan hasil gambar yang lebih tajam dari yang 5 megapiksel. Sekadar informasi, kamera depan Andromax V sudah mengusung angka 2 (dua) megapiksel melampaui tipe hape pintar dalam kategori OS maupun spek yang sama lainnya. Dan kamera belakangnya berada di angka 8 megapiksel. Dalam hati saya berujar, bolehlah.

Dengan kamera bermegapiksel seperti itu, hasil-hasil foto dipastikan tampil lebih tajam dengan kualitas warna lebih baik di banding smartphone sejenis. Kalau berkesempatan membanding sendiri, cobalah menaikkan level perbandingan lebih tinggi, seperti hasil videonya. Seingat saya yang pernah iseng membuat video keluarga, dengan kapasitas megapiksel seperti ini baik di dalam maupun di luar ruangan hasilnya sudah sangat mumpuni. Contohnya dapat dilihat di sini.

Soal fitur-fitur lainnya jangan tanya detaillah. Fitur-fitur standar sudah pasti tersemat pada Android Jellybean macam ini. Mulai dari Gmail yang kudu pasti ada, Google Plus, dan lain-lain ya sudah pasti harus ada di Andromax V ini. Kalau ingin mengetes akselerasinya, paling mudah ya coba di bagian videonya. Karena untuk membuktikan keunggulan prosesor Andromax V biasanya mode yang saya gunakan ada di bagian itu. Dengan memori 8 gigabit, RAM (random access memory) 1 (satu) gigabit, dan dukungan dari GPU PowerVR SgX 544 MP dan Quad Core 1.2 Ghz saya yakin video yang akan saya putar tidak akan putus-putus.

Sebagai informasi tambahan, Andromax V mengusung 2 simcard aktif (dual on active), CDMA plus GSM. Kartu GSM sudah saya miliki, sedangkan yang CDMA tentunya dari kartu smartfren-nya dong. Namun, yang menarik perhatian saya adalah, coba bandingkan dengan Andromax lainnya, semacam Andromax U3 dan Andromax Z. apa yang membedakan antara mereka bertiga? Saya sih melihat bahwa ternyata 2 produk terakhir mengusung 2 mini simcard (tertera micro RUIM dan SIM). Ini berarti mau tak mau pengguna dua hape pintar ini perlu memotong bagian tertentu (bukan bagian intinya ya) dari kartunya agar dapat menyesuaikan dengan slot yang ada pada dua hape itu. Sementara di Andromax V saya tidak perlu melakukan hal itu.

Ah, cukuplah! benak saya berujar.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun