"Permainan" media jelang pemilu begitu masif, kalau boleh saya menulis seperti itu. Kalau orang Jakarte bilang, "Gue kagak kenal ama loe kenapa gue mesti milih loe!" Belum lagi melihat foto-foto caleg yang dipajang di pohon-pohon, maka tepat kalau ada yang bilang caleg macam ini kelasnya seperti monyet yang mejeng di pohon. Karenanya, bagaimana nanti kalau sudah masuk ke "kandang" semacam gedung MPR/DPR, rumah rakyat. Berlakulah uraian jadul almarhum Gus Dur yang menyebut lagak anggota legislatif ini semacam anak-anak TK.
Ah, saya memang awam soal ini. Memilih nanti tanggal 9 April? Insya Allah.
Berharap ada perubahan, tetapi kontribusi langsung itu lebih penting tanpa harus diembel-embeli oleh partai atau dukung mendukung siapa pun orang per orang. Karena kita sendiri adalah bagian utama dari negeri ini. Kitalah yang harusnya langsung memberi sumbangsih, tentu sesuai kapasitas yang kita mampui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H